Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Potensi Dan Peluang Investasi
Di Sektor Pariwisata Bersama Bawean

Potensi Dan Peluang Investasi
Di Sektor Pariwisata Bersama Bawean

Posted by Media Bawean on Selasa, 06 Agustus 2013

Media Bawean, 6 Agustus 2013 

Lomba Menulis Opini dan Artikel 
Kategori Umum 

Nama Penulis : Chris Suharyanto Candra 

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta / 30 Juli 1986 
Alamat Tempat Tinggal : Jalan Pasar Inpres No. 52 RT. 014 RW. 03 
Kel. Gandaria Utara Kec. Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12140 
Alamat Email : chris.suharyanto@gmail.com 
Twitter : @chandra_chris 


Pulau Bawean merupakan pulau kecil yang menyimpan banyak potensi dibidang pariwisata, terutama keindahan alamnya. Keindahan ini belum dimaksimalkan selagi memiliki potensi sebagai destinasi objek pariwisata alam. Dalam perancangan ini media promosi berperan penting untuk mempromosikan Pulau Bawean sebagai objek wisata alam utama Kabupaten Gresik. Wisata alam yang dimiliki Pulau Bawean meliputi taman laut disekitar Pulau Noko dan Pulau Gili, sumber air panas di Desa Sungai Rujing, Sawah Mulya dan di Desa Kepuh Teluk, air terjun (Laccar, Kodhuk-Kodhuk, dan Palomon), danau Kastoba yang mempunyai luas 24 hektare dan kedalaman 139 meter, serta keindahan pantai-pantainya. Namun, jumlah wisatawan yang mengunjungi Pulau Bawean tergolong kurang memuaskan. Bawean merupakan sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Gresik dan berjarak sekitar 150 km dari daratan utama Gresik ke arah utara Pulau Jawa.

Selain wisata alam, Bawean juga mempunyai potensi objek wisata sejarah, budaya, dan kerajinan. Untuk wisata sejarah meliputi kubur panjang yang diyakini masyarakat sekitar sebagai makam Sembada dan Dora, para punakawan Ajisaka yang berlokasi di Desa Lebak. Makam keramat Jujuk Cempa, makam Syekh Umar Mas’ud penyebar agama islam di Bawean, makam Pangeran Purbonegoro (ulama’ dan penguasa yang bijak di Bawean), makam Pangeran Cokrokusumo, dan makam Waliyah Zainab, seorang wanita jawa yang menyebarkan agama islam di Bawean. Sedangkan potensi wisata lainnya antara lain pertunjukan tari-tarian khas Bawean, yaitu Tari Saman dan Tari Korcak yang biasanya ditarikan pada hari-hari besar Islam. Prosesi manten Bawean yang unik, perayaan Maulid Nabi Muhammad dengan menabuh rebana dikker, serta kerajinan tikar pandan khas Bawean yang terbuat dari pandan panjang dan pewarna alami.

Menurut penulis dalam membaca literatur Pulau Bawean juga menjadi rumah khusus bagi Rusa Bawean yang mempunyai nama latin Axis kihlii, karena keberadaannya hanya ada di pulau bawean sehingga termasuk daftar hewan yang sangat langkah. Rusa Bawean (Axis kihlii) merupakan satwa yang dilindungi sejak tahun 1970 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 241/KPTS/Um/8/1970 tanggal 26 Agustus 1970, serta diperkuat lagi dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 301/KPTS-II/1991 tanggal 10 Juni 1991 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.

Potensi dan peluang investasi di sektor pariwisata difokuskan untuk segera mewujudkan industri pariwisata yang berfokus pada pariwisata alam. Berikut ini potensi wisata yang dimiliki oleh Pulau Bawean, antara lain:

1. Objek Wisata Air Panas Sangkapura, terletak di Desa Sawahmulya dan Sungai rujing Kecamatan Sangkapura dengan jarak 2 km dari Pelabuhan Sangkapura.

2. Objek Wisata Air Terjun Kodhuk-Kodhuk, terletak di Desa Patar Selamat Kecamatan Snagkapura dengan jarak 7 km dari Pelabuhan Sangkapura.

3. Objek Wisata Air Terjun Laccar, terletak di Desa Teluk Dalam Kecamatan Sangkapura dengan jarak 12 km dari Pelabuhan Sangkapura.

4. Objek Wisata Danau Kastoba, terletak di atas gugusan perbukitan ditengah Pulau Bawean. Termasuk dalam wilayah Desa Paroman Kecamatan Tambak dan Desa Balik Terus Kecamatan Sangkapura dengan jarak 33 km dari Pelabuhan Sangkapura dan 5 km dari Bandar Udara Bawean yangs edang dalam proses pembangunan.

5. Objek Wisata Kawasan Pesanggrahan, merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda yang terletak di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura dengan jarak 1 km dari Pelabuhan Sangkapura.

6. Objek Wisata Kubur Jujuk Tampo, terletak di Dusun Tamo Desa Pudakit Barat Kecamatan Sangkapura dengan jarak 5 km dari Pelabuhan Sangkapura.

7. Objek Wisata Kubur Panjang pantai Tengghen, terletak di Desa Lebak Kecamatan Sangkapura dengan jarak 4 km dari Pelabuhan Sangkapura dan berdekatan dengan jalan lingkar Bawean.

8. Objek Wisata Pulau Selayar, termasuk dalam wilayah Desa Rujing Kecamatan Sangkapura dengan jarak 4 km dari Pelabuhan Sangkapura.

9. Objek Wisata Pantai Labuhan dan Pejinggahan, terletak di sisi utara Pulau Bawean dan termasuk dalam wilayah Desa Tanjungori Kecamatan Tambak yang berjarak 30 km dari Pelabuhan Sangkapura dan berjarak 1,5 km dari Bandar Udara Bawean yang kini dalam proses pembangunan.

10. Objek Wisata Pantai Nyimas, terletak di sisi utara Pulau Bawean dan termasuk dalam wilayah Desa Diponggo Kecamatan Tambak dengan jarak 31 km dari Pelabuhan Sangkapura dan 2 km dari Bandar Udara Bawean yang kini dalam tahap pembangunan.

11. Objek Wisata Pantai Tajhunngghe’en, termasuk dalam wilayah Desa Kumalasa Kecamatan Sangkapura dengan jarak 9 km dari Pelabuhan Sangkapura.

12. Objek Wisata Penangkaran Rusa Bawean, terletak di Desa Pudakit Timur Kecamatan sangkapura dengan jarak 6 km dari Pelabuhan Sangkapura dan berbatasan dengan hutan suaka alam Bawean.

13. Objek Wisata Pulau Cina, merupakan pulau kecil di sisi utara yang terlepas dari Pulau Bawean dengan jarak 100 m dari Pulau Bawean.

14. Objek Wisata Pulau Gili dan Noko, termasuk dalam wilayah Desa Sidogedungbatu Kecamatan Sangkapura dengan jarak 10 km dari Pelabuhan Sangkapura. Untuk menuju Pulau ini wisatawan harus menaiki perahu dari Desa Sidogedungbatu.

Masyarakat Ekowisata dalam Buku Perancangan Ekowisata oleh Damanik dan Weber mengartikan ekowisata sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan cara mengonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (responsible travel to naturals areas that conserves the environment and improves the well-being of local people). Damanik dan Weber menyebutkan tiga perspektif ekowisata, yaitu ekowisata sebagai produk, ekowisata sebagai pasar, dan ekowisata sebagai pendekatan pengembangan. Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam. Ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Akhirnya sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pariwisata secara ramah lingkungan.

Daftar Pustaka

- Al-Irsad, Fathan. 2008. Sketsa Bawean. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

- Damanik, Janianto dan Helmut F. Weber. 2006. Perancangan Ekowisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.

- Vredenbregt, Jacob. 1990. Bawean dan Islam. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

- Gunawan, Bani Aji. 2010. Buku Panduan Wisata Kabupaten Lamongan yang Memudahkan dan Memenuhi Kebutuhan Informasi Perjalanan Wisata. Jurnal Desain Buku Panduan Wisata Kabupaten Lamongan.

- Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean