Media Bawean, 28 Maret 2011
Mahmud (36 th.) berprofesi sebagai guru PNS di SDN Gelam Kecamatan Tambak Pulau Bawean, mengalami sakit mata sudah hampir satu tahun lamanya. Berawal dari sakit mata disebelah kanan sampai tidak bisa melihat total, ternyata sekarang bagian mata kiri sudah hampir tidak bisa melihatnya.
Ditemui Media Bawean, (minggu, 27/3/2011) Mahmud didampingi Isterinya bernama Nur Hasanah (32 th) bersama dua anaknya menceritakan kronologis lengkap penyakit yang dideritanya mulai dari awal sampai sekarang.
Awal bulan Mei 2010, ketika Mahmud bangun tidur dibagian mata sebelah kanan seperti ada awan putih, setelah satu minggu periksa ke RSUD Ibnu Sina kebagian Polimata, ternyata menurut dokter spesialis sakit peradangan. Selama satu minggu melakukan pemeriksaan ternyata tidak membuahkan hasil, dan diberi rujukan agar ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Kemudian pulang ke Pulau Bawean sehubungan tidak enak kepada kepala sekolah dan murid yang ditinggalkan, memasuki bulan enam pada minggu awal dibagian mata sebelah kanan yang sebelumnya seperti awan putih berubah bayangan hitam seperti digaris dari atas, diatas tidak melihat hanya dibawa saja, dalam waktu satu minggu mata bagian kanan sudah tidak bisa melihat total.
Setelah liburan sekolah, bulan tujuh (Juli 2011) sendirian berlayar untuk kontrol ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya, setelahnya diberi pil dan obat tetes mata sampai beberapa hari disana. Kemudian semua keluarga diminta berlayar untuk mendampingi operasi, berkonsultasi dengan dokter hasilnya ada syaraf yang lepas atau putus sehingga diharuskan untuk operasi.
Tanggal 27 Juli 2010 dilakukan operasi selama dua minggu rawat inap di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Setelah keluar dari RSUD, selalu konsultasi selama satu minggu ternyata hasil operasi tidak membuahkan hasil hanya bisa melihat sinar dan tidak bisa melihat.
Setelah hari raya melakukan kontrol kembali ke RSUD Dr. Soetomo ternyata tetap tidak membuahkan hasil untuk sembuh. Sempat dilakukan laser dibagian mata kiri oleh dokter, dengan alasan agar tidak seperti mata yang kanan.
Dokter menganjurkan agar kontrol setiap minggu, tetapi biaya sangat besar seperti biaya transportasi dan penginapannya.
Berapa biaya operasi yang dikeluarkan oleh Mahmud? "Sebesar Rp.10juta, yaitu biaya operasi Rp.6 juta dan membeli alat silikon. Biaya yang ditanggung oleh Askes sebesar Rp.2juta, tidak semuanya ditanggung,"jawabnya.
Meskipun mata kanan tidak bisa melihat secara total, Mahmud tetap mengajar ke sekolah sebab mata kiri masih bisa digunakan untuk melihat.
Bulan Januari 2011, mata bagian kiri Mahmud seperti ada rambut membuat sarang. dimatanya Satu minggu selanjutnya rambut bertaburan menjadi warna gelap, seperti ada warna hitam menutupinya. Waktu mengajar sepertinya mata kiri tidak melihat tulisan, dan menulis dipapan tidak bisa melihat secara normal.
Kemudian minta izin kepada Kepala Sekolah, sehubungan kedua mata sudah tidak bisa melihatnya.
"Saya pasrah sekarang, sudah tidak memiliki biaya untuk pengobatan. Sedangkan mengandalkan gaji, sebulan tersisa Rp.600ribu setelah dipotong pinjaman ke koperasi untuk biaya pengobatan mata yang kanan. "katanya.
Gerakan Bawean Peduli (BP) melakukan penggalangan dana untuk membiaya pengobatan Mahmud, agar dapat kembali mengajar sebagai guru. Sehubungan konsultasi Media Bawean melalui Rizki Optik (dekat Alun-Alun Sangkapura) kepada Dokter Spesialis masih memiliki peluang besar untuk disembuhkan.
Mengharap bantuan para dermawan untuk menyalurkan sumbangan melalui rekening Bawean Peduli, silahkan salurkan melalui Bawean Peduli, atas nama Abdurrahman, Bank BRI Unit Kotakusuma No. Rekening 741501000152530.
Laporan keuangan dipublikasikan melalui Media Bawean, Kontak Person : Ali Asyhar sebagai Ketua (082141195678), H. Abdurrahman sebagai Bendahara (081332231911) dan Abdul Basit sebagai Sekretaris (081357084888).
Ditemui Media Bawean, (minggu, 27/3/2011) Mahmud didampingi Isterinya bernama Nur Hasanah (32 th) bersama dua anaknya menceritakan kronologis lengkap penyakit yang dideritanya mulai dari awal sampai sekarang.
Awal bulan Mei 2010, ketika Mahmud bangun tidur dibagian mata sebelah kanan seperti ada awan putih, setelah satu minggu periksa ke RSUD Ibnu Sina kebagian Polimata, ternyata menurut dokter spesialis sakit peradangan. Selama satu minggu melakukan pemeriksaan ternyata tidak membuahkan hasil, dan diberi rujukan agar ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Kemudian pulang ke Pulau Bawean sehubungan tidak enak kepada kepala sekolah dan murid yang ditinggalkan, memasuki bulan enam pada minggu awal dibagian mata sebelah kanan yang sebelumnya seperti awan putih berubah bayangan hitam seperti digaris dari atas, diatas tidak melihat hanya dibawa saja, dalam waktu satu minggu mata bagian kanan sudah tidak bisa melihat total.
Setelah liburan sekolah, bulan tujuh (Juli 2011) sendirian berlayar untuk kontrol ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya, setelahnya diberi pil dan obat tetes mata sampai beberapa hari disana. Kemudian semua keluarga diminta berlayar untuk mendampingi operasi, berkonsultasi dengan dokter hasilnya ada syaraf yang lepas atau putus sehingga diharuskan untuk operasi.
Tanggal 27 Juli 2010 dilakukan operasi selama dua minggu rawat inap di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Setelah keluar dari RSUD, selalu konsultasi selama satu minggu ternyata hasil operasi tidak membuahkan hasil hanya bisa melihat sinar dan tidak bisa melihat.
Setelah hari raya melakukan kontrol kembali ke RSUD Dr. Soetomo ternyata tetap tidak membuahkan hasil untuk sembuh. Sempat dilakukan laser dibagian mata kiri oleh dokter, dengan alasan agar tidak seperti mata yang kanan.
Dokter menganjurkan agar kontrol setiap minggu, tetapi biaya sangat besar seperti biaya transportasi dan penginapannya.
Berapa biaya operasi yang dikeluarkan oleh Mahmud? "Sebesar Rp.10juta, yaitu biaya operasi Rp.6 juta dan membeli alat silikon. Biaya yang ditanggung oleh Askes sebesar Rp.2juta, tidak semuanya ditanggung,"jawabnya.
Meskipun mata kanan tidak bisa melihat secara total, Mahmud tetap mengajar ke sekolah sebab mata kiri masih bisa digunakan untuk melihat.
Bulan Januari 2011, mata bagian kiri Mahmud seperti ada rambut membuat sarang. dimatanya Satu minggu selanjutnya rambut bertaburan menjadi warna gelap, seperti ada warna hitam menutupinya. Waktu mengajar sepertinya mata kiri tidak melihat tulisan, dan menulis dipapan tidak bisa melihat secara normal.
Kemudian minta izin kepada Kepala Sekolah, sehubungan kedua mata sudah tidak bisa melihatnya.
"Saya pasrah sekarang, sudah tidak memiliki biaya untuk pengobatan. Sedangkan mengandalkan gaji, sebulan tersisa Rp.600ribu setelah dipotong pinjaman ke koperasi untuk biaya pengobatan mata yang kanan. "katanya.
Gerakan Bawean Peduli (BP) melakukan penggalangan dana untuk membiaya pengobatan Mahmud, agar dapat kembali mengajar sebagai guru. Sehubungan konsultasi Media Bawean melalui Rizki Optik (dekat Alun-Alun Sangkapura) kepada Dokter Spesialis masih memiliki peluang besar untuk disembuhkan.
Mengharap bantuan para dermawan untuk menyalurkan sumbangan melalui rekening Bawean Peduli, silahkan salurkan melalui Bawean Peduli, atas nama Abdurrahman, Bank BRI Unit Kotakusuma No. Rekening 741501000152530.
Laporan keuangan dipublikasikan melalui Media Bawean, Kontak Person : Ali Asyhar sebagai Ketua (082141195678), H. Abdurrahman sebagai Bendahara (081332231911) dan Abdul Basit sebagai Sekretaris (081357084888).
Posting Komentar