Media Bawean, 29 Desember 2009
Sumber : Oke Zone
GRESIK - Polisi berupaya mengungkap pelaku perampokan Masyadi (40), warga Dusun Bulular, Desa Bululajang, Kecamatan Sangkapura dengan merazia pintu keluar masuk Pelabuhan Gresik. Kendati nihil, polisi hanya menemukan seorang nenek yang membawa perhiasan emas.
Razia itu dilakukan petugas gabungan Polres Gresik dan Polsek KP3 terhadap penumpang kapal KM Ekspres Bahari 8-B yang baru berlayar dari Pulau Bawean, siang kemarin.
Razia tersebut sempat mengagetkan ratusan penumpang. Sebab polisi yang merazia, selain berpakaian preman juga berpakaian dinas langsung masuk ke kapal, begitu kapal sandar di pelabuhan.
Kendati tidak menemukan pelaku perampokan yang menggegerkan warga Bawean itu, polisi sempat mengamankan seorang nenek bernama Aisiyah (54), warga Sangkapura Bawean. Dia terpaksa diamankan petugas, karena saat diperiksa tengah membawa sebuah tas yang ternyata berisi penuh perhiasan berbagai jenis yang semuanya terbuat dari emas.
Namun saat diperiksa Aisiyah mengaku perhiasan tersebut milik pribadinya yang dibelinya dari Malaysia. Karena tidak ada indikasi perhiasan itu hasil kejahatan, akhirnya polisi melepaskan sang nenek ke Gresik.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Ernesto Seiser melalui Kanit Reskrim unit Tipiter Iptu Moh Nur Amin mengatakan operasi ini sasarannya mempersempit ruang gerak pelaku perampokan di Bawean dua hari lalu.
"Kegiatan ini sebagai langkah antisipasi, agar pelaku tidak kabur," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, keluarga Masyadi dirampok empat pelaku yang mengenakan topeng dan bersenjatakan celurit. Akibatnya, harta benda senilai Rp250 juta yang terdiri dari perhiasan emas senilai Rp200 juta, uang tunai Rp35 juta, dua jam tangan seharga Rp5 juta dan benda lainnya senilai Rp10 juta, dibawa pelaku. Pelaku juga sempat membawa kabur uang dari tokonya, serta sejumlah rokok.
Masyadi menduga, pelaku yang berbicara dengan aksen Madura berjumlah empat orang. Tiga orang masuk kamar dan mengancamnya, sedangkan seorang lainnya bertugas menjaga di pintu depan. Mereka diduga masuk rumah, setelah berhasil merusak pintu depan dengan linggis. "Agar wajahnya tidak dikenali, mereka sengaja menyorot mata kami dengan senter yang dibawanya," ujar Masyadi.
(Ashadi Iksan /Koran SI/fit)
Sumber : Oke Zone
GRESIK - Polisi berupaya mengungkap pelaku perampokan Masyadi (40), warga Dusun Bulular, Desa Bululajang, Kecamatan Sangkapura dengan merazia pintu keluar masuk Pelabuhan Gresik. Kendati nihil, polisi hanya menemukan seorang nenek yang membawa perhiasan emas.
Razia itu dilakukan petugas gabungan Polres Gresik dan Polsek KP3 terhadap penumpang kapal KM Ekspres Bahari 8-B yang baru berlayar dari Pulau Bawean, siang kemarin.
Razia tersebut sempat mengagetkan ratusan penumpang. Sebab polisi yang merazia, selain berpakaian preman juga berpakaian dinas langsung masuk ke kapal, begitu kapal sandar di pelabuhan.
Kendati tidak menemukan pelaku perampokan yang menggegerkan warga Bawean itu, polisi sempat mengamankan seorang nenek bernama Aisiyah (54), warga Sangkapura Bawean. Dia terpaksa diamankan petugas, karena saat diperiksa tengah membawa sebuah tas yang ternyata berisi penuh perhiasan berbagai jenis yang semuanya terbuat dari emas.
Namun saat diperiksa Aisiyah mengaku perhiasan tersebut milik pribadinya yang dibelinya dari Malaysia. Karena tidak ada indikasi perhiasan itu hasil kejahatan, akhirnya polisi melepaskan sang nenek ke Gresik.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Ernesto Seiser melalui Kanit Reskrim unit Tipiter Iptu Moh Nur Amin mengatakan operasi ini sasarannya mempersempit ruang gerak pelaku perampokan di Bawean dua hari lalu.
"Kegiatan ini sebagai langkah antisipasi, agar pelaku tidak kabur," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, keluarga Masyadi dirampok empat pelaku yang mengenakan topeng dan bersenjatakan celurit. Akibatnya, harta benda senilai Rp250 juta yang terdiri dari perhiasan emas senilai Rp200 juta, uang tunai Rp35 juta, dua jam tangan seharga Rp5 juta dan benda lainnya senilai Rp10 juta, dibawa pelaku. Pelaku juga sempat membawa kabur uang dari tokonya, serta sejumlah rokok.
Masyadi menduga, pelaku yang berbicara dengan aksen Madura berjumlah empat orang. Tiga orang masuk kamar dan mengancamnya, sedangkan seorang lainnya bertugas menjaga di pintu depan. Mereka diduga masuk rumah, setelah berhasil merusak pintu depan dengan linggis. "Agar wajahnya tidak dikenali, mereka sengaja menyorot mata kami dengan senter yang dibawanya," ujar Masyadi.
(Ashadi Iksan /Koran SI/fit)
Posting Komentar