Media Bawean, 11 Maret 2009
Sumber : Duta Masyarakat
GRESIK—Ratusan siswa, guru, Komite Sekolah, dan karyawan SMAN 1 Sangkapura Bawean, berunjuk rasa di halaman sekolah, Selasa (10/3). Mereka menuntut Zairasi, sang kepala sekolah (kasek), mundur dari jabatannya. “Kami tidak mau dipimpin kasek yang kejam dan otoriter,” kata Afandi, guru bidang studi Sosiologi.
Zairasi juga disebut para pengunjuk telah berbuat dholim pada para guru. Saking dholimnya, para guru sering disebut sebagai Fir’aun, kafir, dan tukang becak.
“Kami, para guru dan siswa, merasa tertindas dan sering disakiti. Dia sangat kejam, angkuh, sombong, dan semaunya sendiri,” ujar Afandi.
Selama ini, lanjut Afandi, para guru memendam kesabaran. Laporan ke Dinas Pendidikan sebenarnya telah dibuat, namun tak kunjung ada tanggapan.
Akhirnya, tak ada jalan lain, para guru sepakat melakukan demo menuntut mundur Zairasi dari jabatan Kasek SMAN 1 Sangkapura.
“Kami berharap pihak terkait, khususnya Kepala Dinas Pendidikan, mendengar suara hati para guru yang sering didholimi Kasek,” pinta Afandi.
Prihatin pada nasib para guru, para siswa yang tergabung dalam OSIS SMAN 1 Sangkapura turut mengecam tindakan Kasek Zairasi. Sambil menitikkan air mata, mereka membacakan pernyataan sikap yang antara lain berbunyi “siapa pun yang mendholimi para guru adalah manusia laknat dan biadab, guru adalah insan bermartabat tidak untuk dihujat, guru adalah pahlawan bukan objek untuk dilecehkan, dan guru adalah orang bijak bukan tukang becak.”
Hingga berita ini diturunkan, Kasek Zairasi belum bisa dikonfirmasi karena telepon selulernya dimatikan. (dik)
Sumber : Duta Masyarakat
GRESIK—Ratusan siswa, guru, Komite Sekolah, dan karyawan SMAN 1 Sangkapura Bawean, berunjuk rasa di halaman sekolah, Selasa (10/3). Mereka menuntut Zairasi, sang kepala sekolah (kasek), mundur dari jabatannya. “Kami tidak mau dipimpin kasek yang kejam dan otoriter,” kata Afandi, guru bidang studi Sosiologi.
Zairasi juga disebut para pengunjuk telah berbuat dholim pada para guru. Saking dholimnya, para guru sering disebut sebagai Fir’aun, kafir, dan tukang becak.
“Kami, para guru dan siswa, merasa tertindas dan sering disakiti. Dia sangat kejam, angkuh, sombong, dan semaunya sendiri,” ujar Afandi.
Selama ini, lanjut Afandi, para guru memendam kesabaran. Laporan ke Dinas Pendidikan sebenarnya telah dibuat, namun tak kunjung ada tanggapan.
Akhirnya, tak ada jalan lain, para guru sepakat melakukan demo menuntut mundur Zairasi dari jabatan Kasek SMAN 1 Sangkapura.
“Kami berharap pihak terkait, khususnya Kepala Dinas Pendidikan, mendengar suara hati para guru yang sering didholimi Kasek,” pinta Afandi.
Prihatin pada nasib para guru, para siswa yang tergabung dalam OSIS SMAN 1 Sangkapura turut mengecam tindakan Kasek Zairasi. Sambil menitikkan air mata, mereka membacakan pernyataan sikap yang antara lain berbunyi “siapa pun yang mendholimi para guru adalah manusia laknat dan biadab, guru adalah insan bermartabat tidak untuk dihujat, guru adalah pahlawan bukan objek untuk dilecehkan, dan guru adalah orang bijak bukan tukang becak.”
Hingga berita ini diturunkan, Kasek Zairasi belum bisa dikonfirmasi karena telepon selulernya dimatikan. (dik)
Posting Komentar