Waspadai Politik Beruang Tokoh Bawean

Menghadapi pemilu 2009, para calon legislatif (caleg) asal Pulau Bawean sudah banyak mengatur strategi matang untuk meraih salah satu kursi dari tiga jatah yang ada.

Terutama soal modal uang untuk mendapat dukungan, sudah terdengar bahwa calon A siap dana 100 juta, calon B siap 200 juta, dan calon C siap 300 juta. Persiapan dana dengan nominal besar tersebut akan digunakan untuk meraup suara sebanyak mungkin.

Sedangkan tokoh masyarakat, saat ditanya soal caleg yang didukung, jawabnya "Caleg banyak uangnya yang kami dukung, " jawabnya santai.

"Bila tidak punya uang, jangan mengharap dukungan dari kami. Sebab sebagai calon dewan jangan hanya bermodal abbeh saja," tegas tokoh kepada media bawean

Menurut pengakuan salah satu calon legislatif kepada media bawean, saat menghadap dengan Kyai besar di Pulau Bawean yang pertanyakan pertama adalah berapa besar modal yang akan digunakan untuk mencalonkan sebagai anggota dewan.

Dijawab,"100juta siap," kata calon anggota dewan kepada kyai besar.
Jawab kyai besar,"sebagai calon anggota dewan, modal harus banyak, minim 200 juta atau 300 juta, sebab mencalonkan kepala desa saja menghabiskan dana 50 juta sampai 100 juta," jawabnya.

Melihat fenomena seperti ini, sistem perpolitikan di Pulau Bawean sudah rusak total dan perlu diservis terutama para tokoh yang selalu mengharap keuntungan dari pesta demokrasi lima tahunan. Kenapa harus uang sebagai tolak ukur kesiapan untuk menjadi calon wakil rakyat di parlemen.

Perlu diwasapadai politik beruang tokoh Bawean, yaitu siapapun calon yang datang menghadap akan didukung dan diberi harapan untuk jadi anggota dewan. Sehingga para calon legislatif dengan mudah memberikan amplop dengan jumlah rupiah yang banyak. Keputusan akhirnya, caleg dengan nominal amplop terbanyak yang dijadikan pilihannya. (bst)