Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Semangat "merantau" di kalangan Bawean Singapura

Semangat "merantau" di kalangan Bawean Singapura

Posted by Media Bawean on Minggu, 13 Juli 2008

Media Bawean, 13 Juli 2008

Tulisan EndahVision Singapura
Diterjemah Oleh Fiya (Kontributor Media Bawean di Kuala Lumpur)

Hidup sebagai perantau tinggal di kemah di bukit Mina sewaktu melaksanakan Haji tahun 2005

Semangat "merantau" selalu hidup di kalangan orang Bawean yang menetap di Singapura. Ramai di kalangan orang Bawean yang saya temui bekerja atau pernah bekerja dengan syarikat perkapalan atau penerbangan yang memberikan peluang untuk mengembara dan pada masa yang sama mendapat penghasilan untuk diri dan keluarganya.

Kehidupan di Disneyland Toon Town – Musim Bunga 1995

Kebanyakan saudara-saudaraku ada sikap suka "bekerja untuk bisa mengembara". Semangat merantau selalu ada pada mereka. Mereka bekerja sama ada di syarikat perkapalan atau penerbangan, atau di industri-industri lain yang memberikan peluang untuk mereka mengembara. Mereka menyandang jawatan pegawai, pramugara, pramugari, pencuci kapal terbang, catering kapal terbang, tukang masak dan lain-lain.

Di belakang Blue Mosque/Masjid Biru – Perjalanan ke Turki 1996

Seorang sepupuku pernah bekerja dengan perkapalan nasional Singapura sebagai Cadet Officer sebuah kapal kontena. Beliau telah berlayar menyeberangi tujuh lautan, jauh mengembara sampai ke Eropah. Akhirnya, beliau menetap di Australia dan menjadi warganegara di sana.

Keponakanku orang Australia

Seperti juga sepupuku, aku tidak ketinggalan punya sikap suka merantau dan mencari peluang untuk mengembara, dan pada waktu yang sama bisa mendapat penghasilan halal untuk diriku dan keluarga. Aku memang suka merantau, mengalami sendiri kehidupan di negeri orang dan pada masa yang sama mempelajari tradisi kehidupan masyarakat lain.

Berkawan dengan Muslim Turki di Anatolia sewaktu lawatan ke Turki pada tahun 1996

Sewaktu umurku 20an, aku memilih untuk bekerja dengan perkapalan nasional Singapura sebagai Administrator (Pentadbir). Ini dikarnakan pada waktu itu, syarikat menawarkan peluang kepada staf Admin untuk berlayar dua tahun sekali sebagai tamu jemputan Captain kapal kargo, bersama berlayar mengililingi dunia.

Subterranean City of Kaymakli – penempatan awal penduduk Kristian Turki

Waktu umurku 30an, aku memilih untuk bekerja di Bagian Kewangan dengan syarikat penerbangan Singapura. Ini dikarnakan firma itu menawarkan peluang untuk pekerjanya mengikuti penerbangan bersama pesawatnya ke mana-mana destinasi yang dituju, untuk bercuti. Dengan tiket percuma, aku bisa wisata ke bandar-bandar besar seperti Paris, London, San Diego, Los Angeles dan banyak lagi yang lain.

The Big Ben – musing dingin di London 1994

The Wave Rock – musim dingin di Perth 1999

Versailles – musim dingn di Paris 1994

Kini, aku sudah 40an, tapi semangat "merantau" masih tetap hidup dalam diri. Aku memilih untuk meninggalkan kerjaya dan mendampingi suamiku ke mana saja destinasi yang dibutuhkan oleh pekerjaannya. Beliau seorang jurutera dan sering kali dibutuhkan untuk bekerja di luar negeri.


Di pesisit pandai Dukhan – musim dingin di Qatar 2006

Semangat merantau ini berterusan mengalir ke dalam diri ketiga-tiga anakku. Yang paling kecil sering tertunggu-tunggu waktu pengembaraan seterusnya, anak-anakku yang lain sangat ingin belajar di luar negeri. Aku dan keluargaku sering mencari-cari peluang untuk bercuti jauh dari rumah, untuk merasakan pengalaman di tempat orang yang berbeda dengan apa yang kami jalani di Singapura.


Telaga di Pamukkale, istana Cotton – musim dingin di Turki 1996

Atas semangat merantau yang diturunkan oleh nenek moyang inilah yang mentakdirkan aku dilahirkan di Singapura dan bisa mendapat pendidikan yang baik. Agar hidup berkualiti, ku gunakan ilmu yang ada untuk mendapatkan hidup yang baik. Coba bayangkan kalau nenek moyangku tetap tinggal di Pulau Bawean, aku tidak akan ada di sini berkongsi pengalaman dengan anda semua, terutama orang-orang Bawean.

Saudaraku di Malaysia

Kepada orang-orang Bawean di seluruh dunia, kita seharusnya bangga dengan keberanian nenek moyang kita yang punya inisiatif untuk merantau mencari peluang-peluang hidup dan menghasilkan kita ini bisa mendapat pendidikan dan kualiti hidup yang lebih baik. Sebagai orang yang progresif (maju), sekarang adalah waktu untuk kita memberi, melaksanakan tanggung jawab kita untuk Bawean dengan mempromosikan diri kita sebagai orang Bawean yang bertanggung jawab untuk mengkedepankan bangsa yang dihormati dan terkenal dengan kualiti yang bagus. Apa saja yang kita lakukan dan di mana pun kita berada dan siapa pun kita, jangan pernah kita lupakan asal usul dan warisan kita. Ingatlah, kita adalah keturunan "Anak-anak Bawean".

SHARE :

1 comments:

Anonim 7 September 2011 pukul 14.04

Saya bangga dengan akak, tapi macam mana ya kak untuk menyadarkan orang bawean yang lupa diri dan tak mau mengaku yang mereka orang bawean (terutama diSingapore & Malaysia)

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean