Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Artis Dangdut asal Pulau Bawean
Menekuni Profesi Lebih Menjanjikan

Artis Dangdut asal Pulau Bawean
Menekuni Profesi Lebih Menjanjikan

Posted by Media Bawean on Kamis, 25 April 2013

Media Bawean, 25 April 2013 


Artis dangdut papan atas di Pulau Bawean, berhasil diwawancarai Media Bawean, terkait profesi yang ditekuninya selama ini.

Vivi Alfiyatun Khairiyah panggilan akbrabnya Vivi, berusia 18 tahun asal Kumalasa, Sangkapura, Gresik mangaku sudah ratusan kali tampil menghibur penggemarnya di Pulau Bawean.

"Sejak tahun 2007 masih duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA), sudah sering menerima undangan untuk tampil diatas panggung,"katanya.

Artis serba bisa menekuni seni sebagai vokalis dengan mengawali karernya dari seni musik zamrah, lalu berkembang sebagai artis dangdut, dan mandailing campur sari.

Tertarik menekuni profesi sebagai artis dangdut alasannya penghasilan pendapatan yang diterimanya lumayan besar, job pertama menerima Rp. 75.000 untuk sekali tampil, sekarang sudah naik pendapatannya Rp.250.000. Itupun menurut pengakuannya, tidak termasuk pendapatan saweran dari penggemar.  "Totalnya untuk sekali tampil bisa menerima Rp.1 juta,"ujarnya.

"Pendapatan banyak bila diundang dalam acara kunjungan pejabat dari Gresik di Pulau Bawean,"paparnya.

Adik ipar kepala desa Kumalasa, mengaku senang menekuni profesi sebagai artis dangdut sehubungan peluangnya lebih menjanjikan dibanding lainnya. "Bakat ataupun kesukaan menyanyi bisa tersalurkan,"tuturnya.

 Apakah pernah mendapat diprotes sama warga? "Yach, seringkali diprotes bila memakai pakaian yang minim,"jawabnya.

"Sebenarnya persoalan pakaian menyesuaikan dengan permintaan dari pengundang, tentunya kita beradptasi dengan lingkungan setempat agar tidak mendapat protesan,"terangnya.

Apa perbedaan artis lokal dengan artis dari daratan Pulau Jawa? "Sebenarnya sama saja, hanya artis lokal sudah seringkali tampil sehingga penontonnya merasa bosan,"ungkapnya.

Sudah banyak kampung yang didatangi di Pulau Bawean, kenangan pahit yang dialaminya? "Ketika turun hujan yang lebat, sedangkan medan jalannya menuju lokasi sulit untuk dilewatinya,"keluhnya.

 "Akibat hujan berdampak sepinya penonton yang hadir, juga pendapatan sawerannya berkurang,"pungkasnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean