Media Bawean, 18 April 2010
Sumber : Jawa Pos
TIDAK seperti di wilayah lain Kota Pudak, PT PLN APJ Gresik belum berani pasang target penerapan konsep listrik prabayar di Pulau Bawean. Maklum, masih banyak persoalan yang harus dituntaskan di pulau itu.
Salah satunya, ketersediaan listrik yang belum maksimal di pulau yang juga disebut Pulau Putri tersebut. Dengan kondisi begitu, mereka memilih berkonsentrasi menyelesaikan kelancaran aliran listrik di sana. "Khusus Bawean, kami belum berani melangkah. Sebab, masih banyak pembenahan yang harus diselesaikan lebih dulu," kata Hitler, asisten manajer PT PLN APJ Gresik.
Menurut dia, permasalahan utama yang harus mendapat prioritas di Bawean adalah kelancaran aliran listrik. Itu pula harapan utama warga pulau tersebut.
Sarana penghubung Gresik-Bawean juga menjadi kendala penerapan listrik prabayar di sana. "Bagaimanapun, transportasi sangat memengaruhi karena berkaitan dengan distribusi peralatan dan kelancaran operasional," jelas Hitler.
PT PLN baru menargetkan normalisasi aliran listrik di Bawean terealisasi pada akhir 2010. Selain memenuhi kebutuhan listrik seluruh pelanggan, normalisasi itu diharapkan bisa memenuhi tambahan jaringan bagi warga yang hingga kini belum teraliri listrik. "Jika masalah ini selesai, baru kami berpikir tentang listrik prabayar," kata Hitler.
Mengacu pada kesepakatan antara PT PLN, Pemkab, dan DPRD Gresik, pengembangan listrik Bawean akan tuntas tahun ini juga. Dengan menambah pembangkit baru, PLN menarget bisa mengkover seluruh keluarga. PLN juga menargetkan pasokan listrik di Bawean bisa menyala 24 jam penuh, tidak 17 jam seperti sekarang. Namun, tarif yang diterapkan adalah tarif regional, Rp 1.200 per kwh. (ris/c13/soe)
Sumber : Jawa Pos
TIDAK seperti di wilayah lain Kota Pudak, PT PLN APJ Gresik belum berani pasang target penerapan konsep listrik prabayar di Pulau Bawean. Maklum, masih banyak persoalan yang harus dituntaskan di pulau itu.
Salah satunya, ketersediaan listrik yang belum maksimal di pulau yang juga disebut Pulau Putri tersebut. Dengan kondisi begitu, mereka memilih berkonsentrasi menyelesaikan kelancaran aliran listrik di sana. "Khusus Bawean, kami belum berani melangkah. Sebab, masih banyak pembenahan yang harus diselesaikan lebih dulu," kata Hitler, asisten manajer PT PLN APJ Gresik.
Menurut dia, permasalahan utama yang harus mendapat prioritas di Bawean adalah kelancaran aliran listrik. Itu pula harapan utama warga pulau tersebut.
Sarana penghubung Gresik-Bawean juga menjadi kendala penerapan listrik prabayar di sana. "Bagaimanapun, transportasi sangat memengaruhi karena berkaitan dengan distribusi peralatan dan kelancaran operasional," jelas Hitler.
PT PLN baru menargetkan normalisasi aliran listrik di Bawean terealisasi pada akhir 2010. Selain memenuhi kebutuhan listrik seluruh pelanggan, normalisasi itu diharapkan bisa memenuhi tambahan jaringan bagi warga yang hingga kini belum teraliri listrik. "Jika masalah ini selesai, baru kami berpikir tentang listrik prabayar," kata Hitler.
Mengacu pada kesepakatan antara PT PLN, Pemkab, dan DPRD Gresik, pengembangan listrik Bawean akan tuntas tahun ini juga. Dengan menambah pembangkit baru, PLN menarget bisa mengkover seluruh keluarga. PLN juga menargetkan pasokan listrik di Bawean bisa menyala 24 jam penuh, tidak 17 jam seperti sekarang. Namun, tarif yang diterapkan adalah tarif regional, Rp 1.200 per kwh. (ris/c13/soe)
Posting Komentar