Media Bawean, 2 Mei 2010
Sumber : Surabaya Post
Danau Kastoba di Desa Paromaan Kec Tambak di Pulau Bawean memang belum terjamah. Namun sensasi yang ditawarkan membuatnya sayang untuk dilewatkan.
Oleh: Asepta YP
Alami! Itulah kesan yang muncul ketika berkunjung ke Danau Kastoba. Untuk ke sana memang harus menelusuri jalan setapak di hutan belantara. Begitu sampai, rasa penat pun langsung menghilang.
Danau Kastoba tidak kalah menarik dibanding Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut). Bedanya, Toba sudah dipoles, sedangkan Kastoba masih alami seperti gadis yang masih perawan. Diperlukan stamina ekstra untuk bisa mencapainya. Jalan setapak di dalam hutan yang masih lebat itu sangat terjal dengan bebatuan, terkadang juga licin, apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini.
Anda harus berjalan sekitar 1,5 kilometer agar bisa sampai ke Danau Kastoba. Dari bawah, suara derasnya aliran sungai yang berhulu di Danau Kastoba mengiringi perjalanan menuju lokasi danau. Namun sepanjang perjalanan itu, Anda akan dibuat penasaran. Seberapa derasnya aliran sungai itu hanya akan bisa didengar tanpa bisa dilihat. Ini lantaran sepanjang jalan setapak menuju telage (sebutan Danau Kastoba oleh warga setempat) pepohonan begitu lebat hingga menghalangi pandangan.
Kehati-hatian memang harus diutamakan, karena sungai yang bunyi alirannya memberikan rasa damai itu ternyata berada di dasar jurang yang curam. Selain itu, jalan setapak yang harus dilewati terkadang seperti hilang lantaran tertutup rumput yang lebat. Ini kian menguatkan kalau Danau Kastoba belum terjamah.
Saking rimbunnya hutan, sepanjang jalan ke Danau Kastoba kita akan kesulitan mencari celah untuk melihat matahari.
Jalannya memang tidak terlalu jauh, tapi nafas akan benar terasa habis begitu sampai di Danau Kastoba. Ini karena jalanan yang harus ditaklukkan cukup terjal. Tapi segala kepenatan itu akan terbayar lunas ketika melihat keelokan danau tersebut.
Menurut kepercayaan warga setempat, mandi di jernihnya air Danau Kastoba bisa membuat seseorang awet muda. Airnya yang bebas dari pencemaran, membuatnya bisa langsung diminum tanpa dimasak lebih dulu.
Beberapa ekor burung belibis liar berenang di tepi danau, terkadang juga langsung terbang menjauh ketika ada pengunjung datang. Jika beruntung, bisa pula melihat kawanan rusa Bawean (Axis kuhlii) minum di tepi danau. Rusa bawean merupakan satwa endemis Pulau Putri (sebutan Pulau Bawean) yang tidak dijumpai di tempat lain.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pariwisata Bawean, Sulaiman Efendy, air di Danau Kastoba tidak pernah habis. “Berdasarkan penelitian tim dari ITS Surabaya beberapa waktu lalu, kedalaman Danau Kastoba di tengah mencapai 40 meter,” ungkapnya.
Meski aksesnya sulit, kerap juga wisatawan asing singgah untuk menyaksikan Danau Kastoba yang masih alami. Sayangnya, pengunjung hanya bisa menikati dari sisi tenggara danau. Ini dikarenakan danau yang memiliki keliling sekitar dua kilometer itu masih lebat dengan pepohonan dan rumput di sekelilingnya. “Ini yang membuat pengunjung tidak bisa menikmati keindahan danau dari sekeliling. Tapi belum adanya jalan yang mengelilingi danau itulah yang justru membuat pemandangan benar-benar tampak masih alami,” ujar Effendy.
Beberapa peneliti menduga Danau Kastoba sebagai bekas kawah gunung api purba. Warga setempat mengatakan, warna air danau bisa berubah menjadi merah, hijau, dan seperti berminyak. Nama kastoba sendiri diambil dari nama pohon kastuba (Euphorbia pulcherrima) yang dulu banyak tumbuh di sana.
Secara umum kondisi fisik Danau Kastoba sangat menjanjikan bagi para wisatawan, apalagi ada investor yang tertarik memoles keindahan danau tersebut. “Saat ini wisata Danau Kastoba hanya ramai pada hari libur. Di hari-hari biasa sangat jarang dikunjungi orang,” kata Effendy.
Karena tidak pernah dilewati, jalan setapak menuju Danau Kastoba di hari-hari biasa cenderung tertutup oleh rumput dan ilalang yang lebat.
Untuk menuju ke Danau Kastoba, bisa dilakukan dengan mengendarai sepeda motor atau kendaraan roda empat dari Pelabuhan Sangkapura. Karena angkutan umum di Pulau Bawean terbatas, pengunjung harus menyewa kendaraan di tempat-tempat persewaan di sekitar Pelabuhan Sangkapura. Untuk mobil Rp 400 ribu per hari, sepeda motor Rp 25 ribu sehari.
Dari Pelabuhan Sangkapura, perjalanan menuju Danau Kastoba bisa ditempuh dari jalan lingkar Bawean sebelah barat ataupun sebelah timur, jarak dan kondisi jalan kedua sisi jalan lingkar tersebut hampir sama. Ketika sampai di Desa Tanjungori, masuk melintasi jalan poros desa sekitar lima kilometer.
Di sepanjang jalan poros desa ini Anda akan mendapati pemandangan yang cukup menarik. Hampir setiap rumah penduduk di sana dilengkapi durung --bangunan mirip pondok di sawah, namun terbuat dari kayu, atapnya digunakan untuk menyimpan padi, sedangkan bagian bawahnya digunakan warga setempat untuk bersantai dan ngobrol bersama keluarga atau tetangga.
Total lama perjalanan dari Pelabuhan Sangkapura menuju Dusun Candi Desa Peromaan, lokasi terdekat dengan Danau Kastoba sekitar dua jam. Setelah itu dilanjutkan dengan jalan kaki.
Selain Danau Kastoba, Pulau Bawean yang masuk wilayah Kabupaten Gresik ini juga menawarkan wisata alam di gunung, seperti air terjun Laccar, air terjun Kuduk-Kuduk, dan air terjun Palomon.*
Sumber : Surabaya Post

Oleh: Asepta YP
Alami! Itulah kesan yang muncul ketika berkunjung ke Danau Kastoba. Untuk ke sana memang harus menelusuri jalan setapak di hutan belantara. Begitu sampai, rasa penat pun langsung menghilang.
Danau Kastoba tidak kalah menarik dibanding Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut). Bedanya, Toba sudah dipoles, sedangkan Kastoba masih alami seperti gadis yang masih perawan. Diperlukan stamina ekstra untuk bisa mencapainya. Jalan setapak di dalam hutan yang masih lebat itu sangat terjal dengan bebatuan, terkadang juga licin, apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini.
Anda harus berjalan sekitar 1,5 kilometer agar bisa sampai ke Danau Kastoba. Dari bawah, suara derasnya aliran sungai yang berhulu di Danau Kastoba mengiringi perjalanan menuju lokasi danau. Namun sepanjang perjalanan itu, Anda akan dibuat penasaran. Seberapa derasnya aliran sungai itu hanya akan bisa didengar tanpa bisa dilihat. Ini lantaran sepanjang jalan setapak menuju telage (sebutan Danau Kastoba oleh warga setempat) pepohonan begitu lebat hingga menghalangi pandangan.
Kehati-hatian memang harus diutamakan, karena sungai yang bunyi alirannya memberikan rasa damai itu ternyata berada di dasar jurang yang curam. Selain itu, jalan setapak yang harus dilewati terkadang seperti hilang lantaran tertutup rumput yang lebat. Ini kian menguatkan kalau Danau Kastoba belum terjamah.
Saking rimbunnya hutan, sepanjang jalan ke Danau Kastoba kita akan kesulitan mencari celah untuk melihat matahari.
Jalannya memang tidak terlalu jauh, tapi nafas akan benar terasa habis begitu sampai di Danau Kastoba. Ini karena jalanan yang harus ditaklukkan cukup terjal. Tapi segala kepenatan itu akan terbayar lunas ketika melihat keelokan danau tersebut.
Menurut kepercayaan warga setempat, mandi di jernihnya air Danau Kastoba bisa membuat seseorang awet muda. Airnya yang bebas dari pencemaran, membuatnya bisa langsung diminum tanpa dimasak lebih dulu.
Beberapa ekor burung belibis liar berenang di tepi danau, terkadang juga langsung terbang menjauh ketika ada pengunjung datang. Jika beruntung, bisa pula melihat kawanan rusa Bawean (Axis kuhlii) minum di tepi danau. Rusa bawean merupakan satwa endemis Pulau Putri (sebutan Pulau Bawean) yang tidak dijumpai di tempat lain.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pariwisata Bawean, Sulaiman Efendy, air di Danau Kastoba tidak pernah habis. “Berdasarkan penelitian tim dari ITS Surabaya beberapa waktu lalu, kedalaman Danau Kastoba di tengah mencapai 40 meter,” ungkapnya.
Meski aksesnya sulit, kerap juga wisatawan asing singgah untuk menyaksikan Danau Kastoba yang masih alami. Sayangnya, pengunjung hanya bisa menikati dari sisi tenggara danau. Ini dikarenakan danau yang memiliki keliling sekitar dua kilometer itu masih lebat dengan pepohonan dan rumput di sekelilingnya. “Ini yang membuat pengunjung tidak bisa menikmati keindahan danau dari sekeliling. Tapi belum adanya jalan yang mengelilingi danau itulah yang justru membuat pemandangan benar-benar tampak masih alami,” ujar Effendy.
Beberapa peneliti menduga Danau Kastoba sebagai bekas kawah gunung api purba. Warga setempat mengatakan, warna air danau bisa berubah menjadi merah, hijau, dan seperti berminyak. Nama kastoba sendiri diambil dari nama pohon kastuba (Euphorbia pulcherrima) yang dulu banyak tumbuh di sana.
Secara umum kondisi fisik Danau Kastoba sangat menjanjikan bagi para wisatawan, apalagi ada investor yang tertarik memoles keindahan danau tersebut. “Saat ini wisata Danau Kastoba hanya ramai pada hari libur. Di hari-hari biasa sangat jarang dikunjungi orang,” kata Effendy.
Karena tidak pernah dilewati, jalan setapak menuju Danau Kastoba di hari-hari biasa cenderung tertutup oleh rumput dan ilalang yang lebat.
Untuk menuju ke Danau Kastoba, bisa dilakukan dengan mengendarai sepeda motor atau kendaraan roda empat dari Pelabuhan Sangkapura. Karena angkutan umum di Pulau Bawean terbatas, pengunjung harus menyewa kendaraan di tempat-tempat persewaan di sekitar Pelabuhan Sangkapura. Untuk mobil Rp 400 ribu per hari, sepeda motor Rp 25 ribu sehari.
Dari Pelabuhan Sangkapura, perjalanan menuju Danau Kastoba bisa ditempuh dari jalan lingkar Bawean sebelah barat ataupun sebelah timur, jarak dan kondisi jalan kedua sisi jalan lingkar tersebut hampir sama. Ketika sampai di Desa Tanjungori, masuk melintasi jalan poros desa sekitar lima kilometer.
Di sepanjang jalan poros desa ini Anda akan mendapati pemandangan yang cukup menarik. Hampir setiap rumah penduduk di sana dilengkapi durung --bangunan mirip pondok di sawah, namun terbuat dari kayu, atapnya digunakan untuk menyimpan padi, sedangkan bagian bawahnya digunakan warga setempat untuk bersantai dan ngobrol bersama keluarga atau tetangga.
Total lama perjalanan dari Pelabuhan Sangkapura menuju Dusun Candi Desa Peromaan, lokasi terdekat dengan Danau Kastoba sekitar dua jam. Setelah itu dilanjutkan dengan jalan kaki.
Selain Danau Kastoba, Pulau Bawean yang masuk wilayah Kabupaten Gresik ini juga menawarkan wisata alam di gunung, seperti air terjun Laccar, air terjun Kuduk-Kuduk, dan air terjun Palomon.*
Posting Komentar