Media Bawean, 28 April 2013
Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) tingkat MI ke IV dilingkungan Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik tahun 2013, bertempat di Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Al Khoiriyah Dalegan, Panceng, (sabtu, 27/4/2013).
Kekecewaan mendalam disampaikan Zakariyah sebagai pelatih bulutangkis, sehubungan atlet asal MINU 16 tidak diperkenankan bertanding oleh panitia pelaksana sehubungan keterlambatan datang di arena pertandingan.
Menurutnya, keputusan panitia pelaksana dengan menggugurkan atlet dari Pulau Bawean sangatlah merugikan. "Apalagi kedatangannya ke arena PORSENI dengan modal besar, bukan sedikit,"katanya.
"Jauhnya jarak tempat dengan sekretariat pelaksana PORSENI MI, yaitu 30 menit dengan naik angkutan umum (angkot) telah mengakibatkan fatal atas keputusan panitia yang tidak mengenal toleransi sedikitpun,"paparnya.
"Seyogyanya panitia memberikan petunjuk tentang lokasi tempat pertandingan berlangsung, akibatnya pendamping dan peserta dibuat kebingungan atas pelaksanaan PORSENI di Gresik,"ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Zulkarnaen sebagai guru pendamping atlet bulutangkis, sebenarnya persiapan siswanya untuk mengikuti pertandingan sudah matang. "Tapi kecewa berat, sebelum bertanding sudah digugurkan oleh panitia,"ujarnya.
"Kasihan sekali dengan siswa yang juga didampingi orang tuanya, gagal bertanding gara-gara panitia pelaksana tidak memberikan informasi yang baik, serta memutuskan sepihak tanpa ada sedikitpun rasa toleransi,"terangnya. (bst)
Kekecewaan mendalam disampaikan Zakariyah sebagai pelatih bulutangkis, sehubungan atlet asal MINU 16 tidak diperkenankan bertanding oleh panitia pelaksana sehubungan keterlambatan datang di arena pertandingan.
Menurutnya, keputusan panitia pelaksana dengan menggugurkan atlet dari Pulau Bawean sangatlah merugikan. "Apalagi kedatangannya ke arena PORSENI dengan modal besar, bukan sedikit,"katanya.
"Jauhnya jarak tempat dengan sekretariat pelaksana PORSENI MI, yaitu 30 menit dengan naik angkutan umum (angkot) telah mengakibatkan fatal atas keputusan panitia yang tidak mengenal toleransi sedikitpun,"paparnya.
"Seyogyanya panitia memberikan petunjuk tentang lokasi tempat pertandingan berlangsung, akibatnya pendamping dan peserta dibuat kebingungan atas pelaksanaan PORSENI di Gresik,"ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Zulkarnaen sebagai guru pendamping atlet bulutangkis, sebenarnya persiapan siswanya untuk mengikuti pertandingan sudah matang. "Tapi kecewa berat, sebelum bertanding sudah digugurkan oleh panitia,"ujarnya.
"Kasihan sekali dengan siswa yang juga didampingi orang tuanya, gagal bertanding gara-gara panitia pelaksana tidak memberikan informasi yang baik, serta memutuskan sepihak tanpa ada sedikitpun rasa toleransi,"terangnya. (bst)