Media Bawean, 8 Mei 2010
Sumber : Jawa Pos
Muntah, Pengawal Cegah Muatan Tercebur ke Laut
Logistik pemilihan bupati (pilbup) jatah Pulau Bawean dikirimkan dengan perahu layar motor (PLM) Rabu lalu (5/5), bertepatan dengan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang buruknya cuaca di Laut Jawa. Dokumen penting itu akhirnya selamat sampai di tujuan setelah terombang-ambing di laut lepas 15 jam.
CHUSNUL CAHYADI, Gresik
---
PLM Fadli Indah sudah merapat di Pelabuhan Gresik sejak Rabu pagi (5/5). Sekitar pukul 10.00, sebuah truk pengangkut logistik pemilihan bupati (pilbup) mendekat. Isinya pun langsung dibongkar dan dipindahkan ke kapal tersebut.
Logistik pilbup yang diangkut itu berupa kotak suara, bilik suara, surat suara, dan perlengkapan pencoblosan pilkada, seperti, bantalan, tinta, dan paku. Logistik tersebut untuk keperluan pencoblosan di Pulau Bawean, yakni Kecamatan Sangkapura dan Tambak. Sekitar pukul 22.00, perahu mulai berlayar menuju pulau sejauh 80 mil laut dari Pelabuhan Gresik itu.
Entah informasinya yang terlambat sampai atau ada pertimbangan lain, perahu tersebut nekat menembus Laut Jawa ketika BMKG mengingatkan kemungkinan buruknya cuaca di laut itu. Badan tersebut memperkirakan gelombang laut bisa mencapai empat meter. Itu cukup riskan bagi perjalanan dengan perahu layar.
Prediksi BMKG terbukti benar. Ombak besar berkali-kali menghantam perahu tersebut. Perahu pun terguncang hebat. Sampai-sampai dua staf sekretariat KPU dan dua polisi yang mengawal pengiriman logistik itu muntah-muntah. "Mereka mabuk laut," cerita seorang anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) Sangkapura yang ikut dalam pengawalan tersebut.
Dalam kondisi seperti itu, mereka tetap harus menjaga dan mengawasi logistik tersebut. Selama belasan jam mereka harus mengawasi muatan itu agar tidak sampai basah atau bahkan tercebur ke laut. "Semalaman, pengantar dan pengawal logistik tidak bisa tidur," imbuhnya.
Dengan susah payah, perahu itu pun sampai di Pulau Bawean Kamis (6/5) sekitar pukul 15.00. Sekitar tujuh jam sejak keberangkatan dari Gresik.
Ketua PPK Sangkapura Jamaluddin mengungkapkan, pengiriman logistik pemilihan umum dengan perahu baru kali itu dilakukan. "Saya sudah tiga kali menjadi ketua PPK. Tetapi, baru sekarang logistik dikirimkan dengan perahu. Itu sangat berbahaya," ujar pria berusia 38 tahun tersebut.
Dia sudah menjadi ketua PPK dalam pemilihan gubernur (pilgub), pemilihan presiden (pilpres), dan pemilihan legislatif (pileg). Sebelumnya, dia juga pernah menjadi anggota PPK Sangkapura pada pemilihan bupati (pilbup) 2005. "Untung, semua logistik dalam kondisi baik. Tidak ada yang basah atau robek," ungkap pria asal Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura, itu.
Ketika logistik pilkada tiba di PPK Sangkapura Kamis petang, Jamal langsung mengecek satu per satu untuk mencocokkan data yang ada dalam berita acara pendistribusian logistik. "Semua lengkap. Kecuali surat suara yang belum kami sortir," katanya. (c3/ruk)
Sumber : Jawa Pos
Muntah, Pengawal Cegah Muatan Tercebur ke Laut
Logistik pemilihan bupati (pilbup) jatah Pulau Bawean dikirimkan dengan perahu layar motor (PLM) Rabu lalu (5/5), bertepatan dengan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang buruknya cuaca di Laut Jawa. Dokumen penting itu akhirnya selamat sampai di tujuan setelah terombang-ambing di laut lepas 15 jam.
CHUSNUL CAHYADI, Gresik
---
PLM Fadli Indah sudah merapat di Pelabuhan Gresik sejak Rabu pagi (5/5). Sekitar pukul 10.00, sebuah truk pengangkut logistik pemilihan bupati (pilbup) mendekat. Isinya pun langsung dibongkar dan dipindahkan ke kapal tersebut.
Logistik pilbup yang diangkut itu berupa kotak suara, bilik suara, surat suara, dan perlengkapan pencoblosan pilkada, seperti, bantalan, tinta, dan paku. Logistik tersebut untuk keperluan pencoblosan di Pulau Bawean, yakni Kecamatan Sangkapura dan Tambak. Sekitar pukul 22.00, perahu mulai berlayar menuju pulau sejauh 80 mil laut dari Pelabuhan Gresik itu.
Entah informasinya yang terlambat sampai atau ada pertimbangan lain, perahu tersebut nekat menembus Laut Jawa ketika BMKG mengingatkan kemungkinan buruknya cuaca di laut itu. Badan tersebut memperkirakan gelombang laut bisa mencapai empat meter. Itu cukup riskan bagi perjalanan dengan perahu layar.
Prediksi BMKG terbukti benar. Ombak besar berkali-kali menghantam perahu tersebut. Perahu pun terguncang hebat. Sampai-sampai dua staf sekretariat KPU dan dua polisi yang mengawal pengiriman logistik itu muntah-muntah. "Mereka mabuk laut," cerita seorang anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) Sangkapura yang ikut dalam pengawalan tersebut.
Dalam kondisi seperti itu, mereka tetap harus menjaga dan mengawasi logistik tersebut. Selama belasan jam mereka harus mengawasi muatan itu agar tidak sampai basah atau bahkan tercebur ke laut. "Semalaman, pengantar dan pengawal logistik tidak bisa tidur," imbuhnya.
Dengan susah payah, perahu itu pun sampai di Pulau Bawean Kamis (6/5) sekitar pukul 15.00. Sekitar tujuh jam sejak keberangkatan dari Gresik.
Ketua PPK Sangkapura Jamaluddin mengungkapkan, pengiriman logistik pemilihan umum dengan perahu baru kali itu dilakukan. "Saya sudah tiga kali menjadi ketua PPK. Tetapi, baru sekarang logistik dikirimkan dengan perahu. Itu sangat berbahaya," ujar pria berusia 38 tahun tersebut.
Dia sudah menjadi ketua PPK dalam pemilihan gubernur (pilgub), pemilihan presiden (pilpres), dan pemilihan legislatif (pileg). Sebelumnya, dia juga pernah menjadi anggota PPK Sangkapura pada pemilihan bupati (pilbup) 2005. "Untung, semua logistik dalam kondisi baik. Tidak ada yang basah atau robek," ungkap pria asal Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura, itu.
Ketika logistik pilkada tiba di PPK Sangkapura Kamis petang, Jamal langsung mengecek satu per satu untuk mencocokkan data yang ada dalam berita acara pendistribusian logistik. "Semua lengkap. Kecuali surat suara yang belum kami sortir," katanya. (c3/ruk)
Posting Komentar