Media Bawean, 2 Desember 2009
Siapapun orangnya bila mendengar informasi pemerkosaan yang dilakukan oleh Mudafi (37 Th.) terhadap anak dibawa umur bernama Melati (nama samaran) berusia 7 tahun, akan merasa kecewa berat. Tak terkecuali, kepala sekolah dan dewan guru tempat Melati belajar untuk menuntut ilmu demi masa depannya.
Media Bawean, hari ini (3/12), berkunjung ketempat Melati belajar, sampai di pintu masuk sekolah telah berdiri ibu Melati keluar dari kantor. Disapa Media Bawean, mengatakan, "Saya memintakan izan anak, sebab tidak masuk sudah beberapa hari," katanya.
Kepala Sekolah SDN Pudakit Timur ditemui di kantornya mengatakan, "Saya merasa prihatin dan memberitahu kepada atasan di UPTD Pendidikan Sangkapura untuk menindaklanjutinya. Karena ini demi perlindungan anak, semestinya mengikuti proses hukum yang berlaku," ujarnya.
Di dalam ruangan kantor sudah berkumpul banyak guru yang menyatakan kekecewaan dengan kejadian yang merenggut kegadisan Melati. Pahlawan tanpa jasa mengharap agar pelaku pemerkosaan dihukum sesuai undang-undang yang berlaku, serta tidak bisa menerima bila diselesaikan secara kekeluargaan.
Menurut Guru kelas Melati, mengatakan, "Peristiwa pemerkosaan dilakukan tanggal 22 hari minggu, tanggal 23 hari senin Melati masuk sekolah, tetapi tidak mau duduk dibangku dan berdiri terus dengan alasan sakit, serta dibarengi dengan keluarnya air kencing terus menerus. Perilaku Melati terus dilakukan setiap hari sampai kasus ini terungkap. Setelah terungkap Melati sampai hari ini sudah tidak masuk sekolah," jelasnya.
"Melati disekolah termasuk siswa yang diprioritaskan dalam segala hal, sebab dia adalah anak orang kurang mampu. Tapi kenapa pelaku tega memperkosanya?", kata salah satu guru dengan timbul tanda tanya.
Sementara itu cerita peristiwa pemerkosaan terhadap Melati sudah menyebar keseluruh Pulau Bawean dan jadi topik utama cerita di durung-durung. (bst)
Media Bawean, hari ini (3/12), berkunjung ketempat Melati belajar, sampai di pintu masuk sekolah telah berdiri ibu Melati keluar dari kantor. Disapa Media Bawean, mengatakan, "Saya memintakan izan anak, sebab tidak masuk sudah beberapa hari," katanya.
Kepala Sekolah SDN Pudakit Timur ditemui di kantornya mengatakan, "Saya merasa prihatin dan memberitahu kepada atasan di UPTD Pendidikan Sangkapura untuk menindaklanjutinya. Karena ini demi perlindungan anak, semestinya mengikuti proses hukum yang berlaku," ujarnya.
Di dalam ruangan kantor sudah berkumpul banyak guru yang menyatakan kekecewaan dengan kejadian yang merenggut kegadisan Melati. Pahlawan tanpa jasa mengharap agar pelaku pemerkosaan dihukum sesuai undang-undang yang berlaku, serta tidak bisa menerima bila diselesaikan secara kekeluargaan.
Menurut Guru kelas Melati, mengatakan, "Peristiwa pemerkosaan dilakukan tanggal 22 hari minggu, tanggal 23 hari senin Melati masuk sekolah, tetapi tidak mau duduk dibangku dan berdiri terus dengan alasan sakit, serta dibarengi dengan keluarnya air kencing terus menerus. Perilaku Melati terus dilakukan setiap hari sampai kasus ini terungkap. Setelah terungkap Melati sampai hari ini sudah tidak masuk sekolah," jelasnya.
"Melati disekolah termasuk siswa yang diprioritaskan dalam segala hal, sebab dia adalah anak orang kurang mampu. Tapi kenapa pelaku tega memperkosanya?", kata salah satu guru dengan timbul tanda tanya.
Sementara itu cerita peristiwa pemerkosaan terhadap Melati sudah menyebar keseluruh Pulau Bawean dan jadi topik utama cerita di durung-durung. (bst)
Posting Komentar