Media Bawean, 11 Oktober 2010
Proses acara adat pengantin Bawean pasangan Ahmad Bahauddin dengan Elva Rahmah Hayani yang digelar kemarin (10/10/2010) melibatkan kepala desa bersama ibu sebagai tetua, yaitu kades Paromaan, Kepuhlegundi, Telukjatidawang, Grejek dan Sukalela.
Satu persatu Kepala Desa sebagai tetua membacakan pantun yang ditujukan kepada mempelai berdua, yang berisikan pantun nasehat dan cinta. Dilanjutkan oleh ibu kepala desa mengambil kendi berisikan air dari 10 sumber di Pulau Bawean, lalu dituang kedalam guci dengan menaburkan bunga 10 gunung di Bawean. Dilanjutkan dengan pecah kendi secara bersamaan yang dilakukan oleh tetua.
H. Abdul Khaliq sebagai ayahanda Elva Rahmah Hayani mengatakan, "Segala sesuatu yang ditampilkan dalam prosesi acara adat pengantin Bawean bernuansa obyek wisata yang ada di Pulau Bawean.
"Air didalam kendi diambil dari 10 sumber mata air di Pulau Bawean, yaitu air telaga kastoba, sumber air talomon, sumber air masjid diponggo, air grujukan laccar, air grujukan padang jambuh, air panas gelam, air panas kepuh, dan air panas sangkapura, air grujukan kuduk-kuduk, dan air terjun pemandian ratu," katanya.
"Bunga yang ditaburkan diambil dari 10 gunung di Pulau Bawean, meliputi gunung menangis, pataonan, pajung, tunggal, gunung salak, gunung malokok, mantegi, gunung turin, gunung lanjheng, dan gunung bukal," ujarnya.
"Wadah memasukkan air atau celok-celok diambil dari tempurung buah pohon kelapa bercabang tujuh di Pulau Gili Barat Bawean, dan gagangnya dari santegi pasir putih sokaooneng," jelas H. Abdu; Kholik.
Sedangkan nilai filosofi kendi pecah, memiliki tiga makna yaitu 1. didalam rumah tangga hubungan suami isteri memang tidak boleh ada bekas, tidak boleh ada mantan. Mantan isteri, mantan suami, mantan mertua, apalagi mantan anak. 2. Barang bekas di rumah harus dibuang, dilupakan. Hindari suami bercerita tentang mantan pacar kepada sang isteri, demikian sebaliknya. Betapapun indahnya kenangan dengan sang mantan kekasih itu. 3. Kadang-kadangh kata bekas, kata mantan menjadi pendorong untuk memacu diri, menggugah diri dan menaikkan derajat dirinya. Misalnya mantan kades ingin menjadi anggota DPR. Mantan Camat ingin menjadi Kepala Dinas, atau mantan Kepala Dinas ingin menjadi Wakil Bupati dan sebagainya. (BERSAMBUNG....) (bst)
Posting Komentar