Media Bawean, 22 Mei 2011
Ketika Media Bawean liputan pendisbusian beras raskin di desa Kumalasa, Sangkapura, Pulau Bawean, salah satu warga dusun Sawah Rujing menunjukkan satu rumah milik warga yang terbuat dari papan.
Ditemui Media Bawean, Hafidah (26 th.) warga Dusun Sawah Rujing, desa Kumalasa, mengaku tinggal di rumah bersama dua orang anaknya dan satu orang adalah bibinya bernama Marwiyah.
Dimanakah sang suami berada? Hafidah menunjukk anak lelaki sebagai putra pertamanya, lalu mengatakan, "Anakku yang pertama tidak pernah mengenal siapa bapaknya, dari sejak lahir sampai tua tidak pernah bertemu,"katanya.
Ceritanya menurut Hafidah, diwaktu usia muda mencoba merantau ke negeri jiran Malaysia, sampai disana bekerja mengasuh anak orang di Kampung Pandan Kuala Lumpur Malaysia. Selang beberapa lama di negeri jiran, dirinya langsung dilamar oleh seorang pemuda asal Tuban Jawa Timur.
Setelah menikah, Hafidah langsung mengandung benih pemuda tersebut, setelah usia kandungan sudah tua, dirinya disuruh pulang ke Pulau Bawean. Menurutnya, sang suami akan menyusul dikemudian hari datang ke Bawean.
"Ternyata nasibku malang, yaitu suami telah meninggalkan tanpa kabar berita sampai sekarang,"katanya.
"Dimana dia sekarang, belum mendapatkan informasi sehingga memutuskan cerai sehubungan suami sudah lari dari tanggungjawab,"paparnya.
Setelah cerai, Hafidah kembali menikah dengan pria pilihannya, tetapi nasib keberuntungan belum perpihak kepadanya sehingga cerai lagi dan melahirkan anak perempuan untuk kedua kalinya.
Ditanya Media Bawean tentang penghasilan sehari-harinya, Hafidah mengaku bekerja apa saja asal halal, sehari terkadang mendapatkan Rp. 10ribu sampai Rp.15.000. itupun memperoleh uang bila ada orang yang menyuruh bekerja.
"Seringkali makan tanpa ikan, cukup garam ditambah cabe terasa sangat nikmat bila disyukurinya,"ujarnya.
"Alhamdulillah anak pertama sudah kelas dua, sedangkan anak kedua rencananya akan masuk TK tahun ini. Tapi masih bingung untuk pembiayaannya, apalagi sebentar lagi tahun pelajaran baru tentu butuh biaya banyak,"jelasnya dengan menunjukkan muka kebingungan.
Hafidah selain bersama kedua anaknya, juga tinggal bersama bibinya bernama Marwiyah alias Mang-mang yang profesi sehari-hari mencari paku bekas dan hasilnya ditimbang kepada pencari besi tua.
Apakah menerima pembagian beras bulog? "Ia menerimanya, Alhamdulillah bisa mengurangi beban untuk mencukupu kebutuhan makan sehari-hari dengan membelinya cukup murah,"jawab Hafidah. (bst)
Posting Komentar