Media Bawean, 13 Juni 2011
Grup Facebook Media Bawean, hari senin (13/6/2011) ada komentar menarik tentang Pulau Bawean oleh Muhamad Wasi, berikut hasil rangkumannya ;
Grup Facebook Media Bawean, hari senin (13/6/2011) ada komentar menarik tentang Pulau Bawean oleh Muhamad Wasi, berikut hasil rangkumannya ;
Ketika masih di Bawean tahun 1997, ada temen SMA yang kuliah di UGM datang selama hampir 2 minggu di Pulau Bawean. Saya memperkenalkan Bawean dari alamnya yang indah sampai kontrol sosial masyarakat yang masih tinggi. Setelah kawanku itu kembali ke Jogjakarta, hasil kunjungannya ke Pulau Bawean dimuat dalam majalah intern UGM.(saya lupa nama majalahnya).
Setelah sekian lama putus hubungan karena terbatasnya alat komunikasi (seperti HP dan lainnya belum seperti sekarang) sampai sekitar satu tahun yang lalu kembali berinterksi dengan temenku tadi lewat FB, dan dia mengatakan sangat tertarik dengan keindahan Pulau Bawean. Dia bertanya bagaimana perkembangan Wisata Bahari Bawean, apa sudah dikembangkan? dan minta informasi hotel terdekat dengan pantai Bhayangkara, karena dia mau berkunjung kembali ke Pulau Bawean dengan beberapa temennya dari Jakarta, lengkap dengan peralatan selam untuk melihat indahnya terumbu karang di Pulau Bawean.
Setelah diberitahu belum ada hotel disekitar lokasi tersebut dan wisata-wisata yang pernah dia datangi tahun 1997 juga belum tergarap secara maksimal, dia terkejut dan bilang, "Wah sayang alam seindah itu tidak dikembangkan,"katanya.
Dia juga menanyakan, kapan lokasi-lokasi itu mau dikembangkan?
Saya berfikir, pertanyaan ini menjadi pekerjaan rumah buat kita bersama sebagai masyarakat Bawean, terutama bagi mereka yang sekarang sudah banyak berkiprah diluar Bawean, baik di lembaga pemerintahan ataupun sektor-sektor lain. Membaca Media Bawean, memuat berita tentang anak Bawean asli yang berstudi S2 di Amerika Serikat. Sangat disayangkan, selama ini kita mempunyai banyak potensi tapi tidak dikembangkan.
Zainul Fuad
Bawean bagai mutiara yang terpendam, perlu cara untuk menggali mutiara tersebut, salah satunya:transportasi yang lancar dan jalan yang mulus. Bagaimana wisatawan mau datang, kalau transportasi susah dan jalannya hancur. Wahai anggota DEWAN, tolong perhatikan Pulau BOYAN.
Muhamad Wasi
Setuju mas Zainul Fuad...Walaupun sekarang sudah mulai ada perkembangan dari zaman ketika ku bersekolah. Dahulu pernah kusampaikan kepada beberapa staff pengusaha transportasi kapal, manusiakanlah manusia, ikankanlah ikan, tahukanlah tahu dan bomkanlah bom. Waktu itu, kalau kita mau pulang ke Pulau Bawean harus tidur dengan beberapa ember tahu, kadang dengan beberapa ekor ayam, besi, semin bahkan ratusan tong Gas yang sangat beresiko ledakan, makanya saya anggap itu bom.
Jidin Hosn
Ide yang sangat bagus, saya sangat setuju dengan komentar Muhammad Wasi. Namun, jikalau wisata bahari di Pulau Bawean dikembangkan, saya takut Pulau Bawean akan menjadi seperti Bali atau tempat lain yang telah berkembang lebih dulu. Jikalau itu terjadi, tidak menutup kemungkinan maka para turis asing juga akan banyak berkunjung ke tempat tersebut. Secara otomatis akan berpengaruh juga terhadap populasi adat istiadat dan perilaku penduduk setempat yang pastinya akan terpengaruh dengan budaya barat, seperti yang telah terjadi di Bali.. Dan tidak menutup kemungkinan MORAL MUSLIMERS sejati putra - putri Bawean akan musnah secara berkala... **TOLONG INI JUGA DIPIKIRKAN...!!**
Muhamad Wasi
Kanjeng sinuwun Jidin Hosn, itu suatu hal yang sangat sulit untuk dipungkiri (benni pungki tattangghe ya). Tapi kontrol sosial yang masih tinggi pada masyarakat Bawean, Insya Allah masih bisa membendung agar tidak separah Bali, maupun Lagoi di Pulau Bintan. Yang pasti kekhawatiran Anda pasti ada, tapi yakinlah tidak akan separah daerah-daerah yang Anda maksud.
Jidin Hosn
Kalau kita perhatikan untuk sekarang ini, sedangkan fasilitas disana tidak ada. Ternyata moral putra - putri Bawean sudah mulai memprihatinkan, mereka yang dari luar Bawean selalu membawa sesuatu yang kadang tidak pantas untuk diaplikasikan di pulau tersebut.
Muhamad Wasi
Berbicara soal Pulau Bawean, bagaimanapun kita, dimanapun kita, kita tak bisa terlepas darinya, mungkin Anda adalah orang yang saya maksud diatas, keturunan Bawean yang berkiprah di daerah lain, padahal profesi Anda sebagai seorang Dokter sangatlah dibutuhkan. Karena selama ini orang Bawean yang sakit banyak yang tak bisa ditangani, dikarenakan kekurangan tenaga ahli seperti Anda.
Zainul Fuad
Kalau masalah moral itu tugas kita sebagai orabg tua, agar generasi muda tidak terlena dengan kenikmatan sementara. Kalau kita melihat suatu kemaksiatan langsung ditindak jangan ditunda-tunda. Kalau bisa hukum Islam kita terapkan, kadang ada yang tertangkap basah sedang berbuat zina...ee mala e PEKABIN,,,mana bisa jera kalau hukumannya macam itu.
Haliz Emelianenkov
Pantai Mayangkara yang dulu, pasirnya landai sekarang sudah rusak, apalagi Pantai Ria cuma namanya saja yang bagus, tapi yang ada cuma batu-batuan, karena sudah rusak juga. Sekarang yang masih berpotensi untuk dikembangkan 1. Pulau.Noko dengan pasir putihnya seperti pulau-pulau kecil di Maladewa, 2. Telaga Kastoba yang ada di atas bukit, 3. Jherat Lanjeng yang terletak di antara dua sisi laut dengan rumput yang hijau dan makam yang panjang, 4. Penangkarang Rusa dan Kebun Salak, 4. Tanjung Ga'ang dengan karang-karang yang menjorok ke tengah laut, sisanya sudah sekarat seperti air terjun Laccar, Pasir Putih.
Jidin Hosn
Apa yang disampaikan itu memang benar sekali, namun bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebab apabila viru sudah masuk dan menyerang itu amat sangat sudah untuk di basmi. Ibarat komputer kalau sudah terserang virus itu ga 100% bisa kita basmi total, bahkan mungkin hanya 50% saja yang bisa kita tanggulangi. Namun itu komputer masih bisa kita format ulang untuk membersihkannya, tapi ini virus manusia lebih parah dari segalanya yang ada di bumi, ngak mungkin kita format orak manusianya.
Posting Komentar