Media Bawean, 2 Mei 2013
Kategori Umum
Nama : A l w i, S.Si
Pekerjaan : Staf Pengajar MA. Mambaul Falah Tambak
Alamat : Menara Kelbung Desa Gunungteguh
Kecamatan Sangkapura
Email : ahmad.alwi90@yahoo.com
(Sebuah Konsepsi: Ekoturisme)
Pariwisata berbasis kekayaan alam telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh para pelaku wisata. Kebanyakan negara maju seperti Eropa dan Amerika wisatawan melakukan kunjungan ke negara-negara dengan tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) tinggi untuk mencari gambaran baru tentang sisi lain kehidupan yang tidak didapatkan di Eropa maupun Amerika. Sisi lain yang dimaksud adalah keragaman budaya, bentang alam, satwa dan tumbuhan serta adat istiadat masyarakat setempat. Faktanya, daya tarik alam sendiri telah mampu menyedot wisata dan mendatangkan dampak ekonomi yang berarti atau signifikan bagi masyarakat. Seringkali wisata ini disebut sebagai minat khusus dan dikaitkan dengan apa yang dikenal dengan ekowisata. Aktifitas di dalamnya bisa berupa wisata petualangan, diving dan pengamatan hewan langka dan endemik, aktifitas tersebut sangat mungkin dilakukan di Pulau Bawean. Sisi lain yang terlupakan potensi Pulau Bawean adalah pengamatan Rusa Bawean (Axis kuhlii) dan diving di Pulau China desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak, atau melihat keindahan sepertiga Kecamatan Sangkapura dengan lautnya di lihat dari puncak gunung Balang (Bawean : Bhelang) di dusun Menara Desa Gunungteguh Kecamatan Sangkapura. Ke- duanya tanpak seperti gambar di bawah ini.
Saat ini dengan adanya otonomi daerah, banyak daerah-daerah berusaha untuk mencari alternatif pendapatan daerah bagi pembiayaan pembangunan di daerahnya masing-masing. Sektor pariwisata memainkan peran penting dalam menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam banyak hal, pariwisata menawarkan suatu kekuatan bagi pendapatan daerah. Kawasan-kawasan yang memiliki bentang alam dan komponen hayati indah adalah kawasan yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan lebih lanjut. Kebanyakan pulau kecil seperti Pulau Bawean masih memiliki eksotisme alam potensial tinggi untuk dijadikan daerah tujuan (destinasi) wisata berbasis kekayaan alam (ekowisata atau ekoturisme).
Banyak kegiatan ekoturisme diadakan dalam kawasan lindung. Perencanaan kawasan lindung mempunyai arti strategis bagi ruang gerak pertumbuhan dan perkembangan ekoturisme yang ada di dalamnya sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi konservasi kawasan lindung. Dengan demikian menciptakan keadaan yang sesuai dan ideal untuk menghindari hal-hal tersebut di atas harus dilakukan. Dalam hal ini, sangat sangat jelas bahwa visi dan misi yang diemban untuk pengembangan pariwisata harus jelas dan dipahami secara keseluruhan oleh semua pihak sehingga tidak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengganggu norma budaya masyarakat lokal.
Pulau Bawean, dengan berbagai potensi alamnya yang asri termasuk pulau potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata dengan melibatkan seluruh komponen. Keanekaragaman hayati dan pesona alam Bawean menjadi magnet bagi pelaku wisata sebagai destinasi terbaru. Idealnya, dalam sebuah perencanaan wilayah, terutama kawasan lindung yang akan disertakan dalam industri pariwisata di Pulau Bawean harus memperhatikan tiga hal pokok:
1. Komponen Ekologis yang terdiri dari kawasan lindung dan nilai keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya.
2. Komponen Ekonomi yang mendukung keberlanjutan manajemen yang akan berlangsung dan penggunaan sumberdaya alam dalam konteks pertanian, peternakan, hutan, perkampungan dan infrastruktur yang ada di dalamnya.
3. Komponen Sosial Budaya yang dapat menfasilitasi partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan sumberdaya dan proses pengambilan keputusan, serta memberikan kesempatan kepada seluruh orang untuk mencukupi kebutuhannya.
Jadi, keseimbangan antara wisata dan pembangunan sektor ekonomi, perlindungan lingkungan dan kepuasan kedua belah pihak yaitu wisatawan dan masyarakat lokal adalah pokok-pokok pikiran dalam mengintegrasikan wisata berkelanjutan yang harus dilakukan oleh pemerintah serta pihak yang berkepentingan di dalamnya.