Media Bawean, 15 Agustus 2009
Oleh Firdausi Nuzula (Kontributor Jakarta)
Orang Bawean yang memilih bertempat tinggal di ibu kota Jakarta, walaupun jauh dari kampung halamannya ternyata memiliki rasa persaudaraan yang tinggi dan tetap menjaga kesenian budaya daerah yang agamis.
Salah satunya adalah kesenian zamrah, yang setiap ada acara orang Pulau Bawean di Jakarta selalu tampil, termasuk dalam memperingati hari besar Islam seperti maulid, isra' mi'raj dan lain-lain. Bahkan orang-orang Bawean selalu ikut andil dalam menghidupkan acara-acara Islami di Jakarta, sehingga seringkali orang Bawean menjadi panitia inti dalam Peringatan Hari Besar Islam.
Satu hal yang harus disyukuri dan dipertahankan, yaitu pernilaian orang-orang Bawean di mata orang Jakarta dan lainnya adalah identik dengan agamisnya, ibadahnya rajin, akhlaknya terjaga.
Pertanyaannya, mampukah pandangan tersebut dipertahakan dan diteruskan oleh generasi muda Bawean yang notabene sekarang mayoritas berpendidikan tinggi?
Mampukah generasi muda sebagai penerus masa depan Bawean bertahan ditengah kerasnya arus hedonisme. Mampukah pemuda-pemuda kita membentengi dirinya untuk tidak ikut terkontaminasi ke dalam pergaulan yang merusak diri dan masa depan? Hanya diri kita sendirilah yang tahu jawabannya. (bst)
Salah satunya adalah kesenian zamrah, yang setiap ada acara orang Pulau Bawean di Jakarta selalu tampil, termasuk dalam memperingati hari besar Islam seperti maulid, isra' mi'raj dan lain-lain. Bahkan orang-orang Bawean selalu ikut andil dalam menghidupkan acara-acara Islami di Jakarta, sehingga seringkali orang Bawean menjadi panitia inti dalam Peringatan Hari Besar Islam.
Satu hal yang harus disyukuri dan dipertahankan, yaitu pernilaian orang-orang Bawean di mata orang Jakarta dan lainnya adalah identik dengan agamisnya, ibadahnya rajin, akhlaknya terjaga.
Pertanyaannya, mampukah pandangan tersebut dipertahakan dan diteruskan oleh generasi muda Bawean yang notabene sekarang mayoritas berpendidikan tinggi?
Mampukah generasi muda sebagai penerus masa depan Bawean bertahan ditengah kerasnya arus hedonisme. Mampukah pemuda-pemuda kita membentengi dirinya untuk tidak ikut terkontaminasi ke dalam pergaulan yang merusak diri dan masa depan? Hanya diri kita sendirilah yang tahu jawabannya. (bst)
Posting Komentar