Media Bawean, 16 Januari 2013
PERSOALAN pengadaan kapal penumpang saat cuaca buruk tidak hanya menjadi masalah warga Bawean. Sebab, hampir seluruh pelayaran di Indonesia lumpuh akibat gelombang di laut yang bisa mencapai 7 meter. Pemerintah Kabupaten meminta warga Bawean bersabar, karena Dinas Perhubungan sedang mengupayakan kapal yang boleh berlayar pada ombak besar.
”Kami sudah berusaha mengatasi hal ini, namun kami tidak bisa apa-apa kalau seandainya cuacanya memang buruk seperti ini,” kata Wakil Bupati Moch Qosim saat menemui warga Bawean di sekretariat Komunitas Warga Bawean Gresik (KWBG), Selasa siang.
Qosim juga menambahkan, pihaknya sudah mengirim surat kepada Panglima Koarmatim TNI AL untuk meminta bantuan kapal perang. Namun, hingga kini hari surat tersebut belum dijawab. Kemudian pihaknya
sudah meminta bantuan ke PT Dharma Lautan Utama. Surat ke PT DLU sudah dijawab, intinya mereka siap membantu.
“Hanya saja kapal DLU masih berada di luar pulau dan belum bisa balik ke Surabaya karena terhalang ombak. Kalaupun sudah kembali, secepatnya mereka akan bergeser ke Gresik untuk membantu memulangkan warga ke Bawean,” jawab Qosim.
Qosim memerintahkan Koordinator KWBG untuk mencatat calon penumpang yang diprioritaskan untuk berangkat ke Bawean. Sebab, kapal DLU hanya mampu memberabngkatkan sesuai kapasitas sekitar 400-500 Orang.
Terpisah, Direktur LSM Bawean Coruption Watch, Dari Nazar menyayangkan
langkah Pemkab Gresik yang dianggap kurang tanggap. Seharusnya pemerintah cerdas
tidak hanya bergantung pada kapal dari Dharma Lautan Utama saja.
Nazar juga mengatakan, alasan jika gelombang tinggi tidak bisa berlayar dianggap sebagai alasan klasik. “Untuk itu Pemkab Gresik harus membuka perizinan bagi pengusaha kapal yang ingin berinvestasi di Gresik. (rfs/ris)