Media Bawean, Sabtu, 25 Oktober 2008
Sumber : Jawa Pos
Fokus Garap Tiga Bidang, Pak Dokter Akan Tetap Praktik
KEDIRI- Sehari setelah dipastikan menjadi pemenang versi sejumlah quick count, kemarin Samsul Ashar langsung menggelar jumpa pers di kediamannya, Jl Sriwijaya. Dia berjanji tidak akan melupakan visi dan misinya selama kampanye jika Selasa (28/10) nanti benar-benar ditetapkan sebagai calon wali kota terpilih oleh KPU Kota Kediri. "Semua yang sudah kami paparkan akan kami penuhi," janjinya.
Untuk diketahui, ada tiga program prioritas yang akan menjadi andalan Samsul Ashar. Yaitu pembangunan bidang kesehatan, perekonomian, dan pendidikan. Di bidang pendidikan, dokter spesialis penyakit dalam ini berjanji akan mengalokasikan anggaran minimal 20 persen dari APBD. Sehingga, biaya pendidikan di Kota Kediri benar-benar bisa digratiskan, mulai SD hingga SMA.
Adapun di bidang perekonomian, Samsul yang dalam pencalonannya di-backup oleh para pengusaha Bawean yang menguasai sebagian kawasan perdagangan Jl Doho ini berjanji akan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Salah satunya dengan mengoptimalkan sektor pertanian. Soal problem lahan di Kota Kediri yang sempit, baginya tak masalah. Sebab, yang akan digarap adalah agrobisnis. "Jangan hanya berpikir bahwa pertanian itu menanam padi saja. Tetapi, juga bisa buah-buahan," ujarnya.
Samsul memberi contoh, Kelurahan Burengan beberapa tahun lalu pernah menjadi penghasil anggur tanpa biji. Bahkan, pemasarannya bisa merambah hingga ke sejumlah supermarket besar di Kediri maupun luar Kediri. Namun, karena kurang diperhatikan, akhirnya menjadi punah. Makanya, ke depan, untuk pengembangan sektor agrobisnis, dia akan mendampingi produksi hingga pemasarannya.
Begitu pula untuk sektor lain yang bisa digarap dalam rangka mengurangi pengangguran, yaitu peternakan dan perikanan. Di antaranya adalah budidaya ikan hias. "Peluang pemasarannya masih sangat terbuka. Tinggal bagaimana kita mengolahnya," kata dia.
Lalu, bagaimana dengan bidang kesehatan? Samsul yang berpasangan dengan Abubakar berjanji berjanji akan mengalokasikan 18 persen anggaran dari APBD. Salah satunya untuk meluncurkan program one village, one doctor. "Setiap kelurahan akan ditempatkan satu dokter," tandas lelaki yang juga ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Kediri ini.
Bukan hanya itu. Samsul memiliki komitmen untuk tidak akan meninggalkan profesinya sebagai dokter. Jika nanti benar-benar ditetapkan dan dilantik sebagai wali kota, dia akan tetap membuka praktik untuk melayani pasiennya. Namun, waktunya tak bisa setiap hari seperti sebelum ini. Melainkan hanya dua kali seminggu. "Harinya Rabu malam dan Sabtu," kata Samsul yang kemarin didampingi istrinya, Dahlia Ishaq.
Menurutnya, itu merupakan salah satu media agar tetap bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat Kota Kediri. Dengan bertemu pasien, keluhan langsung masyarakat bisa diketahuinya. Sehingga, bisa dijadikan salah satu masukan dalam pengambilan keputusan.
Namun, apakah keputusan untuk tetap buka praktik itu tidak akan mengganggu tugas-tugasnya sebagai wali kota? Samsul berjanji untuk mengaturnya agar tidak berbenturan. Salah satunya dengan membatasi jumlah pasien. Maksimal sepuluh orang dalam setiap pertemuan.
Meski demikian, dari seluruh janjinya tersebut, Samsul tetap menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU Kota Kediri. "Saya berharap hasil penghitungan nanti tidak beda jauh dengan quick count. Jika berkurang, ya sekitar 1-2 persen. Jangan dari 40 persen turun menjadi 29 persen," harapnya.
Karena itu pula, Samsul masih membatasi diri untuk berkomentar lebih jauh terkait kebijakannya di Kota Kediri. Apalagi, kalaupun benar-benar ditetapkan sebagai calon wali kota terpilih, pelantikannya masih lama. Yaitu, April 2009, sesuai dengan habisnya masa jabatan Wali Kota Achmad Maschut. "Nanti saja setelah 28 Oktober (waktu penetapan calon terpilih oleh KPU, Red)," elaknya. (tyo/hid)
Sumber : Jawa Pos
Fokus Garap Tiga Bidang, Pak Dokter Akan Tetap Praktik
KEDIRI- Sehari setelah dipastikan menjadi pemenang versi sejumlah quick count, kemarin Samsul Ashar langsung menggelar jumpa pers di kediamannya, Jl Sriwijaya. Dia berjanji tidak akan melupakan visi dan misinya selama kampanye jika Selasa (28/10) nanti benar-benar ditetapkan sebagai calon wali kota terpilih oleh KPU Kota Kediri. "Semua yang sudah kami paparkan akan kami penuhi," janjinya.
Untuk diketahui, ada tiga program prioritas yang akan menjadi andalan Samsul Ashar. Yaitu pembangunan bidang kesehatan, perekonomian, dan pendidikan. Di bidang pendidikan, dokter spesialis penyakit dalam ini berjanji akan mengalokasikan anggaran minimal 20 persen dari APBD. Sehingga, biaya pendidikan di Kota Kediri benar-benar bisa digratiskan, mulai SD hingga SMA.
Adapun di bidang perekonomian, Samsul yang dalam pencalonannya di-backup oleh para pengusaha Bawean yang menguasai sebagian kawasan perdagangan Jl Doho ini berjanji akan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Salah satunya dengan mengoptimalkan sektor pertanian. Soal problem lahan di Kota Kediri yang sempit, baginya tak masalah. Sebab, yang akan digarap adalah agrobisnis. "Jangan hanya berpikir bahwa pertanian itu menanam padi saja. Tetapi, juga bisa buah-buahan," ujarnya.
Samsul memberi contoh, Kelurahan Burengan beberapa tahun lalu pernah menjadi penghasil anggur tanpa biji. Bahkan, pemasarannya bisa merambah hingga ke sejumlah supermarket besar di Kediri maupun luar Kediri. Namun, karena kurang diperhatikan, akhirnya menjadi punah. Makanya, ke depan, untuk pengembangan sektor agrobisnis, dia akan mendampingi produksi hingga pemasarannya.
Begitu pula untuk sektor lain yang bisa digarap dalam rangka mengurangi pengangguran, yaitu peternakan dan perikanan. Di antaranya adalah budidaya ikan hias. "Peluang pemasarannya masih sangat terbuka. Tinggal bagaimana kita mengolahnya," kata dia.
Lalu, bagaimana dengan bidang kesehatan? Samsul yang berpasangan dengan Abubakar berjanji berjanji akan mengalokasikan 18 persen anggaran dari APBD. Salah satunya untuk meluncurkan program one village, one doctor. "Setiap kelurahan akan ditempatkan satu dokter," tandas lelaki yang juga ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Kediri ini.
Bukan hanya itu. Samsul memiliki komitmen untuk tidak akan meninggalkan profesinya sebagai dokter. Jika nanti benar-benar ditetapkan dan dilantik sebagai wali kota, dia akan tetap membuka praktik untuk melayani pasiennya. Namun, waktunya tak bisa setiap hari seperti sebelum ini. Melainkan hanya dua kali seminggu. "Harinya Rabu malam dan Sabtu," kata Samsul yang kemarin didampingi istrinya, Dahlia Ishaq.
Menurutnya, itu merupakan salah satu media agar tetap bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat Kota Kediri. Dengan bertemu pasien, keluhan langsung masyarakat bisa diketahuinya. Sehingga, bisa dijadikan salah satu masukan dalam pengambilan keputusan.
Namun, apakah keputusan untuk tetap buka praktik itu tidak akan mengganggu tugas-tugasnya sebagai wali kota? Samsul berjanji untuk mengaturnya agar tidak berbenturan. Salah satunya dengan membatasi jumlah pasien. Maksimal sepuluh orang dalam setiap pertemuan.
Meski demikian, dari seluruh janjinya tersebut, Samsul tetap menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU Kota Kediri. "Saya berharap hasil penghitungan nanti tidak beda jauh dengan quick count. Jika berkurang, ya sekitar 1-2 persen. Jangan dari 40 persen turun menjadi 29 persen," harapnya.
Karena itu pula, Samsul masih membatasi diri untuk berkomentar lebih jauh terkait kebijakannya di Kota Kediri. Apalagi, kalaupun benar-benar ditetapkan sebagai calon wali kota terpilih, pelantikannya masih lama. Yaitu, April 2009, sesuai dengan habisnya masa jabatan Wali Kota Achmad Maschut. "Nanti saja setelah 28 Oktober (waktu penetapan calon terpilih oleh KPU, Red)," elaknya. (tyo/hid)
Posting Komentar