Media Bawean, 20 November 2008
Oleh : Mr. Gerbang Bawean
Walikota Kediri dr. Samsul Ashar, Sp. PD. di Pulau Bawean selama empat hari, tentunya dapat merasakan langsung kondisi listrik di Pulau Bawean. Dengan sistem pemadaman bergilir, dan terkadang mati disetiap saat. Tentunya akan merasa kurang enak dan terasa tersiksa bila merasakan langsung saat-saat pemadaman berlangsung, apalagi bagi orang yang sudah terbiasa 24 jam menikamati PLN.
Serba delimatis sekali untuk PLN di Pulau Bawean, dengan kondisi mesin yang sudah tua, maka PLN Bawean hidup segan mati-matian. Sampai kapan pemadaman ini akan normal kembali? Tentunya harus ada solusi terbaru dengan mengganti pembangkit yang ada dengan pembangkit yang baru.
Jangankan Walikota, warga Bawean sendiri sudah cukup bersabar terkadang memendam amarah yang luar biasa dengan kondisi kelistrikan di Pulau Bawean. Dampaknya warga akan datang ke kantor PLN atau menelepon dengan bahasa yang kurang sedap, padahal bila kita sadari kesalahan bukanlah pada orang PLN yang ada di Pulau Bawean. Tapi kesalahan terletak dalam diri kita sendiri yang tidak mau menerima, seperti yang PT. AAE tawarkan dulu.
Seandainya warga Bawean bisa menerima investor kelistrikan di Pulau Bawean, tentunya kondisi hidup segan mati-matian akan berubah menjadi Pulau Bawean yang terang benderang.
Oleh : Mr. Gerbang Bawean
Walikota Kediri dr. Samsul Ashar, Sp. PD. di Pulau Bawean selama empat hari, tentunya dapat merasakan langsung kondisi listrik di Pulau Bawean. Dengan sistem pemadaman bergilir, dan terkadang mati disetiap saat. Tentunya akan merasa kurang enak dan terasa tersiksa bila merasakan langsung saat-saat pemadaman berlangsung, apalagi bagi orang yang sudah terbiasa 24 jam menikamati PLN.
Serba delimatis sekali untuk PLN di Pulau Bawean, dengan kondisi mesin yang sudah tua, maka PLN Bawean hidup segan mati-matian. Sampai kapan pemadaman ini akan normal kembali? Tentunya harus ada solusi terbaru dengan mengganti pembangkit yang ada dengan pembangkit yang baru.
Jangankan Walikota, warga Bawean sendiri sudah cukup bersabar terkadang memendam amarah yang luar biasa dengan kondisi kelistrikan di Pulau Bawean. Dampaknya warga akan datang ke kantor PLN atau menelepon dengan bahasa yang kurang sedap, padahal bila kita sadari kesalahan bukanlah pada orang PLN yang ada di Pulau Bawean. Tapi kesalahan terletak dalam diri kita sendiri yang tidak mau menerima, seperti yang PT. AAE tawarkan dulu.
Seandainya warga Bawean bisa menerima investor kelistrikan di Pulau Bawean, tentunya kondisi hidup segan mati-matian akan berubah menjadi Pulau Bawean yang terang benderang.
Posting Komentar