Media Bawean, 29 Juli 2008
Cerita Abdul Aziz (Kepala Desa Daun)
Pada suata hari ada warganya yang menerima surat dari anaknya di Malaysia. Setelah menerima surat, Ibu tua tersebut mencari orang untuk membacakan isi surat yang diterimanya.
Setelah menemukan orang yang bisa membacakan surat, Ibu tersebut duduk dengan konsentrasi untuk mendengarkan dengan baik isi surat.
Kepada
Ibunda di Daun
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Perlu ibu sekeluarga ketahui di Bawean, bahwa si Fulan anak ibu di Malaysia telah berpulang ke rahmatullah.......
Spontan ibu tersebut menjawab Alhamdulillah anak sudah pergi ke Mekkah, semoga menjadi haji yang mabrur sambil mengucapkan kata-kata syukur berulang-ulang.
Mendengar reaksi ibunya, si pembaca merasa heran dan aneh melihat reaksi ibunya setelah mendengar rahmatullah. Dalam hati pembaca timbul tanya, kenapa anaknya meninggal dunia kok dikira pergi haji. Si pembaca mengaitkan kata rahmatullah dengan kata baitullah, oh iya hampir sama.
Ibu, tolong didengarkan dulu kata si pembaca. Ibu lalu diam dan konsentrasi lagi untuk mendengarkan lanjutan bacaan surat tersebut. Si pembaca menjelaskan, bahwa anak ibu bukan pergi haji, tapi telah berpulang kerahmatullah masuk liang kubur.
Mendengar kata pembaca tersebut, spontan ibu yang tadinya gembira berubah menjadi suara tangisan yang nyaring, happak anak ati'e la mati len, aduuuuuuuuuh anak bule. Mendengar tangisan tersebut semua keluarga berkumpul datang untuk melawat kerumah ibu yang anaknya meninggal dunia di Malaysia. (bst)
Cerita Abdul Aziz (Kepala Desa Daun)
Pada suata hari ada warganya yang menerima surat dari anaknya di Malaysia. Setelah menerima surat, Ibu tua tersebut mencari orang untuk membacakan isi surat yang diterimanya.
Setelah menemukan orang yang bisa membacakan surat, Ibu tersebut duduk dengan konsentrasi untuk mendengarkan dengan baik isi surat.
Kepada
Ibunda di Daun
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Perlu ibu sekeluarga ketahui di Bawean, bahwa si Fulan anak ibu di Malaysia telah berpulang ke rahmatullah.......
Spontan ibu tersebut menjawab Alhamdulillah anak sudah pergi ke Mekkah, semoga menjadi haji yang mabrur sambil mengucapkan kata-kata syukur berulang-ulang.
Mendengar reaksi ibunya, si pembaca merasa heran dan aneh melihat reaksi ibunya setelah mendengar rahmatullah. Dalam hati pembaca timbul tanya, kenapa anaknya meninggal dunia kok dikira pergi haji. Si pembaca mengaitkan kata rahmatullah dengan kata baitullah, oh iya hampir sama.
Ibu, tolong didengarkan dulu kata si pembaca. Ibu lalu diam dan konsentrasi lagi untuk mendengarkan lanjutan bacaan surat tersebut. Si pembaca menjelaskan, bahwa anak ibu bukan pergi haji, tapi telah berpulang kerahmatullah masuk liang kubur.
Mendengar kata pembaca tersebut, spontan ibu yang tadinya gembira berubah menjadi suara tangisan yang nyaring, happak anak ati'e la mati len, aduuuuuuuuuh anak bule. Mendengar tangisan tersebut semua keluarga berkumpul datang untuk melawat kerumah ibu yang anaknya meninggal dunia di Malaysia. (bst)
Posting Komentar