Media Bawean, 15 Januari 2009
Sumber : KOMPAS
Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto
GRESIK, KAMIS — Hujan deras yang mengguyur Pulau Bawean, Rabu (14/1) pukul 16.00, menyebabkan tanah longssor di Desa Tanjung Ori, Kecamatan Tambak. Akibatnya, jalur yang menghubungkan Dusun Lambatan-Labuhan putus sepanjang 50 meter. Sedikitnya ada 50 keluarga di Dusun Lambatan dan 75 KK di Dusun Labuhan yang rawan longsor susulan.
Kepala Desa Tanjungori, Ilham Syifa, ketika dihubungi Kompas, Kamis (15/1), mengatakan ada pula rumah warganya, Sutiah (35), warga Dusun Lambatan, rusak berat dan nyaris roboh. "Saat ini aktivitas ekonomi warga untuk di pasar lumpuh. Kalau yang ke sawah dan nelayan masih bisa beraktivitas karena bisa ditempuh dengan berjalan kaki," katanya.
Ilham menuturkan, akibat cuaca buruk dan kapal tidak ada yang berlayar ke Bawean menyebabkan harga-harga melambung. Dia mencontohkan harga telur mencapai Rp 16.000 per kilogram, bensin Rp 7.500 per liter, minyak tanah Rp 6.000, dan solar Rp 6.000 per liter. Ini bukanlah longsor pertama di Bawean. Berdasar catatan Kompas, pada 7 Maret 2008 terjadi longsor hebat. Akibat banjir dan longsor yang menerjang Pulau Bawean menyebabkan 207 jiwa penduduk di Kecamatan Tambak dan 165 jiwa penduduk di Kecamatan Sangkapura mengungsi.
Saat itu, data di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat menyebutkan longsor di Kecamatan Tambak terjadi di Desa Peromaan. Di Dusun Candi ada lima rumah tertimbun longsoran sehingga tidak terlihat, 33 rumah rusak berat. Di Dusun Grojokan 21 rumah retak dan masuk zona bahaya. Di Dusun Potak 18 rumah rusak. Kini sebanyak 77 kepala keluarga atau 207 jiwa penduduk diungsikan.
Sebuah masjid roboh dan sebuah mushala rusak, sawah seluas 1,5 hektar siap panen tertimbun longsoran. Jembatan penghubung desa sepanjang 20 meter rusak. Longsor juga menyebabkan dam saluran irigasi sepanjang 21 meter jebol serta jalan poros desa sepanjang 700 meter bergeser dari tempat semula hingga ratusan meter.
Sedangkan di Kecamatan Sangkapura longsor melanda Desa Balikterus. Di Dusun Laoksawa 43 rumah yang dihuni 165 jiwa penduduk rusak total. Di Dusun Pasar telaga 15 rumah rusak berat dan 30 rumah rusak sedang. Total rumah yang terkena longsor di Sangkapura sebanyak 88 rumah. Warga di Sangkapura akhirnya direlokasi di Dusun Gandaria, di tanah negara yang bisa ditempati warga cukup untuk 200 rumah.
Adi Sucipto
Sumber : KOMPAS
Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto
GRESIK, KAMIS — Hujan deras yang mengguyur Pulau Bawean, Rabu (14/1) pukul 16.00, menyebabkan tanah longssor di Desa Tanjung Ori, Kecamatan Tambak. Akibatnya, jalur yang menghubungkan Dusun Lambatan-Labuhan putus sepanjang 50 meter. Sedikitnya ada 50 keluarga di Dusun Lambatan dan 75 KK di Dusun Labuhan yang rawan longsor susulan.
Kepala Desa Tanjungori, Ilham Syifa, ketika dihubungi Kompas, Kamis (15/1), mengatakan ada pula rumah warganya, Sutiah (35), warga Dusun Lambatan, rusak berat dan nyaris roboh. "Saat ini aktivitas ekonomi warga untuk di pasar lumpuh. Kalau yang ke sawah dan nelayan masih bisa beraktivitas karena bisa ditempuh dengan berjalan kaki," katanya.
Ilham menuturkan, akibat cuaca buruk dan kapal tidak ada yang berlayar ke Bawean menyebabkan harga-harga melambung. Dia mencontohkan harga telur mencapai Rp 16.000 per kilogram, bensin Rp 7.500 per liter, minyak tanah Rp 6.000, dan solar Rp 6.000 per liter. Ini bukanlah longsor pertama di Bawean. Berdasar catatan Kompas, pada 7 Maret 2008 terjadi longsor hebat. Akibat banjir dan longsor yang menerjang Pulau Bawean menyebabkan 207 jiwa penduduk di Kecamatan Tambak dan 165 jiwa penduduk di Kecamatan Sangkapura mengungsi.
Saat itu, data di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat menyebutkan longsor di Kecamatan Tambak terjadi di Desa Peromaan. Di Dusun Candi ada lima rumah tertimbun longsoran sehingga tidak terlihat, 33 rumah rusak berat. Di Dusun Grojokan 21 rumah retak dan masuk zona bahaya. Di Dusun Potak 18 rumah rusak. Kini sebanyak 77 kepala keluarga atau 207 jiwa penduduk diungsikan.
Sebuah masjid roboh dan sebuah mushala rusak, sawah seluas 1,5 hektar siap panen tertimbun longsoran. Jembatan penghubung desa sepanjang 20 meter rusak. Longsor juga menyebabkan dam saluran irigasi sepanjang 21 meter jebol serta jalan poros desa sepanjang 700 meter bergeser dari tempat semula hingga ratusan meter.
Sedangkan di Kecamatan Sangkapura longsor melanda Desa Balikterus. Di Dusun Laoksawa 43 rumah yang dihuni 165 jiwa penduduk rusak total. Di Dusun Pasar telaga 15 rumah rusak berat dan 30 rumah rusak sedang. Total rumah yang terkena longsor di Sangkapura sebanyak 88 rumah. Warga di Sangkapura akhirnya direlokasi di Dusun Gandaria, di tanah negara yang bisa ditempati warga cukup untuk 200 rumah.
Adi Sucipto
Posting Komentar