Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Jarang Pertunjukan,
Pencak Terancam Punah

Jarang Pertunjukan,
Pencak Terancam Punah

Posted by Media Bawean on Sabtu, 02 Oktober 2010

Media Bawean, 2 Oktober 2010

Sumber : Surabaya Post

Tidak bisa dipungkiri, jika produk budaya di Jawa Timur kebanyakan hanya eksis dari acara-acara hajatan, seperti pertunjukan reog, ludruk, jaran kencak, khusunya pencak Bawean. Apabila tidak ada undangan dari seseorang yang mempunyai hajatan, pencak Bawean atau yang sering disebut juga dengan pencak pengantin ini sama sekali tidak pernah digelar. Dinamakan pencak pengantin karena konon memang hanya ditampilkan dihadapan seorang pengantin yang sedang bersanding di pelaminan.

Padahal saat ini, jarang sekali orang yang menggelar walimatul urush di Bawean yang mengadakan acara pencak pengantin. Jadinya pencak yang hingga kini belum masuk ke dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) ini pun seakan tidak pernah ada sehingga mulai punah. Dulu, pencak pengantin tidak pernah absen setiap kali ada hajatan pernikahan.

Pencak pengantin menonjolkan keindahan gerak tanpa mengurangi teknik bela diri. Pencak pangantin dimainkan oleh dua orang yang telah bergelar pendekar. Masing-masing pendekar pencak awalnya memainkan gerakan-gerakan dengan sebilah pedang. Gerakan-gerakannya cenderung gemulai dan diperlambat sesuai dengan khas dan teknik setiap pendekar.

Kemudian, dilanjutkan dengan bersalaman dan pedang diambil oleh wasit. Kedua pendekar pencak mengadu kekuatan dengan saling merobohkan menggunakan seribu cara. Pendekar yang tidak bisa menghindari teknik serangan dan kuncian lawannya, dinilai sebagai pihak yang kalah.

Selesai tahap pertama, dilanjutkan dengan tahap kedua untuk membalas kekalahan ataupun mempertahankan kemenangannya. Pencak ini berlangsung hingga tiga ronde. Terakhir pendekar langsung berangkulan sebagai berakhirnya permainan pencak.

Sebagai musik pengiring dipergunakan dua buah kendang yang dimainkan oleh dua orang dan sebuah gong sebagai element dasar. Untuk suara pemanis digunakan kenong.

Namun, saat ini acara pernikahan di Bawean yang menggelar pertunjukan pencak ini nyaris tidak ada. Menurut H. Ya’kub Masykur, pendekar pencak asal Dusun Balikbak Hilir Desa Balikterus Kecamatan Sangkapura (Bawean) sesorang yang mempunyai hajatan enggan menggelar acara pencak karena pemain pencak tidak bisa diatur.

"Dulu hampir setiap ada acara perkawinan, selalu mengadakan acara pencak. Jika setiap grup diminta datang bersama tiga pemain pencaknya, ya tiga orang yang datang. Tapi sekarang bila diundang tiga orang, yang datang malah sebanyak-banyaknya sehingga tuan rumah kelabakan. Jadinya sekarang banyak yang takut menggelar pencak,” kata salah satu pendekar berusia 75 tahun yang paling kondang di Bawean tersebut.

Biaya untuk menggelar pencak biasanya mencapai Rp3,5 juta, sedangkan kebutuhan lain seperti konsumsi sekitar Rp1,5 juta. Totalnya biaya Rp5 juta untuk menggelar tontonan pencak Bawean. Itupun jika yang datang sesuai dengan undangan.

"Sebenarnya, saya mempunyai keinginan untuk mengaktifkan kembali pencak di Bawean. Saya ingin mengumpulkan semua pendekar bersama tokoh Bawean untuk membahas tentang keberadaan pencak sehingga bisa diatur kembali. Jika tidak pasti membuat warga Bawean takut mengadakan pencak, sebab biaya yang ditanggung sangat besar," terangnya.

Sebenarnya, peminat pencak di Bawean sangat banyak, tapi karena hampir tidak pernah digelar, membuat pencak ini seakan punah. Saat ini pencak Bawean hanya digunakan untuk bekal diri. Orang Bawean yang ingin merantau, sebelum berangkat biasanya belajar pencak sebagai bekal.

Senada dengan Masykur, Ketua Pendekar Pencak Bawean Misnadi menegaskan jika pencak pengantin sebenarnya masih eksis, hanya jarang dipertontonkan sehubungan kurangnya minat warga untuk menggelarnya.

“Respon warga Bawean sangat luar biasa. Warga Bawean haus tontonan pencak silat, sebab selama ini sangat jarang diadakan. Terbukti setiap kali ada pencak silat penontonnya ribuan warga Bawean. Tapi sayang saat ini jarang yang menggelar acara pencak," katanya.sep

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean