Media Bawean, 2 Desember 2008
"SDI Paginda Sokaoneng berubah status SDNU bukan peresmian, tapi status lembaga tersebut sudah dibawah naungan LP Ma'arif Bawean sesuai harapan masyarakat disana," ucapnya.
"Sedangkan persoalan kelas 1, 2, dan 3 ikut SDNU, sebenarnya keinginan warga disana untuk kelas 1, 2, 3, 4 dan 5 masuk SDNU, soal kelas 6 terkait administratif silahkan untuk tetap di SDN Sokaoneng," jelas Abdullah Sani.
"Sebenarnya tujuan saya ke Bawean untuk merelisasikan MI Ma'arif Unggulan di empat tempat, yaitu MI Daun, MI Pudakit Timur, MI Pekalongan dan MI Tanjung ori. Alhamdulilah ternyata dukungan dari warga di Bawean cukup bagus," ujarnya.
"Untuk perguruan tinggi sementara di pending dulu, tapi SMK Ma'arif rencana akan didirikan di Bawean oleh LP Maarif Bawean. Semua terpulang pada LP. Maarif Bawean yang punya kewenangan, saya dari LP Maarif Wilayah Jawa Timur hanya mengarahkan dan memberikan petunjuk," katanya.
"Kenapa ditunda? Menurut saya mendirikan perguruan tinggi tidak mudah, perlu penanganan yang profesional bukan orientasi bisnis. Melihat pendidikan tinggi di Bawean yang hanya masuk sabtu minggu sangatlah ironis, sebab nantinya akan jadi tolak ukur untuk pendidikan di Bawean 20 tahun akan datang. Sedangkan kondisi pendidikan sekarang merupakan tolak ukur pendidikan terdahulu kita. Bayangkan Unesa Surabaya untuk perkuliahannya dilakukan setiap hari untuk mencetak sarjana, di Bawean hanya sabtu minggu saja perkuliahannya," jelas Mantan Kepala SMA Khadijah Surabaya.
"Persoalan Unas (ujian akhir) memang ada kecenderungan untuk guru meluluskan siswanya, bukan hanya di Bawean saja, termasuk dikepulauan terpencil lainnya sama. Semestinya pemerintah untuk ketentuan kelulusan diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah untuk melakukan standar kelulusan, cukup dari pihak pemerintah sebagai kontrol saja. Misal sekolah berani meluluskan siswanya, padahal saat mengikuti test perguruan tinggi ternyata tidak ada yang lulus seleksi. Nah, ini yang harus dipertanyakan, kenapa sekolah kok berani meluluskan?" tanya Abdullah Sani dari LP. Maarif Jatim yang kelahirannya di Pulau Bawean.
"Soal pemberian sangsi terhadap lembaga pendidikan yang tidak mengikuti aturan LP. Maarif, itu wajar saja," tambahnya(bst)
Posting Komentar