Media Bawean, 6 Januari 2010
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Ini kabar gembira bagi warga Pulau Bawean. PT PLN memastikan menambah pasokan listrik ke pulau yang masuk wilayah Gresik itu. Targetnya, menutup seluruh kekurangan pasokan listrik yang terjadi saat ini.
Namun, rencana tersebut bukan tanpa konsekuensi. PT PLN tengah mengajukan perubahan tarif listrik di pulau tersebut. Nanti, perusahaan setrum itu memberlakukan tarif regional. Nominalnya, Rp 1.200 per kilowatt-hour (KWH). Tarif itu lebih tinggi daripada tarif daftar listrik (TDL) yang berlaku secara nasional.
Itulah, antara lain, hasil pertemuan direksi PT PLN Area Distribusi Jatim dengan pimpinan DPRD Gresik di Kantor DPRD kemarin (5/1). Rapat intern itu dipimpin Ketua DPRD Zulfan Hasyim. Nah, rombongan PT PLN dipimpin Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik Sujarwo.
"PT PLN sudah sepakat menambah jaringan listrik di Bawean. Proyek sudah siap digarap. Paling lambat pertengahan 2010 terealisasi," kata Zulfan setelah pertemuan.
Dia menjelaskan, penambahan daya listrik di Bawean itu ditarget bisa mengkover 9.300 kepala keluarga (KK) yang saat ini masuk daftar tunggu. Untuk itu, PLN akan menambah mesin pembangkit baru. Tapi, bahan bakarnya bukan solar, melainkan marine fuel oil (MFO). Mesin itu ditargetkan bisa menghasilkan pasokan listrik sebesar 6-7 MW. "Karena ada perubahan mesin itulah, PLN memutuskan untuk menyesuaikan tarif," kata Sujarwo.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPRD Hadi Kusono meminta PT PLN mengevaluasi kondisi riil di Bawean. Sebab, ada beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian. Salah satunya, praktik "listrik curah". Yakni, jual beli listrik antara warga yang sudah teraliri listrik dan warga yang belum mendapat pasokan listrik. "Kondisi mesin pembangkit yang sudah ada juga perlu diperhatikan agar penambahan listrik di Bawean tidak bermasalah saat terealisasi," katanya.
Saat ini, PLN hanya bisa memasok listrik 2,6 megawatt (MW) di Bawean. Jumlah itu hanya mencukupi kebutuhan 9.600 KK. Itu pun belum maksimal. Sebab, di antara delapan mesin pembangkit yang dimiliki PLN di Bawean, yang beroperasi hanya empat. Akibatnya, aliran listrik yang bisa dinikmati warga pulau itu hanya selama 17 jam per hari. Karena itu, DPRD Gresik berencana melakukan sidak ke Pulau Bawean untuk melihat kondisi riil pulau yang berjarak 300 mil dari pelabuhan Gresik tersebut. (ris/soe)
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Ini kabar gembira bagi warga Pulau Bawean. PT PLN memastikan menambah pasokan listrik ke pulau yang masuk wilayah Gresik itu. Targetnya, menutup seluruh kekurangan pasokan listrik yang terjadi saat ini.
Namun, rencana tersebut bukan tanpa konsekuensi. PT PLN tengah mengajukan perubahan tarif listrik di pulau tersebut. Nanti, perusahaan setrum itu memberlakukan tarif regional. Nominalnya, Rp 1.200 per kilowatt-hour (KWH). Tarif itu lebih tinggi daripada tarif daftar listrik (TDL) yang berlaku secara nasional.
Itulah, antara lain, hasil pertemuan direksi PT PLN Area Distribusi Jatim dengan pimpinan DPRD Gresik di Kantor DPRD kemarin (5/1). Rapat intern itu dipimpin Ketua DPRD Zulfan Hasyim. Nah, rombongan PT PLN dipimpin Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik Sujarwo.
"PT PLN sudah sepakat menambah jaringan listrik di Bawean. Proyek sudah siap digarap. Paling lambat pertengahan 2010 terealisasi," kata Zulfan setelah pertemuan.
Dia menjelaskan, penambahan daya listrik di Bawean itu ditarget bisa mengkover 9.300 kepala keluarga (KK) yang saat ini masuk daftar tunggu. Untuk itu, PLN akan menambah mesin pembangkit baru. Tapi, bahan bakarnya bukan solar, melainkan marine fuel oil (MFO). Mesin itu ditargetkan bisa menghasilkan pasokan listrik sebesar 6-7 MW. "Karena ada perubahan mesin itulah, PLN memutuskan untuk menyesuaikan tarif," kata Sujarwo.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPRD Hadi Kusono meminta PT PLN mengevaluasi kondisi riil di Bawean. Sebab, ada beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian. Salah satunya, praktik "listrik curah". Yakni, jual beli listrik antara warga yang sudah teraliri listrik dan warga yang belum mendapat pasokan listrik. "Kondisi mesin pembangkit yang sudah ada juga perlu diperhatikan agar penambahan listrik di Bawean tidak bermasalah saat terealisasi," katanya.
Saat ini, PLN hanya bisa memasok listrik 2,6 megawatt (MW) di Bawean. Jumlah itu hanya mencukupi kebutuhan 9.600 KK. Itu pun belum maksimal. Sebab, di antara delapan mesin pembangkit yang dimiliki PLN di Bawean, yang beroperasi hanya empat. Akibatnya, aliran listrik yang bisa dinikmati warga pulau itu hanya selama 17 jam per hari. Karena itu, DPRD Gresik berencana melakukan sidak ke Pulau Bawean untuk melihat kondisi riil pulau yang berjarak 300 mil dari pelabuhan Gresik tersebut. (ris/soe)
Posting Komentar