Media Bawean, 15 Juli 2011
Pembangunan jalan lingkar Bawean (JLB) dua titik, yaitu peningkatan yang menghubungkan Sangkapura - Tambak, berlokasi di Paseran Sukaoneng, dengan besar anggaran Rp.1.862.164.700, sedangkan panjang 1.300 meter. Dan peningkatan yang menghubungkan Sangkapura - Diponggo, berlokasi di Daun - Sidogedungbatu, besar anggaran Rp. 1.866.216.000, dengan panjang 1.250 meter, sebagai pelaksana dua proyek adalah CV. UPRAJARA.
Dinilai oleh sebagian masyarakat masih kurang sempurna, sehubungan saluran air atau plengsengan dibangun terputus-putus, hanya titik-titik tertentu yang dibangun saluran air. Padahal, menurut salah satu warga kepada Media Bawean, kerusakan jalan di Pulau Bawean paling utama disebabkan tidak ada saluran air atau plengsengan.
Ponidi (pemilik CV. UPRAJARA) sebagai pelaksana proyek dihubungi Media Bawean (jum'at, 15/7/2011) mengatakan memang benar saluran air hanya titik-titik tertentu, sesuai spece bangunan yang ada.
"Kita melaksanakan pembangunan sesuai spece atau gambar dari PU, jadi tidak mengurangi sesuai dengan petunjuk yang ada,"katanya.
Menurut Ponidi, pelaksanaan pembangunan proyek PU di Pulau Bawean, dari perencanaan sampai pengawasan dilakukan oleh konsultan proyek, hasilnya tentu melalui pertimbangan yang matang dengan kontruksi bangunan yang sesuai di Pulau Bawean.
Suryani dari Dinas PU Gresik, sebelumnya yang dihubungi Media Bawean, menyatakan seharusnya pembangunan JLB di Pulau Bawean menggunakan saluran air atau plengsengan. Mengingat volume air bila hujan tidak akan mengenangi ruas jalan.
Sementara M. Zen sebagai kepala UPT. PU Bawean, mengatakan hanya titik-titik tertentu saja yang dibangun saluran air atau plengsengan. "Kemungkinan mengingat besarnya anggaran, sehingga untuk memperpanjang pembangunan jalan hanya titik tertentu yang dibangun saluran air,"paparnya.
"Seperti dibagian tebing yang tinggi tidak diberi saluran air, mengingat biaya besar, tetapi dibagian bawahnya diberinya,"ujarnya. (bst)
Posting Komentar