Media Bawean, 17 September 2008
Sumber : Surya
GRESIK- Diantara sejumlah kepala desa (Kades) yang dilantik, Ilham Syifa' dilantik menjadi Kades Tanjung Ori, Kecamatan Tambak di Pulau Bawean. “Saya ingin maju bersama warga,” kata alumnus Pascasarjana jurusan Sosiologi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogjakarta itu, Senin (15/9). Ijazah keluaran perguruan tinggi ternama sebenarnya memberinya peluang bekerja di tempat yang bisa memberinya materi berkecukupan.
Namun pria berusia 30 tahun itu lebih suka mengajak istrinya yang berpredikat dokter dan menjadi Kepala Puskesmas Sangkapura untuk membangun tanah kelahirannya. “Dengan bekal keilmuan saya dan dukungan warga desa, saya punya cita-cita menyejahterakan masyarakat desa agar pemuda-pemuda desa tidak jauh-jauh merantau ke luar pulau atau ke luar negeri,” obsesi alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syuhada Yogjakarta dan lulus program diploma tiga IKIP Yogjakarta itu.
Sebagai penduduk asli, Ilham mengetahui pasti potensi warga yang trampil membuat kerupuk dari bahan ikan laut dan membuat gula jawa. “Potensi itu akan saya poles menjadi produk unggulan Desa Tanjung Ori dan ingin menjadikan desa home industri,” ungkapnya.
Bagi Ilham, dengan menjadi kades, kenikmatan dan kepuasan jiwa lebih terasa, meski pada akhirnya keuntungan materi sedikit hilang. Namun justru itulah yang menjadi modal dirinya bersemangat mengabdi, berbaur bersama warga desa. Sebab, nilai-nilai keberpihakan pada wong cilik itulah yang dia pahami saat duduk di bangku kuliah UGM. “ Meski hanya di desa, saya ingin berbuat nyata untuk wong cilik, “ ujar Ilham. st3
Sumber : Surya
GRESIK- Diantara sejumlah kepala desa (Kades) yang dilantik, Ilham Syifa' dilantik menjadi Kades Tanjung Ori, Kecamatan Tambak di Pulau Bawean. “Saya ingin maju bersama warga,” kata alumnus Pascasarjana jurusan Sosiologi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogjakarta itu, Senin (15/9). Ijazah keluaran perguruan tinggi ternama sebenarnya memberinya peluang bekerja di tempat yang bisa memberinya materi berkecukupan.
Namun pria berusia 30 tahun itu lebih suka mengajak istrinya yang berpredikat dokter dan menjadi Kepala Puskesmas Sangkapura untuk membangun tanah kelahirannya. “Dengan bekal keilmuan saya dan dukungan warga desa, saya punya cita-cita menyejahterakan masyarakat desa agar pemuda-pemuda desa tidak jauh-jauh merantau ke luar pulau atau ke luar negeri,” obsesi alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syuhada Yogjakarta dan lulus program diploma tiga IKIP Yogjakarta itu.
Sebagai penduduk asli, Ilham mengetahui pasti potensi warga yang trampil membuat kerupuk dari bahan ikan laut dan membuat gula jawa. “Potensi itu akan saya poles menjadi produk unggulan Desa Tanjung Ori dan ingin menjadikan desa home industri,” ungkapnya.
Bagi Ilham, dengan menjadi kades, kenikmatan dan kepuasan jiwa lebih terasa, meski pada akhirnya keuntungan materi sedikit hilang. Namun justru itulah yang menjadi modal dirinya bersemangat mengabdi, berbaur bersama warga desa. Sebab, nilai-nilai keberpihakan pada wong cilik itulah yang dia pahami saat duduk di bangku kuliah UGM. “ Meski hanya di desa, saya ingin berbuat nyata untuk wong cilik, “ ujar Ilham. st3
Posting Komentar