Media Bawean, 20 Agustus 2012
Ngoleleng Bhebiyen (Keliling Pulau Bawean) adalah tradisi turun temurun dari generasi ke generasi, mulai zaman terdahulu hingga sekarang tetap eksisi dan berkembang maju. Keliling Pulau Bawean dengan berjalan kaki dimasa lampau, hingga naik sepeda motor dan roda empat diera sekarang.
Pasa lebaran satu hari, ribuan warga Pulau Bawean berkeliling menaiki sepeda motor, roda empat dan sebagian kecil naik sepeda ontel (hari senin, 20/8/2012). Start awal mulai dari rumahnya, kemudian berkeliling menyusuri jalan lingkar Bawean (JLB), disetiap ada sanak saudara atau famili selalu berhenti untuk bersilaturrahim dan memanfaatkan momen hari raya idul fitri guna meminta maaf.
Didampingi keluarga, yaitu suami isteri dan anaknya berkeliling menyusuri jalan, selain singgah di rumah sanak famili, juga berhenti ke tempat-tempat obyek wisata seperti danau kastoba, penangkaran rusa, jherat lanjheng dan lapangan terbang Bawean.
Kudsi Jamil asal Batusendi ditemui Media Bawean di lapangan terbang menyatakan tujuannya bersilaturrahim ke Tambak, sehubungan ingin menikmati liburan bersama keluarga sehingga memutuskan singgah di lapangan terbang untuk mengetahui situasi dan kondisi hasil pembangunan hingga sekarang.
Matrusi asal Balikterus mengatakan tujuannya sekedar berlibur bersama anak kampung untuk menikmati suasana setelah merayakan hari raya idul fitri.
Ngoleleng Pulau Bawean juga dimanfaatkan warga untuk singgah disuatu tempat yang dianggapnya cocok untuk makan bersama keluarga. Dengan perbekalan secukupnya, warga Pulau Bawean menikmati suasana liburan bersama keluarganya.
Adapun keramaian tradisi ngoleleng Pulau Bawean, yaitu H+1, H+2 danj H+3, setelah hari raya idul fitri. (bst)
