Media Bawean, 4 Januari 2012
(Ketua PC. Lakpesdam NU Bawean)
Jum’at malam 30 Desember 2011 saya diundang Media Bawean untuk mengikuti refleksi akhir tahun 2011 di Surabaya. Saya hadir untuk menimba wawasan dari para sesepuh yang selama ini mencurahkan segala potensinya untuk kebaikan Bawean. Lebih dari itu, saya juga bisa menambah saudara sebab dari peserta yang hadir belum semuanya saya kenal.
Dari dialog yang mengalir saya menyimpulkan beberapa hal prinsip dan teknis yang mengemuka. Hal –hal yang mendesak dan bisa dilaksanakan segera antara lain:
a. Diperbolehkannya kapal cepat Express Bahari mengangkut jenazah dari Gresik ke Bawean.
Masalah ini penting karena setiap saat bisa terjadi. Selama ini kapal penumpang express bahari tidak berkenan mengangkut jenazah karena penolakan dari sebagian penumpang, bukan dari management. Kenapa sebagian penumpang menolak? Karena ada mitos kuno bahwa kapal yang mengangkut jenazah maka akan banyak halangan di perjalanan. Mitos yang merugikan ini harus segera diakhiri. Saya yakin bahwa banyak yang sudah mengabaikan mitos tersebut. Apa buktinya bahwa mitos itu sudah usang? Banyak sekali. Mari kita tengok pesawat terbang. Setiap saat pesawat terbang juga mengangkut jenazah. Faktanya tidak pernah terjadi apa-apa. Sayogyanya dibuatkan tempat khusus yang tertutup supaya jenazah tidak terlihat langsung oleh penumpang. Dengan demikian penumpang merasa nyaman berlayar. Sebagaimana penumpang pesawat terbang yang enjoy meski pesawat juga membawa 10 jenazah, karena penumpang tidak melihat langsung.
b. Jumlah penumpang yang over kapasitas Dari Bawean ke Gresik.
Hal ini selalu terjadi saat jumlah penumpang membludak. Solusinya adalah dengan menambah jumlah keberangkatan. Pihak managemen Express Bahari*menuturkan bahwa bulan Maret 2012 sudah ada kejelasan tentang penambahan jadwal kapal.
C. Mendorong kesiapan SDM masyarakat Bawean dengan ditetapkannya Bawean sebagai pulau wisata.
Sebenarnya saat ini Bawean sudah menjadi jujugan wisatawan meski belum seramai Bali atau Lombok. Sudah banyak wisatawan domestic maupun mancanegara yang menikmati taman laut Bawean, Danau Kastoba dan pantai-pantai di Bawean. Beberapa kali saya melihat turis bule yang keliling Bawean dengan sepeda motor.
Di tahun-tahun mendatang Bawean akan lebih ramai. Ketika lapangan terbang di Tanjung Ori sudah dioperasikan maka jumlah wisatawan diprediksi akan berlipat-lipat. Ini sangat masuk akal. Kemudahan transportasi adalah faktor utama untuk menarik wisatawan. Masih ada sebagian masyarakat yang mengkhawatirkan bahwa dengan banyaknya wisatawan maka moral masyarakat bertambah rusak. Kekhawatiran ini sah dan wajar. Dengan perjalanan waktu maka kekhawatiran ini akan memuai.
Sudah kadaluwarsa berdebat tentang penting atau tidaknya Bawean menjadi pulau wisata. Karena faktanya Bawean sudah menjadi pulau wisata. Suka ataupun tidak, setuju ataupun tidak. Hemat saya wisatawan adalah aset besar untuk kemajuan Bawean. Disamping sisi ekonominya wisatawan adalah alat propaganda gratis untuk mempopulerkan budaya, kuliner dan keelokan alam Bawean. Wisatawan yang puas berkunjung pasti akan bercerita kepada kawan dan sanak kerabatnya.
Yang perlu disiapkan adalah percepatan pavingisasi jalan lingkar Bawean yang konon akan tersambung bulat 2013. Selanjutnya, harus segera dihentikan kebiasaan mencekik wisatawan dengan cara menaikkan harga penginapan dan makanan secara tidak manusiawi kepada wisatawan. Kebiasaan ini akan menjadi racun bagi Bawean.
Selanjutnya….
Bawean, 2012. Melihat beberapa indicator yang ada maka Bawean akan semakin baik. Pertama : Pavingisasi jalan lingkar Bawean yang terus dikerjakan. Dari beberapa titik yang selesai dikerjakan, sudah bisa dirasakan manfaatnya. Bila ada kerusakan maka perbaikannya lebih mudah dan cepat. Kedua : Proyek PNPM mandiri yang manfaatnya juga sudah terasa. Jalan-jalan kampung semakin mulus. Sarana umum di desa sudah banyak bermunculan. Ketiga : PLN yang masih cukup baik. Meski akhir-akhir ini sering terserang flu tetapi biasanya cepat menyala kembali. Semoga tidak banyak lagi kalowang yang mengganggu PLN. Kenapa kalowang? Karena setiap bertanya kepada pihak PLN maka jawabnya karena ditabrak kalowang di daerah Alas Timur. Saya-pun “percaya” dengan alasan tersebut. Bila tiga sarana diatas ( lapter, jalan paving dan PLN) terpenuhi secara layak maka Bawean akan menjadi gula yang dikerumuni semut.
Namun ada hal yang menjadikan hati ini kecut. Yakni moralitas. Menurut saya kunci dari perbaikan moral ada 3. Yaitu perhatian orang tua, guru dan masyarakat. Pertama orang tua. Orang tua yang tidak kenal dan tidak mau mengenal guru dari anak-anaknya adalah orang tua yang tidak sayang kepada generasinya. Bagaimana mungkin terjadi orang tua yang menyerahkan anaknya kepada guru untuk diukir jiwanya tanpa mengenal moralitas dan kualitas seorang guru? Sama halnya menyerahkan mutiara kepada orang yang tidak dikenalnya. Kedua guru. Guru yang terus menjejali anak didiknya dengan LKS hanya akan menciptakan robot. Maka tidak usah heran bila saat Ujian nasional seorang guru lebih takut daripada anak didiknya. Ketiga masyarakat. Percayalah, masyarakat yang peduli akan menghasilkan komunitas yang baik. Masyarakat yang mau mengingatkan anak muda yang salah maka si anak muda akan malu mengulanginya. Sebaliknya, masyarakat yang cuek bebek sama halnya menyediakan kampungnya untuk dijadikan tempat maksiat.
Mari terus memperbaiki diri di tahun 2012.