Media Bawean, 10 Juli 2011
Memasuki tahun pelajaran baru 2011/2012, tentunya orang tua siswa baru disibukkan dengan pilihan sekolah yang terbaik dan bermutu tinggi. Sebagai pilihan terbaik di Pulau Bawean, adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Huda, dibawa naungan lembaga pendidikan Yayasan Darul Fikri masuk satu hari penuh (full day school).
R. Akhsanul Haq sebagai Pengurus SDIT Al Huda dihubungi Media Bawean (10/7/2011) mengatakan kurikulum SDIT Al Huda menggunakan kurikulum terintegrasi antara kurikulum Kemendiknas, Kemenag dan kurikulum madrasah diniyah.
"Solusi terbaik bila menginginkan memadukan keilmuan yang dimilikinya, didukung oleh tenaga pengajar yang profesional sesuai bidangnya,"katanya.
"Alhamdulillah, tahun pelajaran baru sudah menerima siswa baru sebanyak 31 orang. Kemungkinan kedepan akan bertambah sehubungan tidak ada batasan maksimal dalam penerimaan siswa baru,"ujarnya.
Kenapa memilih SDIT Al Huda? "Besarnya minat orang tua menyekolahkan anaknya di SDIT Al Huda karena kurikulum terintegrasi sudah mencakup semua bidang keilmuan,"jawabnya.
Perlu diketahui, jumlah siswa SDIT Al Huda sebanyak 130 siswa, dari kelas 1 sampai kelas 5, belum ada kelas 6.
"Sebagai pengurus, sudah berusaha mempersiapkan sarana dan prasarana, tetapi belum sempurna. Saat ini masih akan membangun ruang kelas baru, karena masih kekurangan 2 ruang kelas. Untuk sementara, kekurangan kelas menempati rumah Ketua Yayasan yang disulap menjadi ruang belajar,"terangnya.
R. Halisatun Najiyah sebagai orang tua siswa kelas 2, menyatakan SDIT Al Huda merupakan satu-satunya model pembelajaran sepanjang hari (full day school) di Pulau Bawean. "Merupakan sekolah alternatif bagi orang tua yang sibuk dengan kegiatan, sehingga anak didik sempurna belajar di sekolah,"paparnya.
"Kurikulum terintegrasi yang memadukan antara pelajaran umum dengan agama, merupakan idaman orang tua siswa untuk mencetak pelajar yang beprestasi, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT."jelasnya.
SDIT Al Huda mencetak pelajar berprestasi dengan diajar oleh dua tenaga pengajar dalam satu kelas, mendidik siswa rajin melaksanakan shalat berjamaah, cinta lingkungan, bersetiakawanan sosial yang tinggi, serta menjaga kesehatan siswa dengan gizi tinggi (makan siang di sekolah). (bst)
R. Akhsanul Haq sebagai Pengurus SDIT Al Huda dihubungi Media Bawean (10/7/2011) mengatakan kurikulum SDIT Al Huda menggunakan kurikulum terintegrasi antara kurikulum Kemendiknas, Kemenag dan kurikulum madrasah diniyah.
"Solusi terbaik bila menginginkan memadukan keilmuan yang dimilikinya, didukung oleh tenaga pengajar yang profesional sesuai bidangnya,"katanya.
"Alhamdulillah, tahun pelajaran baru sudah menerima siswa baru sebanyak 31 orang. Kemungkinan kedepan akan bertambah sehubungan tidak ada batasan maksimal dalam penerimaan siswa baru,"ujarnya.
Kenapa memilih SDIT Al Huda? "Besarnya minat orang tua menyekolahkan anaknya di SDIT Al Huda karena kurikulum terintegrasi sudah mencakup semua bidang keilmuan,"jawabnya.
Perlu diketahui, jumlah siswa SDIT Al Huda sebanyak 130 siswa, dari kelas 1 sampai kelas 5, belum ada kelas 6.
"Sebagai pengurus, sudah berusaha mempersiapkan sarana dan prasarana, tetapi belum sempurna. Saat ini masih akan membangun ruang kelas baru, karena masih kekurangan 2 ruang kelas. Untuk sementara, kekurangan kelas menempati rumah Ketua Yayasan yang disulap menjadi ruang belajar,"terangnya.
R. Halisatun Najiyah sebagai orang tua siswa kelas 2, menyatakan SDIT Al Huda merupakan satu-satunya model pembelajaran sepanjang hari (full day school) di Pulau Bawean. "Merupakan sekolah alternatif bagi orang tua yang sibuk dengan kegiatan, sehingga anak didik sempurna belajar di sekolah,"paparnya.
"Kurikulum terintegrasi yang memadukan antara pelajaran umum dengan agama, merupakan idaman orang tua siswa untuk mencetak pelajar yang beprestasi, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT."jelasnya.
SDIT Al Huda mencetak pelajar berprestasi dengan diajar oleh dua tenaga pengajar dalam satu kelas, mendidik siswa rajin melaksanakan shalat berjamaah, cinta lingkungan, bersetiakawanan sosial yang tinggi, serta menjaga kesehatan siswa dengan gizi tinggi (makan siang di sekolah). (bst)
3 comments
Ya dari dulu di Bawean kan sudah ada MINU dan di MINU itulah banyak di cetak generasi islam yang hebat dari BAwean....Banyak contohnya...
semoga dengan adanya SDIT dapat memberikan warna baru dan keberagaman stile sekolah dasar yang selama ini hanya terdapat dikota2 besar. semoga sangkapura semakin menuju kota dengan karakteristik yg benar2 kota,yt : masyarakat heterogen, cinta ilmu pengetahuan, cara pandang yang beragam, keterbukaan dan suka dengan pembaharuan tp memiliki ciri khas keislaman dibandingkan kota2 yang lain. amin
meski membuat warna baru, tp klo masih d bayang2i kecongkakan n kesombongan hati & cara berfikir yg masih kolot....
sulitlah semua itu bs tercapai....
Posting Komentar