Media Bawean, 7 November 2009
Hari ini (7/11), Media Bawean melakukan liputan khusus ke Dusun Dukuh desa Sungairujing Sangkapura Pulau Bawean untuk menelusuri keadaan kampung tersebut yang menurut pengakuan salah satu keluarga Khusnul Khotimah mengalami tsunami, dengan perkiraan hutang yang ditanggungnya sebesar Rp. 1,3 Miliyar.
Perjalanan Khusnul Khotimah yang akrab dipanggil Titi persis dengan apa yang dialami Wafariyah warga Bekong desa Suwari Sangkapura. Meminjam uang dan perhiasan emas pada banyak orang, yang berujung pada ketidakmampuan untuk membayarnya.
Moh. Amin warga Dukuh ditemui Media Bawean, mengatakan, "Warga disini (Dukuh) banyak meminjamkan uang dan perhiasan emas pada Titi, termasuk saya kena tidak banyak Rp. 2juta. Sedangkan tetangga lainnya banyak yang kena puluhan juta dan emas puluhan gram," katanya.
"Tapi hutangnya pada saya sudah lunas, sebab isteri sudah mengambil baju-bajunya kemarin sebagai ganti dari uang yang dipinjamnya," ujar Moh. Amin.
Tetangga yang termasuk sebagian besar keluarganya ditemui Media Bawean saat santai duduk-duduk santai di durung sambil tiduran, mengatakan, "Sebenarnya saya tidak menyangka keadaan Titi akan seperti sekarang, sudah tiga tahun bisnis buka toko di pasar Sangkapura berjalan dengan lancar dan sukses," katanya.
"Sehingga tanpa ada kecurigaan apapun, sebagai keluarga memberikan pinjaman emas kepadanya. Pertama cerita ini muncul pada bulan puasa kemarin, tepatnya kurang satu minggu hari raya mulai banyak orang berdatangan kesini untuk menagih hutang," jelas salah satu keluarganya.
"Seperti tsunami, kejadian seperti ini tak disangka sebelumnya. Sebagai keluarga kami merasa cukup kasihan dengan keadaan Titi. Semoga dengan pergi ke Batam, dia bisa cepat dapat rejeki untuk melunasi seluruh hutang-hutangnya. Bila tetap di Bawean, sampai kapan hutang-hutangnya akan bisa lunas," ujarnya.
Kenapa Titi mengalami kebangkrutan?, "Bayangkan dia pinjam uang kepada orang dengan bunga tinggi, termasuk pinjam perhiasan emas dengan bunga tinggi dan membayar bunga pada pegadaian sebagai tempat gadaikan emas, tentu pendapatan dengan pengeluaran tidak sebanding," jawabnya.
Usaha yang dilakukan oleh Titi dengan Wafariyah hampir sama, yaitu awalnya usaha pengiriman uang dari Malaysia ke Bawean. Sedangkan modalnya sebagaian pinjam perhiasan emas yang digadaikan di pegadaian.
Informasi yang diterima Media Bawean, Wafariyah sudah dilaporkan ke Polsek Sangkapura oleh tiga orang, sedangkan Titi sampai saat ini belum ada yang melaporkan. Sedangkan Wafariyah akan dipanggil ke Polsek Sangkapura hari senin (9/11). (bst)
Perjalanan Khusnul Khotimah yang akrab dipanggil Titi persis dengan apa yang dialami Wafariyah warga Bekong desa Suwari Sangkapura. Meminjam uang dan perhiasan emas pada banyak orang, yang berujung pada ketidakmampuan untuk membayarnya.
Moh. Amin warga Dukuh ditemui Media Bawean, mengatakan, "Warga disini (Dukuh) banyak meminjamkan uang dan perhiasan emas pada Titi, termasuk saya kena tidak banyak Rp. 2juta. Sedangkan tetangga lainnya banyak yang kena puluhan juta dan emas puluhan gram," katanya.
"Tapi hutangnya pada saya sudah lunas, sebab isteri sudah mengambil baju-bajunya kemarin sebagai ganti dari uang yang dipinjamnya," ujar Moh. Amin.
Tetangga yang termasuk sebagian besar keluarganya ditemui Media Bawean saat santai duduk-duduk santai di durung sambil tiduran, mengatakan, "Sebenarnya saya tidak menyangka keadaan Titi akan seperti sekarang, sudah tiga tahun bisnis buka toko di pasar Sangkapura berjalan dengan lancar dan sukses," katanya.
"Sehingga tanpa ada kecurigaan apapun, sebagai keluarga memberikan pinjaman emas kepadanya. Pertama cerita ini muncul pada bulan puasa kemarin, tepatnya kurang satu minggu hari raya mulai banyak orang berdatangan kesini untuk menagih hutang," jelas salah satu keluarganya.
"Seperti tsunami, kejadian seperti ini tak disangka sebelumnya. Sebagai keluarga kami merasa cukup kasihan dengan keadaan Titi. Semoga dengan pergi ke Batam, dia bisa cepat dapat rejeki untuk melunasi seluruh hutang-hutangnya. Bila tetap di Bawean, sampai kapan hutang-hutangnya akan bisa lunas," ujarnya.
Kenapa Titi mengalami kebangkrutan?, "Bayangkan dia pinjam uang kepada orang dengan bunga tinggi, termasuk pinjam perhiasan emas dengan bunga tinggi dan membayar bunga pada pegadaian sebagai tempat gadaikan emas, tentu pendapatan dengan pengeluaran tidak sebanding," jawabnya.
Usaha yang dilakukan oleh Titi dengan Wafariyah hampir sama, yaitu awalnya usaha pengiriman uang dari Malaysia ke Bawean. Sedangkan modalnya sebagaian pinjam perhiasan emas yang digadaikan di pegadaian.
Informasi yang diterima Media Bawean, Wafariyah sudah dilaporkan ke Polsek Sangkapura oleh tiga orang, sedangkan Titi sampai saat ini belum ada yang melaporkan. Sedangkan Wafariyah akan dipanggil ke Polsek Sangkapura hari senin (9/11). (bst)
Posting Komentar