Media Bawean, 6 Oktober 2008
Merantau adalah tradisi umum orang Bawean, salah satunya di Desa Diponggo Kecamatan Tambak. Diusia muda mereka akan merantau, banyak memilih ibu kota Jakarta sebagai tujuan perantauan anak muda Desa Diponggo.
Menurut Drs. Zulfa Kepala Desa Diponggo mengatakan, "Merantau dikala muda dan kembali disaat tua adalah tradisi orang di Desa Diponggo," katanya.
"Warga Diponggo di Jakarta sekitar 400 KK, sedangkan di desa Diponggo penduduknya 200 KK. Jadi lebih banyak di rantau daripada di tanah kelahirannya," ujar Zulfa.
Saat Media Bawean berkunjung kerumah Kepala Desa Diponggo, nampak ramai tamu yang bersilaturrahim hari raya, saat media bawean berkenalan, pemuda asal desa Diponggo ini ternyata isterinya berasal dari Sulawesi, Medan, dan lain-lain.
Pemuda asal Diponggo ini lebih banyak memilih pekerja di perkapalan, sebab gaji yang didapat lebih besar daripada kerja lainnya.
Zulfa menambahkan, " Bila dihitung banyak sekali orang tua yang usianya sudah tua kembali ke Desa Diponggo. Yang aneh jika sampai di Desa Diponggo, mencari harta kekayaan yang ditinggal lama. Bahkan tanah yang sudah jadi laut, diakunya sebagai miliknya," tambah Zulfa. (bst)
Merantau adalah tradisi umum orang Bawean, salah satunya di Desa Diponggo Kecamatan Tambak. Diusia muda mereka akan merantau, banyak memilih ibu kota Jakarta sebagai tujuan perantauan anak muda Desa Diponggo.
Menurut Drs. Zulfa Kepala Desa Diponggo mengatakan, "Merantau dikala muda dan kembali disaat tua adalah tradisi orang di Desa Diponggo," katanya.
"Warga Diponggo di Jakarta sekitar 400 KK, sedangkan di desa Diponggo penduduknya 200 KK. Jadi lebih banyak di rantau daripada di tanah kelahirannya," ujar Zulfa.
Saat Media Bawean berkunjung kerumah Kepala Desa Diponggo, nampak ramai tamu yang bersilaturrahim hari raya, saat media bawean berkenalan, pemuda asal desa Diponggo ini ternyata isterinya berasal dari Sulawesi, Medan, dan lain-lain.
Pemuda asal Diponggo ini lebih banyak memilih pekerja di perkapalan, sebab gaji yang didapat lebih besar daripada kerja lainnya.
Zulfa menambahkan, " Bila dihitung banyak sekali orang tua yang usianya sudah tua kembali ke Desa Diponggo. Yang aneh jika sampai di Desa Diponggo, mencari harta kekayaan yang ditinggal lama. Bahkan tanah yang sudah jadi laut, diakunya sebagai miliknya," tambah Zulfa. (bst)
Posting Komentar