Media Bawean, 13 Februari 2011
Menjamurnya organisasi sosial masyarakat dari kalangan mahasiswa sampai tokoh masyarakat di Pulau Bawean, menurut Syakir Jamhuri sebagai mantan anggota DPRD Kabupaten Gresik dihubungi Media Bawean, minggu (13/2/2011), adalah sah-sah saja.
Syakir menilai banyaknya wadah organisasi menujukkan dinamisasi organisasi di Pulau Bawean. "Sisi negatifnya dibentuk oleh mereka yang punya organisasi seperti NU dan Muhammadiyah,"katanya.
"Ketidakpuasan sehingga mereka membentuk organisasi baru, disebabkan kecewa bukan berarti tidak masuk dalam struktur kepengurusan, tetapi gerakan atau action_nya tidak sesuai dengan visi dan misi organisasi itu sendiri.,"ujarya.
"Ormas yang ada tidak sejalan dengan fungsinya sebagai organisasi sosial kemasyarakatan, justru lebih dominan urusan politik praktis,"paparnya.
Menurut Syakir Jamhuri, menjamurnya organisasi baru juga disebabkan organisasi yang ada sangat lemah atau lembek tidak ada kegiatan.
"Sepertinya Bawean Serambi Madinah (BSM) selama ini sangat peka dengan persoalan di Pulau Bawean, termasuk mengadakan batsul masail yang semestinya dilakukan oleh organisasi NU,"ungkapanya.
Syakir menyatakan ada dua organisasi yang aktif di Pulau Bawean saat ini, yaitu Bawean Serambi Madinah (BSM) dan Kerukunan Toghellen Bawean (KTB). "Dua ormas sangat getol menyikapi persoalan di Pulau Bawean, seperti maraknya perzinahan. Termasuk persoalan transportasi selalu dibahas dalam forum KTB,"pungkasnya.
Bagaimana dengan Bawean Development Centre (BDC)? "Bukan saya sebagai Ketuanya sebab periode_nya sudah selesai, hanya mendukung secara moral saja,"jawabnya.
"Sebagai mitra pemerintah, MUI memiliki peranan penting untuk action di masyarakat,"tutur Syakir Jamhuri sebagai Ketua I MUI Kecamatan Tambak. (bst))
Posting Komentar