Media Bawean, 5 Oktober 2010
Niatan berusaha untuk memperoleh keuntungan lebih besar daripada modal usaha yang dikeluarkan. Tetapi alam berkendak lain, sehingga menyebabkan petani tembakau asal Pulau Bawean berdomisili di Probolinggo mengeluh rugi bersama ketika berkumpul dalam halal bi halal Ikatan Persaudaraan Bawean Rantau (ISBAR), minggu (4/10) di Pondok Pesantren Hidayaturrohim Kecamatan Maron Probolinggo.
Menurut Arifin Ali (Sekretaris ISBAR) menyatakan bahwa warga Pulau Bawean di Probolinggo sebagian besar adalah berprofesi sebagai petani tembakau. "Ketika harga tembakau naik Rp.30ribu per kilogram, ternyata petani tembakau mengalami kerugian akibat hujan, setelah tembakau terkena hujan harganya turun menjadi Rp. 10ribu per kilogram," katanya.
Apakah tembakau harus dijemur? "Yach, harus dijemur agar hasilnya baik, ketika dijemur ternyata hujan turun tanpa diprediksi sebelumnya ataupun tidak ada sinar matahari, sehingga petani tembakau secara umum banyak mengalami kerugian besar," jawabnya.
"Topik hangat pembicaraan warga Bawean di Probolinggo yang hadir dalam halal bihalal, adalah kerugian bertani tembakau, satu sama lainnya menceritakan modal awalnya sampai kerugian yang dideritanya," ujarnya.
"Alhamdulillah, walaupun warga Bawean di Probolinggo banyak mengalami kerugian besar, mereka tidak mengalami stress seperti petani yang lain,"terang Arifin Ali. (bst)
Posting Komentar