Rabu, 28 Mei 2025
Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Hitungan Detik,
Sudah Kerasan Di Bawean

Hitungan Detik,
Sudah Kerasan Di Bawean

Posted by Media Bawean on Rabu, 15 Juni 2011

Media Bawean, 15 Juni 2011


Sebagaimana dilansir Media Primaironline, menurut pendiri program Indonesia Mengajar , Anies Baswedan, latar belakang adanya program ini adalah pemikiran bahwa setiap anak Indonesia harus tercerdaskan. Konstitusi menyatakan, mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas negara. Tapi secara moral, mendidik adalah tugas orang-orang terdidik. "Mereka hadir sebagai anak muda yang berhasil, terdidik, dan merupakan visualisasi atas mimpi mereka tentang anak-anak mereka di masa depan," ujar Anies.

Adapun kriteria yang harus dimiliki oleh pengajar muda ini adalah berprestasi, memiliki kepemimpinan yang baik, komunikatif, mau berjuang, dan tulus. Dan untuk mengukur ketulusan itu sangat sulit. Tapi dia yakin, jika mereka tidak tulus maka mereka tidak akan bersedia untuk berangkat. "Mereka dibekali bukan untuk tinggal di daerah yang nyaman. Mereka akan pergi ke tempat yang tidak ada listrik, tidak ada sinyal, bahkan untuk air bersih pun sulit," katanya.

Adapun kesembilan kabupaten yang dipilih sebagai tempat pengabdian adalah, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Lebak Banten, Pulau Bawean Gresik, Bima Nusa Tenggara Barat, Pulau Rote, Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Kepulauan Sangihe, Fak-fak Papua, Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur. Daerah tersebut dipilih karena memiliki kriteria daerah terpencil,  di antaranya jalannya tidak di aspal, tidak ada listrik, bahkan tidak ada sinyal telekomunikasi.

Tiba Di Pulau Bawean ;
Pengajar muda melalui Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar sudah berangkat menuju tempat tugasnya, diberbagai daerah di Pulau Bawean. Perkenalan singkat dengan 6 tenaga pengajar muda dari berbagai perguruan tinggi favorit di ibu kota Jakarta, Bandung dan Semarang, terkesan mereka sudah kerasan berada di Pulau Bawean.

Menurutnya, selama ini bertempat tinggal di ibu kota Jakarta penuh kemacetan dan gedung tinggi, tetapi ketika menginjakkan kaki di bumi Pulau Bawean terlihat banyak gunung dan lautan luas. "Inilah yang selama ini kurindukan, Pulau Bawean sebagai tempat bertugas dan mengabdi,"paparnya.

Wintang Haryokusuma adalah lulusan ITB yang bertugas di Pulau Gili, menyatakan gembira ditempatkan di daerah kepulauan di Pulau Bawean. Sementara pengajar muda yang lain, menyatakan langsung kerasan berdomisili di Pulau Bawean. Melihat kondisi masyarakat dalam tempo waktu singkat, ternyata penerimaannya sangat luar biasa. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean