Media Bawean, 16 April 2010
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Program perbaikan jaringan listrik Pulau Bawean yang disiapkan PT PLN APJ Gresik diperkirakan berubah. Sebab, rencana penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar marine fuel oil (MFO) kembali dievaluasi.
Alasannya, perubahan pembangkit membutuhkan waktu terlalu lama. Karena itu, PT PLN mempertimbangkan kemungkinan menambah pembangkit di pulau tersebut. "Sampai sekarang kami belum berani menentukan opsi mana yang akan diambil," kata General Manager (GM) PT PLN APJ Gresik Sujarwo kemarin (15/4).
Dia menjelaskan, sebetulnya PT PLN menyiapkan tiga opsi untuk mengatasi listrik Bawean. Yakni, membangun PLTU (pembangkit listrik tenaga uap), menggunakan pembangkit berbahan bakar MFO, dan tetap memakai PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel).
Untuk membangun PLTU baru, PLN mengestimasi butuh waktu dua tahun. Sedangkan pemanfaatan pembangkit MFO menghadapi beberapa kendala. Di antaranya, suplai bahan bakar dan keawetan mesin. "Perawatan mesin MFO tergolong rumit. Padahal, letak Pulau Bawean jauh," katanya.
Karena itu, PT PLN mempertimbangkan langkah darurat. Yakni, menambah PLTD. Saat ini, empat mesin telah dioperasikan. "Penambahan itu kami rencanakan pakai sistem sewa. Tambahan mesin tersebut kami harap bisa memenuhi kebutuhan listrik di sana," imbuh Sujarwo. (ris/c13/soe)
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Program perbaikan jaringan listrik Pulau Bawean yang disiapkan PT PLN APJ Gresik diperkirakan berubah. Sebab, rencana penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar marine fuel oil (MFO) kembali dievaluasi.
Alasannya, perubahan pembangkit membutuhkan waktu terlalu lama. Karena itu, PT PLN mempertimbangkan kemungkinan menambah pembangkit di pulau tersebut. "Sampai sekarang kami belum berani menentukan opsi mana yang akan diambil," kata General Manager (GM) PT PLN APJ Gresik Sujarwo kemarin (15/4).
Dia menjelaskan, sebetulnya PT PLN menyiapkan tiga opsi untuk mengatasi listrik Bawean. Yakni, membangun PLTU (pembangkit listrik tenaga uap), menggunakan pembangkit berbahan bakar MFO, dan tetap memakai PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel).
Untuk membangun PLTU baru, PLN mengestimasi butuh waktu dua tahun. Sedangkan pemanfaatan pembangkit MFO menghadapi beberapa kendala. Di antaranya, suplai bahan bakar dan keawetan mesin. "Perawatan mesin MFO tergolong rumit. Padahal, letak Pulau Bawean jauh," katanya.
Karena itu, PT PLN mempertimbangkan langkah darurat. Yakni, menambah PLTD. Saat ini, empat mesin telah dioperasikan. "Penambahan itu kami rencanakan pakai sistem sewa. Tambahan mesin tersebut kami harap bisa memenuhi kebutuhan listrik di sana," imbuh Sujarwo. (ris/c13/soe)
Posting Komentar