Media Bawean, 22 April 2010
Sumber : Surabaya Post
GRESIK - PT PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik memastikan listrik Bawean bakal menyala 24 jam paling lambat Juli mendatang. Saat ini, pihak PLN tengah menyiapkan lelang jaringan. Jika terwujud, sejumlah potensi di Bawean yang selama ini belum tersentuh bakal tergarap.
”Pembahasan kebutuhan listrik di Pulau Bawean dengan PLN Distribusi Jatim sudah tuntas. Kalau tidak ada persoalan yang dapat membatalkan proses lelang, kami optimistis paling lambat Juli 2010 Bawean sudah terang benderang selama 24 jam,” kata Sujarwo, Manajer PT PLN APJ Gresik.
Dia menambahkan, saat ini ada delapan unit genset, dan hanya lima yang bisa beroperasional, jadi listrik di Bawean haru bergiliran.
Saat ini kebutuhan listrik bagi 9.661 pelanggan di Bawean mencapai 2.100 kilo watt (kW). Jika jumlah pelanggan bertambah 9.300 orang, ke-butuhan energi yang harus disiapkan PT PLN mencapai 4.000 kw lagi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, pihaknya akan menambah mesin pembangkit secara bertahap. Tahap awal akan direalisasikan 2 kilo volt ampere (kVA). “Nantinya, dalam jangka panjang, kami mengalihkan tenaga listrik di Bawean menjadi PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap),” paparnya.
Saat ini, listrik di Pulau Bawean hanya menyala sekitar 17 jam setiap harinya. Itu pun tidak semua dapat terlayani, hanya sekitar 9.661 pelanggan yang dapat aliran listrik. Sementara warga yang belum terlayani mencapai 9.300 warga.
Sementara itu, jika rencana ini benar terealisasi, Bupati Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (Lira), Khoirul Anam, menilai, sejumlah potensi yang selama ini belum tersentuh lantaran tidak adanya listrik bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bawean.
“Batu onyx yang merupakan potensi Bawean selama ini hanya dijual mentah atau menjadi bahan bakunya ke luar Bawean karena keterbatasan listrik, jadi susah mengolahnya menjadi kerajinan. Home industry kerajinan batu onyx di Bawean saat ini tidak bisa optimal karena mesin untuk mengerjakannya menunggu listrik menyala,” jelasnya.
“Pariwisata di Bawean tidak kalah dengan Bali, khusunya pantai, tapi hingga kini belum tergarap lantaran tidak ada listrik dan infrastruktur jalan yang tidak memadai. Seandainya listrik memang bisa menyala nonstop, tentu akan menambah lapangan kerja sehingga meningkatkan kesejahteraan orang Bawean,” imbuhnya. sep
Sumber : Surabaya Post
GRESIK - PT PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik memastikan listrik Bawean bakal menyala 24 jam paling lambat Juli mendatang. Saat ini, pihak PLN tengah menyiapkan lelang jaringan. Jika terwujud, sejumlah potensi di Bawean yang selama ini belum tersentuh bakal tergarap.
”Pembahasan kebutuhan listrik di Pulau Bawean dengan PLN Distribusi Jatim sudah tuntas. Kalau tidak ada persoalan yang dapat membatalkan proses lelang, kami optimistis paling lambat Juli 2010 Bawean sudah terang benderang selama 24 jam,” kata Sujarwo, Manajer PT PLN APJ Gresik.
Dia menambahkan, saat ini ada delapan unit genset, dan hanya lima yang bisa beroperasional, jadi listrik di Bawean haru bergiliran.
Saat ini kebutuhan listrik bagi 9.661 pelanggan di Bawean mencapai 2.100 kilo watt (kW). Jika jumlah pelanggan bertambah 9.300 orang, ke-butuhan energi yang harus disiapkan PT PLN mencapai 4.000 kw lagi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, pihaknya akan menambah mesin pembangkit secara bertahap. Tahap awal akan direalisasikan 2 kilo volt ampere (kVA). “Nantinya, dalam jangka panjang, kami mengalihkan tenaga listrik di Bawean menjadi PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap),” paparnya.
Saat ini, listrik di Pulau Bawean hanya menyala sekitar 17 jam setiap harinya. Itu pun tidak semua dapat terlayani, hanya sekitar 9.661 pelanggan yang dapat aliran listrik. Sementara warga yang belum terlayani mencapai 9.300 warga.
Sementara itu, jika rencana ini benar terealisasi, Bupati Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (Lira), Khoirul Anam, menilai, sejumlah potensi yang selama ini belum tersentuh lantaran tidak adanya listrik bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bawean.
“Batu onyx yang merupakan potensi Bawean selama ini hanya dijual mentah atau menjadi bahan bakunya ke luar Bawean karena keterbatasan listrik, jadi susah mengolahnya menjadi kerajinan. Home industry kerajinan batu onyx di Bawean saat ini tidak bisa optimal karena mesin untuk mengerjakannya menunggu listrik menyala,” jelasnya.
“Pariwisata di Bawean tidak kalah dengan Bali, khusunya pantai, tapi hingga kini belum tergarap lantaran tidak ada listrik dan infrastruktur jalan yang tidak memadai. Seandainya listrik memang bisa menyala nonstop, tentu akan menambah lapangan kerja sehingga meningkatkan kesejahteraan orang Bawean,” imbuhnya. sep
Posting Komentar