Media Bawean, 30 Januari 2012
Pertemuan MWCNU Kepuhteluk dalam rangka peringatan maulid, hari minggu (29/1/2012) direspon oleh Ketua PCNU Bawean, Ir. H. Syariful Mizan dengan menyatakan pertemuan Bhineka Tunggal Ika, bukan pertemuan Nahdlatul Ulama.
Menurut H. Mizan, pertemuan yang digelar oleh MWCNU Kepuhteluk dihadiri oleh banyak warga bukan pengurus NU saja, termasuk dari berbagai macam ragam sehingga pertemuan bisa dikatakan Bhineka Tunggal Ika.
"Terusterang saya sendiri diundang ke pertemuan di Kepuhteluk, tetapi tidak hadiri disebabkan ada acara pemekaran Ranting NU di Menara,"katanya.
Perlu diketahui pertemuan dalam rangka peringatan maulid yang digelar oleh MWCNU Kepuhteluk (minggu, 30/1/2012), menghadirkan pembicara Ali Asyhar sebagai Ketua PC. Lakpesdam NU Bawean dan Dr. Jazuni, SH. dari Jakarta.
Dalam pertemuan, Jazuni sebagai pembicara telah membedah secara lengkap tentang kinerja Pengurus NU Cabang Bawean. Mulai membedakan model pengurus NU tempo dahulu dengan sekarang, serta mengungkapkan banyaknya kekecewaan warga NU terhadap pengurusnya. Termasuk hubungan NU dengan politik praktis yang kecenderungan syahwatnya lebih besar.
Sukron Makmun sebagai aktivis asal Kepuhteluk, menyatakan kritik yang disampaikan oleh Jazuni semestinya dijadikan evaluasi untuk membangun organisasi NU lebih baik kedepan. "Pernyataan Jazuni, sepertinya sesuai kenyataan di masyarakat sehingga pemaparannya mendapat respon luar biasa dari peserta yang hadir,"ungkapnya. (bst)
Menurut H. Mizan, pertemuan yang digelar oleh MWCNU Kepuhteluk dihadiri oleh banyak warga bukan pengurus NU saja, termasuk dari berbagai macam ragam sehingga pertemuan bisa dikatakan Bhineka Tunggal Ika.
"Terusterang saya sendiri diundang ke pertemuan di Kepuhteluk, tetapi tidak hadiri disebabkan ada acara pemekaran Ranting NU di Menara,"katanya.
Perlu diketahui pertemuan dalam rangka peringatan maulid yang digelar oleh MWCNU Kepuhteluk (minggu, 30/1/2012), menghadirkan pembicara Ali Asyhar sebagai Ketua PC. Lakpesdam NU Bawean dan Dr. Jazuni, SH. dari Jakarta.
Dalam pertemuan, Jazuni sebagai pembicara telah membedah secara lengkap tentang kinerja Pengurus NU Cabang Bawean. Mulai membedakan model pengurus NU tempo dahulu dengan sekarang, serta mengungkapkan banyaknya kekecewaan warga NU terhadap pengurusnya. Termasuk hubungan NU dengan politik praktis yang kecenderungan syahwatnya lebih besar.
Sukron Makmun sebagai aktivis asal Kepuhteluk, menyatakan kritik yang disampaikan oleh Jazuni semestinya dijadikan evaluasi untuk membangun organisasi NU lebih baik kedepan. "Pernyataan Jazuni, sepertinya sesuai kenyataan di masyarakat sehingga pemaparannya mendapat respon luar biasa dari peserta yang hadir,"ungkapnya. (bst)