Media Bawean, 24 Agustus 2012
Muhammad Juman sebagai warga Pulau Bawean yang kini aktif bekerja di Pulau Dewata Bali, tadi malam (jum'at, 24/8/2012) berkunjung ke kantor Media Bawean.
Tujuannya bersilaturrahim dan berdiskusi tentang rencana Pulau Bawean sebagai ikon wisata di Jawa Timur atau dikenal sebagai Bali-nya Jawa Timur.
Sebagai warga Pulau Bawean yang bekerja di Pulau Dewata Bali sejak tahun 1984 bisa membaca dan membandingkan kehidupan masyarakat Bali dengan Pulau Bawean.
"Kepada warga Bawean janganlah mimpi pulaumu akan dijadikan sebagai daerah tujuan wisata, sedangkan harapan kepada pemerintah mari membangun melalui sektor potensi kekayaan saja,"katanya.
"Sulit pengembangan pariwisata di Pulau Bawean, terkecuali masyarakatnya berani mengambil resiko besar untuk memulai kehidupan baru dengan menerima kebebasan dalam segala hal. Diantaranya bebas sex, tersedianya tempat hiburan, serta menerima budaya asing,"ujarnya.
Menurutnya, Pulau Bali bisa berkembang maju melalui pengembangan pariwisata disebabkan masyarakatnya sudah menerima segala resiko yang terjadi, dampaknya sudah jelas terasa diantaranya penduduk pribumi tinggal 25% saja. "Penduduk asli sudah memilih keluar, sedangkan aset didalam sudah berpindah tangan kepada orang asing atau orang lain,"paparnya.
"Apakah warga Pulau Bawean sudah siap menerima resiko besar untuk perubahan?"tanyanya sambi merenung.
"Kehidupan di Pulau Bali sangat mengerikan bila dibandingkan kehidupan Pulau Bawean yang tenang dan aman. Sistem kekerabatan dan kekeluargaan masih kental dan terasa ketika pulang kampung seperti sekarang ini,"terangnya.
"Masuk wisatawan harus siap menerima perubahan budaya didalamnya, bila orang tua masih bisa mempertahankan budaya aslinya tapi generasi penerusnya sudah mengikuti romantikan perubahan seperti trend modis cara berpakaiannya,"pungkasnya.
"Sulit dan mustahil terealisasi Pulau Bawean sebagai tujuan wisata atau ikon wisata di Jawa Timur, selama tokoh masyarakat termasuk ulama masih mempertahankan budaya asli Pulau Bawean,"tuturnya.
Sekarang, menurut pendapat Muhammad Juman, bagaimana pemerintah bersama warga Pulau Bawean bersama-sama mengembangkan segala potensi yang ada didalamnya. "Sebenarnya sangat banyak potensi didalam bisa dikembangkan untuk kemajuan perekonomian Pulau Bawean, seperti lahan pertanian dan perikanan serta produk unggulan seperti anyaman tikar dan batu onex,"jelasnya.
"Permasalahannya, daya tarik atau gairah investor untuk masuk masih berfikir panjang termasuk orang Pulau Bawean sendiri masih memikirkan untuk ruginya sehubungan kendala transportasi laut yang belum lancar,"imbuhnya. (bst)