Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Tata Tabrak Tiang Telepon
Hindari Nabrak Anak Kecil

Tata Tabrak Tiang Telepon
Hindari Nabrak Anak Kecil

Posted by Media Bawean on Kamis, 28 Juli 2011

Media Bawean, 28 Juli 2011


Tata (13 th.) siswa SMPN I Sangkapura mengalami kecelakaan menabrak tiang telepon di jalan lingkar Bawean (depan SMP Umma Sangkapura), hari rabu (27/7/2011) ketika pulang sekolah. Keputusan Tata menabrak tiang telepon, menghindari menabrak anak kecil yang turun dari atas mobil angkutan bertujuan membeli layang-layang.

Spontanitas Arifin (pegawai kecamatan Sangkapura) memberikan pertolongan dan mengangkatnya lalu di rujuk ke Puskesmas Sangkapura. Kondisi luka Tata dibagian mukanya, diperkirakan benturan dengan tiang telepon.

Dokter Tony S. Hartanto ditemui Media Bawean, mengatakan luka Tata dibagian muka kepala, sehingga butuh ct scan untuk mengetahui kondisi sebenarnya.

Cipto (Pengawai Bank Jatim Bawean) sebagai ayah Tata mengatakan perlu di rujuk ke Gresik untuk mengetahui kondisi luka anaknya. "Sudah cobaan menipah anak saya, kejadiannya menghindari tabrakan dengan anak kecil yang menyebrang,"katanya.

Perlu dijadikan pelajaran bagi siswa lainnya sebagai pengguna sepeda motor agar berhati-hati dalam mengemudi sepeda motor. Keluhan sebagian besar pengguna jalan, ketika siswa pulang sekolah seringkali mengebut dan menggunakan jalan orang lain. (bst)

SHARE :

10 comments

Anonim 28 Juli 2011 pukul 13.34

Saran saya kepada Kepala Sekolah dan dewan gurunya supaya tidak memperbolehkan murid2nya mengendarai sepeda motor sendiri. karena beliau (murid) tersebut belum waktunya mengendarai sepeda motor. tolng peraturan ini diperhatikan kalau bisa muridnya diberi sangsi kalau membawa sepeda motor.

Anonim 28 Juli 2011 pukul 13.39

memang betul pak.... anak2 smp kalau mengendarai sepeda motor ugal2an tidak mengerti mau celaka apa tidak.... asal nompak aja
saran tersebut harus diperhatikan dong pak guru...... anak smp lom waktunya naik motor diri

Anonim 28 Juli 2011 pukul 13.41

KAMI TURUT PRIHATIN DENGAN KEJADIAN INI...... MOGA CEPAT SEMBUH YA..........

Anonim 29 Juli 2011 pukul 03.35

jangan saling menyalahkan...yg penting solusinya polisi harus menerapkan peraturan lalu lintas...yang mewajibkan seemua pengendara harus memiliki SIM A/ C dan harus cukup umur...kemudian semua pengendara sepeda motor harus memakai helm...bukan hanya anak sekolah kadang hampir separo lebih pengendara sepeda motor di bawean tidak memiliki SIM C dan tidak memakai helm.zia_info

Anonim 29 Juli 2011 pukul 09.02

saran saya. agar Bapak/Ibu nya anak2 tidak membelikan sepeda motor anaknya. GAYANA mak gaya ghelluk. sala aken oreng toanna se mamelleaken sapide motor

Anonim 29 Juli 2011 pukul 10.48

Sekedar usulan saja,gmn kalo mulai sekarang ank SMP di sarankan naik sepeda saja ( lereng ) di samping sehat juga tidak rawan kecelakaan, seperti di jawa PELAJAR SMP, SMA masih mau naik sepeda, tapi di bawean kalo sdh SMP tidak mau lagi naik sepeda ke sekolah, gengsi katanya,padahal bnyk yg punya sepeda bagus2 lagi. coba ada yg memulai satu dua orng mungkin yg lainx akan ikut.gimana bpk ibu guru setujuuu........( dida bwn )

Anonim 29 Juli 2011 pukul 11.13

saya setuju sekali dengan saran bapak, kalu kita lihat dinegara-negara maju seperti contohnya di Belanda atau Jepan mereka menggunakan sepeda demi kesehatan dan lingkungan. tapi kalau di Indonesia mungkin agak susah diterapkan, terutama di boyan takut nanti disangka orang miskin(oreng tak endik).

Anonim 29 Juli 2011 pukul 11.34

Saya sangat setuju dgn usulan di atas,kalau naik sepeda ( LERENG ) ke sekolah memang lebih aman, tidak ngebut dan tidak takut kecelakaan,saya pernah menyuruh anak saya ke sekolah naik sepeda, tapi tdk mau alasannya kalau dia sendirian naik sepeda malu.nah sifat malu dan gengsi itulah yg mesti di hilangkan....boleh naik spd mtr asal di antar orng tuax, tdk mengendarai sepeda motor sendiri ke sekolah.

Anonim 29 Juli 2011 pukul 12.11

Alangkah bagusnya kalau sekolah semacam SMP murid2nya naik sepeda atau lereng ke sekolah dan itu di mulai dari SMPN pasti sekolah2 lain akan kagum, apalagi yg naik sepeda itu anak orng kaya,jadi kaya miskin gak ada bedanya, kecuali mungkin yg rumahnya jauh bisa di antar, jadi yang pasti lbh banyak yg naik sepeda ontel dari pada naik sepeda mtr ke sekolah...eman sepedanya kalau harus di taruh di gudang, karena habis lulus SD sudah tidak mau pakai sepeda lagi,kasian yg tdk punya sepeda mtr terpaksa harus nebeng trs sama temannya.

Anonim 29 Juli 2011 pukul 15.12

Pokokna mola oreng toana tak mamelleaken Sapide motor latak kera naek Sapide motor. Kan cuma itu saja permasahannya. Yang dari desa di antarkan oleh bhuppakna.

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean