Media Bawean, 19 Mei 2014
Keseriusan pemerintah untuk menjaga kekayaan laut di Pulau Bawean, dibuktikan dengan penanaman terumbu karang oleh Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Gresik, (minggu, 18/5/2014).
Transplantasi terumbu karang di sekitar laut Pulau Gili, diikuti rombongan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Gresik bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, dosen perguruan tinggi di Jawa Timur dan mahasiswa Unibraw Malang.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Gresik, Sentot Supriyohadi disela-sela pemasangan rak berisi terumbu karang mengajak kepada seluruh warga untuk menjaga kekayaan alam dibawah laut di Pulau Bawean.
Menurutnya potensi laut di Pulau Bawean mulai rusak akibat adanya aksi potasium ataupun sejenisnya sehingga mengancam kekayaan laut. "Solusinya warga harus punya rasa saling memiliki dan turut serta menjaganya,"katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Cak Kandar dari dosen Unibraw Malang, setelah dilakukan penelitian ternyata kondisi terumbu karang mulai banyak yang rusak, diprediksi jika tidak ada antisipasi sekitar 5 tahun kedepan akan rusak total.
Mengantisipasi rusaknya terumbu karang di laut Pulau Bawean, Rini Mustikawati, Kepala Seksi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur berpendapat untuk menjaga potensi laut perlu adanya kawasan konservasi. "Perlu adanya zonasi di seluruh laut Pulau Bawean,"ujarnya.
"Untuk mengaturnya bisa melalui peraturan bupati untuk mencegah kerusakan ekosistem di laut Pulau Bawean,"terangnya. (bst)
"Untuk mengaturnya bisa melalui peraturan bupati untuk mencegah kerusakan ekosistem di laut Pulau Bawean,"terangnya. (bst)