Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Kritik Membangun Untuk Pemerintah dari Dosen UIN Malang asal Bawean

Kritik Membangun Untuk Pemerintah dari Dosen UIN Malang asal Bawean

Posted by Media Bawean on Selasa, 10 Desember 2013

Media Bawean, 10 Desember 2013 

Aunur Rofiq, Lc, M.Ag, Ph.D. sebagai dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang mengaku caremmet (kesal) melihat situasi dan kondisi di Pulau Bawean, yang sampai saat ini persoalan belum kunjung terselesaikan, wabil khusus persoalan transportasi laut yang menghubungkan Gresik dengan Pulau Bawean.

"Sungguh sangat kasihan dengan warga yang disana, Pulau Bawean menjadi Pulau "Terisolir",katanya.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, Pulau Bawean mempunyai wakil rakyat, hanya bisa duduk manis di Gresik,"ujarnya.

Menurutnya, sungguh menarik apa yang dinyanyikan Iwan Fals, "Wakil Rakyat seharusnya "merakyat", jangan tidur waktu sidang tentang rakyat". "Merakyat" itu maksudnya adalah gagasan, kerja keras, kekritisan sejatinya dipersembahkan demi dan untuk rakyat Pulau Bawean. Bukan monopoli diri si wakil rakyat,"paparnya.

Tapi menurut pernilaian Aunur Rofiq, persoalan Pulau Bawean belum terselesaikan disebabkan oleh kesalahan kita juga sih, milih wakil rakyat kurang "berkualitas".

Selanjutnya Sekprodi Magister PGMI Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Malang menyatakan kita sebagai warganya juga kurang tegas, kurang cerewet terhadap Pemerintah Kabupaten Gresik. "Beraninya berantem sesama warga Pulau Bawean. Padahal Pulau Bawean punya daya tawar yang tinggi, kata KH. Dr. M. Dhiyauddin Quswandhi, Titik dari huruf Nun itu adalah Pulau Bawean. Nun sepadan dengan kata nur (cahaya) yang berarti ilmu atau kesadaran. Pulau Jawa dan Pulau Bawean tidak dapat dipisahkan baik dalam tataran spiritual, historis, maupun sosiopolitik. Kebangkitan spiritual umat Islam di Jawa akan bermula ketika cahaya ruhani Islam berkilau di Pulau Bawean. Hal ini menyerupai huruf Nun yang tidak mungkin “hidup” –dibaca sebagai huruf –jika tidak terdapat Titik”, jelasnya. 

Sejatinya menurut Aunur Rofiq, statemen Bupati Gresik Dr. Ir. H. Sambari Halim Radianto.ST. M.Si. dalam sambutannya di saat peresmian Gedung Pusat Informasi Bawean dulu, "Bawean bukan bagian dari Gresik, tapi Bawean Kabupaten Gresik" (Warta Giri Edisi 01 tahun 2011:8), dibuktikan secara serius khususnya di bidang pendidikan berkualitas, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam secara profesional dan transparan dan lain-lain. 

"Adapun pembangunan paving, PLN, masih belum cukup. Rumah Sakit, oke, persoalannya adalah mau tidak melayani si miskin? saya tidak yakin itu,"tuturnya.

Persoalan lainnya, ungkapnya adalah masalah kapal saja tidak pernah selesai, dan kurang serius. "Akibatnya calon penumpang di Pelabuhan Gresik terlunta-lunta seperti pengungsi Palestina yang di kejar-kejar tentara Israel. Menyakitkan dan menyebalkan memang, jika melihat fenomena itu,"ungkapnya.

"Belum lagi tentang Rusa Bawean (Axis kuhlii) yang merupakan salah satu jenis rusa yang hanya ditemukan di Pulau Bawean. Apa peduli pemerintah Propinsi dan Kabupaten Gresik terhadap spesies langka ini? Wah saya termasuk yang skeptis untuk percaya,"pungkasnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean