Media Bawean, 6 Oktober 2009
Sumber : Antara Jatim
Surabaya - Maskapai penerbangan nasional PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) melalui "core" bisnis komuter membidik pangsa pasar baru ke Pulau Bawean dan Madura, khususnya Sumenep karena daerah tersebut dinilai memiliki potensi tinggi.
"Daerah itu memiliki potensi pertambangan," kata "Branch Office Manager" MNA Surabaya, Irvan Harijanto, saat dihubungi ANTARA, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, potensi Pulau Bawean sangat bagus karena di sana ada pertambangan industri emas dan Sumenep ada pengeboran minyak.
"Alasan dipilihnya Pulau Bawean dan Sumenep juga karena landasan pesawat komuter (propelar) tidak membutuhkan landasan yang panjang, seperti pesawat Fokker," ujarnya.
Pesawat propelar yang berkapasitas antara 18 dan 56 kursi, ungkap dia, hanya memerlukan landasan sekitar 1.400 meter, sedangkan pesawat jet membutuhkan 2.000 meter lebih.
"Selama ini landasan di Bawean sudah ada sepanjang 750 meter. Untuk itu, perlu ditambah menjadi antara 1.400 meter dan 2.000 meter," katanya.
Selain itu, ia menyatakan, juga menjajaki daerah Jember dan Banyuwangi. Pemilihan kedua daerah itu, karena kedua daerah itu ke depan dikoneksikan ke rute Denpasar.
"Apabila tidak ada kendala, kami lebh memprioritaskan Jember. Kemudian Banyuwangi sembari menunggu selesainya Bandara Blimbingsari," katanya.
Ia meyakini, jika semuanya sudah siap maka operasional pesawat komuter itu rencananya dimulai pada tahun 2012.
Sumber : Antara Jatim
Surabaya - Maskapai penerbangan nasional PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) melalui "core" bisnis komuter membidik pangsa pasar baru ke Pulau Bawean dan Madura, khususnya Sumenep karena daerah tersebut dinilai memiliki potensi tinggi.
"Daerah itu memiliki potensi pertambangan," kata "Branch Office Manager" MNA Surabaya, Irvan Harijanto, saat dihubungi ANTARA, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, potensi Pulau Bawean sangat bagus karena di sana ada pertambangan industri emas dan Sumenep ada pengeboran minyak.
"Alasan dipilihnya Pulau Bawean dan Sumenep juga karena landasan pesawat komuter (propelar) tidak membutuhkan landasan yang panjang, seperti pesawat Fokker," ujarnya.
Pesawat propelar yang berkapasitas antara 18 dan 56 kursi, ungkap dia, hanya memerlukan landasan sekitar 1.400 meter, sedangkan pesawat jet membutuhkan 2.000 meter lebih.
"Selama ini landasan di Bawean sudah ada sepanjang 750 meter. Untuk itu, perlu ditambah menjadi antara 1.400 meter dan 2.000 meter," katanya.
Selain itu, ia menyatakan, juga menjajaki daerah Jember dan Banyuwangi. Pemilihan kedua daerah itu, karena kedua daerah itu ke depan dikoneksikan ke rute Denpasar.
"Apabila tidak ada kendala, kami lebh memprioritaskan Jember. Kemudian Banyuwangi sembari menunggu selesainya Bandara Blimbingsari," katanya.
Ia meyakini, jika semuanya sudah siap maka operasional pesawat komuter itu rencananya dimulai pada tahun 2012.
Posting Komentar