Media Bawean, 6 September 2011
Belum tersedianya rumah sakit dengan fasilitas medis yang lengkap, membuat pasien gawat darurat di Bawean harus dirujuk ke RSUD Ibnu Sina, Gresik. Selain memakan biaya tinggi, rujukan ke rumah sakit di Gresik penuh dengan resiko selama mengarungi pelayaran. Untuk itu, warga Bawean berharap Pemkab Gresik segera merealisasikan pembangunan rumah sakit di pulau tersebut.
Dalam arus balik dari Bawean ke Gresik, Minggu siang, KM Ekspres Bahari 1C membawa 380 penumpang serta 3 pasien. Pasien tersebut dua diantaranya bersalin serta 1 orang menderita penyakit dalam. Pasien hamil bernama Diana (30) harus menjalani operasi caesar. Karena di Bawean tidak ada kamar bedah caesar, pasien dirujuk ke RSUD
Ibnu Sina. Sedangkan pasien lainnya adalah seorang nenek berusia 60 tahun harus ditangani dokter spesialis penyakit dalam karena di Bawean tidak ada.
Dengan kondisi seperti itu, Anggota DPRD Kabupaten Gresik, Akhwan, SH kembali mengingatkan Dinas Kesehatan Gresik untuk segera merencanakan pembangunan rumah sakit di Bawean.
Menurut Akhwan, SH, usai dilantik sebagai Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto pernah berjanji segera mengalokasikan anggaran untuk pembangunan
rumah sakit. Namun hingga saat ini janji tersebut masih belum direalisasikan oleh bupati dan jajarannya di dinas kesehatan.
“Saat sidang di dewan masalah ini sudah dibahas. Bahwa Bawean cukup mendesak untuk dibangun rumah sakit. Kasihan warga Bawean tiap kali sakit berat harus dilayar ke Gresik gara-gara di Puskesmas Bawean tidak ada dokter spesialis dan peralatan medis yang tidak memadai,” kata Akhwan.
Terpisah Kepala Puskesmas Sangkapura, dr Achmad Syafi’ kepada wartawan beberapa waktu lalu menegaskan, sulit untuk mengubah status puskesmas menjadi rumah sakit. Kendalanya diantaranya lahan dan ahli medisnya.(ris)
Sumber : Radar Surabaya
Sumber : Radar Surabaya
5 comments
Tanggapan terhadap pernyataan dr. Achmad Syafi' (walaupun disampaikan beberapa waktu lalu). Wajar saja dr. Syafi' berbicara begitu. Pertama, karena dr. Syafi' bukan orang Bawean yg tidak akan selamanya di Bawean. Kedua, dr. Syafi' barangkali tidak sempat berfikir Bawean beberapa dekade yg akan datang.
Lain halnya bila yang berbicara adalah orang Bawean sendiri dan memiliki cita-cita yang visioner untuk Bawean. Baginya tidak ada yang tidak mungkin, semuanya mungkin. Tinggal kapan waktunya terjadi dan bagaimana proses menjadikan semua yang tidak mungkin td menjadi MUNGKIN.
kalau ada dana dari pemerintah untuk memberikan tungjangan yg lebih kepada para dokter specialist tentu akan banyak dokter yg bersedia ke bawean. tanpa itu semua mustahil.
tidak ada keseriusan pemkab Gresik. sudah menjadi keharusan berdirinya RS di Bawean.pak akwan, muhajir dan miftahol janah...jangan hanya pasang poster!!! kerja dong....
untuk sementara ini, mungkin bisa meringankan pasien. jika pihak Perusahaan Operator kapal memberikan tempat khusus bagi masyarakat bawean yang dirujuk ke RSUD ibnu sina gresik. dan membebaskan biaya tiketnya. Hal ini pernah saya tanyakan ke pihak manajemen ekspres bahari, dan menjawab bahwa ada diskon untuk penumpang yg sakit dan dirujuk ke gresik. nah tinggal masyarakat bawean nih gmn? Pengusaha kapal jangan cuma ambil untung saja dari penumpang tapi juga harus ada Tanggung Jawab Sosial pada masyarakat setempat. ok bro?
Tidak harus menunggu deri pemerintah,toh swastapun juga boleh mendirikan rumah sakit,cauma masalahnya adalah faktor perhitungan untung rugi..Cuma,, alangkah baiknya kalau tokoh-tokoh masyarakat Bawean yang kini sudah duduk di DPR/DPRD,membuka mata dan telinga serta bersuara pada pemerintah agar Bawean lebih di perhatikan..terutama di bidang kesehatan...
Posting Komentar