Media Bawean, 16 Desember 2011
Amar…….oups hanya empat huruf saja yang membuatku tidak bisa lepas darinya. Dialah orang yang pertama yang berhasil membuatku merasakan hal asing itu. Terjun bebas dengan indah kedalammya. Lamunanku pada saat itu membawa kembali ke masa dua tahun silam. Waktu aku sama sekali tidak mengerti rasa sayang setengah mati plus setenggah mampus itu. Cinta pertama itu kekanak-kanakan, tak ada konsep pengorbanan yang sesungguhnya, toh aku belum dewasa saat itu. Semuanya di ukur dari kesenangan sesaat, sayap kupu-kupu yang mengepak-gepak di perut, atau apalah…..itulah kata orang tua yang telah berpegalaman tentang cinta. Sedangkan cinta sejati adalah cinta yang sesungguhnya, bukan hanya fenomena singkat pengaruh gejolak hormone saat kita beranjak remaja.
Aku sebenarnya tidak tahu apa sich cinta itu, apa arti cinta, tapi malah mati-matian mengejar dan menjaga cinta pertamaku. Aku jadi terus berpikir ulang mahluk semacam apa yang bertahan di dalam tubuh ku? Yang mati-matian mempertahankan Amar, yang membuat aku tersiksa, yang membuatku menyianyiakan Syaifullah, orang yang sangat sayang padaku. Atau dukun manakah yang kak Amar sewa sehingga seluruh tubuh luruh padanya. Cinta pertama letaknya selalu tidak terjangkau, kita selalu tumbuh dan menemukan hal-hal yang baru, hal-hal yang membuat kita semakin matang. Entah kenapa aku mulai meragukan cinta pertamaku padanya, padahal dua tahun berjalan walaupun Cuma dalam telepon.Ataukah cinta pertamaku akan sampai disini?. Tapi kalau boleh jujur aku tergila-gila padanya , walaupun Cuma satu hari aku mengenalya. Yaitu pada hari selasa yang indah, membantuku menemukan matahari hati. Semenjak itu aku merasakan hati ini terang, karena matahari hati memberikan senyuman dijiwa ku. Aku sangat bersyukur bisa mendapatkan apa yang aku harapkan. Daun jati yang berjatuhan mengugurkan dirinya menemaniku menemukan sesuatu keanehan. Melumpuhkanku pada masa jomblowatiku. Terpaan angina membelai rambutku, ikut tersenyum padaku. Kicauan burung pun ikut menyaksikan pertemuan yang tidak ku sangka itu. Pada saat itu hati, jiwa , raga dan dunia pun bertanya apakah ini adalah cinta?. Tapi dunia dan angkasa itu bisu, sehingga mereka hanya bisa menyaksikan dan tidak mampu memberik`n komentar tentang perasaan aneh ini.
Kini aku merasa ada kebahagian yang menantiku disana. Tapi untuk menuju ke kebahagiaan itu membutuhkan pengorbanan. Aku merasa kerinduan yang aku pikul sendirian adalah satu-satunya yang menuntunku menuju bahagia tersebut. Tapi aku juga masih ragu apakah keterangan di hatiku hanya sesaat ataukah untuk selamanya? Dan apakah sinar itu hanya untukku atau tidak? Apakah cahaya rindu itu hanya milikku ataukah ada orang lain yang juga berhak? Sinar itu akan selalu di hatiku sampai kapanpun, selama aku masih hidup, pikiranku masih normal, dan otakku masih berfungsi sinar itu tidak akan pernah aku lupakan walaupun sesaat. Dialah orang yang pertama kali membuka mataku ke dunia yang penuh impian, harapan , bahagia dan ialah pula yang mengajak ku serta mengajari ku tentang pesona cinta. Aku harap sinar dan anugerah itu dan yang telah bersemi dalam hati serta raga ini untuk selama-lamanya. Harapan ku padanya melebihi tingginya Gunung Himalaya, luasnya samudera, dalamnya laut dan tidak berarah.
Walaupun kita jauh secara jasmani, namun secara rohani hati kita menyatuh dalam setiap keadaan. Baik senang maupun susah baik suka maupun duka. Hati ini akan selalu menyebut namanya. Walaupun kita tidak bersama karena takdir.
Jangan biarkan sejoli hidup tanpa cinta, itu bukan hal yang baik. Karna sekalipun kau halangi, kedua hati yang saling mencinta tidak lagi butuh bentuk, terlebih jasad. Seorang pencinta hanya cukup saling mencintai dengan hati. Jika seseorang memberikan kebaikan hatinya, maka kebaikan pulalah yang akan dia terima sebagai balasan. Namun, sebaliknya bila hati telah memberi dan menabur kebencian maka kebencian pulalah yang akan dia petik kelak.
Penasaran dengan cerita selanjutnya? Nantikan episode yang selanjutnya!!!!!!
Bersambung............