Media Bawean, 13 Januari 2012
Krisis BBM jenis premium di Pulau Bawean mencapai klimaks dengan harga 20ribu perliternya, itupun tidak ada dipasaran. Sampai hari ini (jum'at, 13/1/2012) masih mengalami kelangkaan diseluruh Pulau Bawean.
Dampaknya, mobilitas menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat sangat menurun di tengah jalan. Warga merasa ketakutan kehabisan bensin di tengah perjalanan sehingga tidak bisa pulang.
Seringkali ditemui pengendara yang menuntunnya sepeda motor disebabkan kehabisan. Terlihat wajah letih terpancarkan setelah mencari bensin tidak ada yang menjualnya. "Berapapun harganya akan dibeli, asalkan dapat bensin untuk pulang ke rumah,"kata pengendara.
Melihat salah satu tokoh asal Pulau Jawa yang kehabisan bensin tengah perjalanan, pengelolah Media Bawean mempersilahkan untuk menyedod memakai selang. Dampaknya, setelah sepeda motor dipakai, langsung tidak bisa berjalan disebabkan sudah kehabisan bensin Mencari kemana-mana tidak ada satupun mempunyai persediaan bensin, beruntung setelah capek mencarinya ternyata ada teman yang mau menolongnya.
Sampai kapan krisis BBM di Pulau Bawean?
Menurut Apik sebagai pemilik KLM pengangkut BBM, menyatakan kapal pengangkut sudah terisi muatan BBM jenis premium di Gresik, tetapi sampai sore ini (jum'at, 13/1/2012) belum mendapatkan izin berlayar dari Syahbandar Gresik disebabkan gelombang laut masih tinggi.
"Rencananya besok setelah kapal cepat berangkat, KLM pengangkut BBM dari Gresik akan berlayar menuju Pulau Bawean,"katanya.
Untuk mengimbangi kelancaran BBM di Pulau Bawean, sudah ada penambahan armada pengangkutan, yaitu KLM milik Bambang yang rencananya malam ini akan berangkat ke Gresik.
Harga Sembako di Pasar Meroket Mahal.
Di Pulau Bawean tidak hanya krisis BBM jenis premium saja, kelangkaan elpiji sudah tidak ada dipasaran. Termasuk kelangkaan sembako sudah sangat dirasakan oleh warga Pulau Bawean. Semua sembako mengalami kenaikan 100% sampai lebih. Kesempatan krisis dimanfaatkan oleh pedagang untuk menaikkan barang daganganya.
"Tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi, seenaknya sendiri menjual dengan harga tinggi,"kata Alfiyah kepada Media Bawean.
"Kelangkaan akibat putusnya jalur transportasi dibuat kesempatan untuk menaikkan harga. Buktinya, setelah menghubungi saudara di Gresik, ternyata harga tidak ada kenaikan,"ujarnya dengan nada kesal. (bst)