Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Fuad Mahsuni (Anggota DPRD Jatim) Mendesak Lapter Segera Beroperasi

Fuad Mahsuni (Anggota DPRD Jatim) Mendesak Lapter Segera Beroperasi

Posted by Media Bawean on Sabtu, 02 November 2013

Media Bawean, 2 November 2013 


DPRD Jatim mendesak pemerintah mempercepat pembangunan Bandara Bawean di Kabupaten Gresik. Tujuannya, agar bandara yang sangat dibutuhkan masyarakat Bawean itu dapat segera dioperasionalkan.

"Tahun 2014 nanti Bandara Bawean harus sudah dioperasikan sesuai target yang ditetapkan,” tegas Anggota DPRD Jatim, Fuad Masyuni, Jumat (1/11/2013).

Menurut Fuad, percepatan pembangunan Bandara Bawean tak bisa ditunda. Karena bandara ini termasuk 12 di antara 24 bandara kecil di Indonesia yang siap beroperasi. Untuk itu, pihaknya minta pemerintah tidak hanya fokus membangun bandara-bandara besar, tapi keberadaan bandara kecil atau perintis juga harus dipikirkan.

”Keberadaan bandara kecil sangat penting untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah, khususnya di wilayah pedalaman,” terang Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim ini.

Khusus Bandara Bawean, jika dioperasionalkan, Fuad memperkirakan akan moda transportasi udara akan ramai dan jadi pilihan baru masyarakat. Karena banyak warga di sana yang bekerja di sejumlah negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.

Terlebih, moda transportasi laut yang menghubungkan Kota Gresik-Pulau Bawean sangat terbatas. Saat ini hanya dilayani dua kapal roro milik Express Bahari dan Tunggal Samudera.

Namun, ketika gelombang laut mencapai ketinggian 3 meter, kapal takut beroperasi. Akibatnya, jam operasional menjadi tidak menentu.

Selain Bandara Bawean, 12 bandara kecil di Indonesia yang siap beroperasi adalah Banda Medan Baru, Pekonserai, Muara Bungo, Bone, Sumarorong, Kuffar-Seram, Tual Baru, Saumlaki Baru, Wai-sai, Kamanap, dan Waghete Baru.

Sumber : SURYA.

Gagal Operasional 2013

Bupati Gresik Sambari Halim Radianto pun gagal mengoperasikan Lapter Bawean. Meskipun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik hingga detik ini yakin akhir Desember nanti sudah uji coba, tapi Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Jatim memastikan mustahil ada pesawat yang menjajal di Lapter Bawean tahun 2013 ini.

“Memang rencananya Desember 2013 nanti, Lapter Bawean akan diresmikan Menteri Perhubungan (Menhub) bersama dengan beberapa bandara lain di Indonesia. Tapi melihat kondisi sekarang, sepertinya sulit,” ujar Wahid Wahyudi, Kepala Dishub LLAJ Jatim, Kamis (31/10) malam.

Menurutnya, untuk mengoperasionalkan lapter itu perlu banyak perlengkapan dan infrastruktur. Khusus perlengkapan seperti Air Traffic Control (ATC) di sana sekarang belum ada. “Padahal sekarang sudah memasuki November, tinggal dua bulan lagi waktunya jika dipaksakan Desember. Jadi tidak mungkin dioperasionalkan tahun ini. Tapi kalau tahun depan bisa,” imbuhnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Abdul Basith, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerbang Bawean. Berdasarkan pengamatannya di lapangan, saat ini memang ada pengerjaan penambahan runway pesawat. “Pengerjaan dilakukan setelah ada pembebasan lahan beberapa waktu lalu. Tapi jika akan dioperasionalkan tahun ini, saya yakin tidak bisa. Karena belum ada perlengkapan apapun di sana. Sedangkan, tahun ini tinggal dua bulan saja,” ungkapnya.

Diungkapkannya, proyek lapter telah terkatung-katung sejak 2006. Semula ditargetkan lapter selesai 2007 tapi meleset dan kemudian ditargetkan kembali selesai tahun 2009. Itu pun mengalami nasib yang sama, meleset kembali. Hingga beberapa waktu lalu, Bupati Gresik memastikan Lapter Bawean akan operasional pertengahan 2013, tapi sampai sekarang belum juga bisa diujicoba.

Dikonfirmasi terpisah, Mochammad Yusuf Ansori, Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Pemkab Gresik tetap yakin jika ujicoba Lapter Bawean Desember nanti. “Desember nanti sudah bisa uji coba. Sekarang pembangunannya tinggal finishing saja,” tandasnya.

Pembangunan yang dimaksud, tambah Yusuf, adalah penambahan panjang runway, dari 900 meter menjadi 1.200 meter. “Pembangunan itu kan tanggung jawab Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Pemkab Gresik hanya yang membebaskan lahan saja,” tandasnya.

Terkait pembebasan lahan, lanjut Yusuf, saat ini sudah 98 persen. “Ada dua petak lahan yang tidak bisa dibebaskan, dan memang tidak akan dibebaskan. Tapi lokasinya jauh dari runway, jadi kami pastikan tidak akan mengganggu,” ungkapnya. “Pastinya, akhir tahun ini sudah ada uji coba,” tandasnya kembali.sep,md1

Sumber : Surabaya Post

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean