Media Bawean, 17 Oktober 2008
Awalnya seringkali mengunjungi daerah pergunungan di Pulau Bawean, saat menjadi petugas pemilu. Kandar merasa tertarik untuk menulisnya dalam skripsinya tentang budaya amaen yang didaerah pergunungan Bawean.
Menurut Kandar, Caleg PDI Perjuangan No. 2 Dapil VII Bawean, mengatakan, " Amaen masih membudaya di daerah pergunungan Bawean seperti Kepongan, Gandariyah, Binaspa dan lainnya. Sedangkan di daerah pinggiran bagian pesisir Bawean sudah tidak ada,"ucapnya.
"Amaen adalah budaya yang harus dihapus dari bumi Bawean, efeknya sangat jelek dan rentan dengan perbuatan asusila yang ada di Bawean," kata Kandar.
"Membudayanya amaen adalah bukti ketidakberhasilan tokoh, khususnya kiai di Bawean untuk membasmi kemaksiatan," jelas Kandar.
"Anehnya pelaku amaen adalah pemuda dari pinggiran semua, sedangkan pihak warga dipegunungan menerimanya dengan terbuka untuk memberikan ruang lingkup amaen dilakukan," tambah Kandar. (bst)
Awalnya seringkali mengunjungi daerah pergunungan di Pulau Bawean, saat menjadi petugas pemilu. Kandar merasa tertarik untuk menulisnya dalam skripsinya tentang budaya amaen yang didaerah pergunungan Bawean.Menurut Kandar, Caleg PDI Perjuangan No. 2 Dapil VII Bawean, mengatakan, " Amaen masih membudaya di daerah pergunungan Bawean seperti Kepongan, Gandariyah, Binaspa dan lainnya. Sedangkan di daerah pinggiran bagian pesisir Bawean sudah tidak ada,"ucapnya.
"Amaen adalah budaya yang harus dihapus dari bumi Bawean, efeknya sangat jelek dan rentan dengan perbuatan asusila yang ada di Bawean," kata Kandar.
"Membudayanya amaen adalah bukti ketidakberhasilan tokoh, khususnya kiai di Bawean untuk membasmi kemaksiatan," jelas Kandar.
"Anehnya pelaku amaen adalah pemuda dari pinggiran semua, sedangkan pihak warga dipegunungan menerimanya dengan terbuka untuk memberikan ruang lingkup amaen dilakukan," tambah Kandar. (bst)
Posting Komentar