Media Bawean, 13 Februari 2011
Mahasiswa yang identik dengan aksi demo dan kritisnya, ternyata berubah lemah lembut disaat melantunkan barzanjih dalam memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. yang diadakan tadi malam (12/2/2011), bertempat di Kantor Pusat PMB Se-Nusantara di Jalan Jaksa Angung Suprapto Gresik.
Wahid Zarkasih sebagai Ketua Umum PMB Se-Nusantara mengatakan budaya molod di Pulau Bawean harus tetap dipertahankan. Dengan alasan sebagai khasanah budaya dan tradisi serta kekayaan kebudayaan Bawean.
" Tradisi angkatan yang saat ini cenderung besar-besaran ataupun pamer kekayaan, sebaiknya dihentikan dan diganti dengan konsep minimalis, hanya untuk menghormati dan memperingati kelahiran Nabi yang tujuannya untuk mencontoh dan meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW."katanya.
"Untuk kalangan muda diharapakan untuk proaktif mempelajari dan tampil pada pembacaan berzanji, dekker dan shalawat dalam acara maulid, sedangkan realitas yang ada sedikit sekali yang bisa atau mampu membaca berzanji tersebut, dikhawatirkan tradisi maulid terancam punah,"paparnya.
Angkatan maulid yang diadakan oleh PMB Se-Nusantara sangat kecil, seperti angkatan maulid siswa-siswa SD atau MI di Pulau Bawean. Tetapi menurut Wahid Zarkasih yang terpenting adalah memaknai nilai perjuangan Nabi Muhammad SAW., bukan soal angkatannya besar berdampak memperbesar perut saja. (bst)
Posting Komentar