Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Mahasiswa Tak Mau “Bara – Bere“

Mahasiswa Tak Mau “Bara – Bere“

Posted by Media Bawean on Rabu, 07 Mei 2014

Media Bawean, 7 Mei 2014

Oleh : Moh. Nasir,M.Pd.I, 
Pengajar MA. Hasan Jufri dan Dosen STAIHABA Bawean

Berbicara tentang mahasiswa, hal yang sangat urgensi pertama kali kita kritisi dan di pertanyakan kembali adalah, benarkah anda mahasiswa ?, jika iya, dimanakah eksistensi anda sebagai seorang mahasiswa ?, ataukah anda sampai saat ini belum mengerti arti dari mahasiswa itu sendiri ?, kalau iya, betapa sangat naif anda, apabila tidak mengenal diri anda sendiri.

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut, atau akademik. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat di sebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna Mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.

Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sikdisnas Bab VI bagian ke empat pasal 19 bahwasanya “Mahaswiswa” itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa/murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa pembelajaran.

KNOPFEMACHER (Dalam Suwono 1978), memberikan pengertian mahasiswa merupakan insan-insan sarjana yang dalam keterlibatannya di perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), di didik dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa adalah seorang agen perubahan dalam masyarakat dan tentunya juga sebagai kontroler dalam pemerintahan. Jadi sebagai seorang mahasiswa harus mampu untuk melakukan perubahan dalam masyarakat disekitarnya dan dapat mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah. Karena bagaimanapun kita ketahui secara bersama banyak dari kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan bagi masyarakat-masyarakat yang ada di bawah. Sehingga mahasiswa harus mampu melakukan pergerakan dan melakukan perubahan yang menguntungkan bagi masyarakat.

Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapapun tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata perkata. Mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa diberbagai belahan bumi.

Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa, diantaranya:

1. Direct of change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDM-nya yang banyak.
2. Agent of change, mahasiswa agen perubahan, maksudnya SDM-SDM untuk melakukan perubahan.
3. Iron stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis
4. Moral force, mahasiswa itu kumpulan orang yang memiliki moral baik
5. Social control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan social yang dilakukan dimasyarakat.

Kalau kita analisis dari pemaparan di atas, betapa sangat bangga, dibanggakan serta diidolakan, kehadirannya untuk menjadi seorang pemimpin-pemimpin di masa depan. Yang menjadi kegelisahan penulis tentang eksistensial mahasiswa khususnya di pulau Bawean ini, banyak mahasiswa saat sekarang ini yang ingin pandai tetapi tidak mau belajar. Ingin menjadi intelektual tetapi tidak melakukan penelitian, ingin menjadi sarjana tetapi malas untuk kuliah. Jadi istilahnya Sundanya tidak mau “Bara-Bere” tidak mau repot-repot bersusah payah untuk berkorban, baik waktu, materi maupun tenaga.

Kita ketahui sarjana S1 ditempuh 4 tahun, maunya dilewati 1 atau 2 tahun. Belajar di bangku perkuliahan tantangan tak bisa dielakkan dari financial, Tetapi maunya yang gratisan. Proses PBM dalam akademisi kampus dilalui selama 6 hari. Maunya hanya sehari. Fenomena ini sangat kronis sekali. Tidak sadarkah Anda wahai sobat mahasiswa? Bahwa Anda telah memaksa kapal laut untuk berlayar di daratan. Kalau kita mau berfikir secara sehat, kita ketahui bahwa pangsa pasar dalam dunia pendidikan khususnya di pulau bawean sudah tidak imbang lagi. Setiap tahun lulusan-lulusan sarjana terus mengalir, sementara lembaga yang ada tetap itu-itu saja, tanpa perkembangan yang berarti. Sehingga teori ekonomipun berjalan. Kalau produksi lebih banyak dari pada permintaan, maka hasilnya barang itu akan murah harganya. Demikian juga yang terjadi pada guru-guru dalam dunia pendidikan kita saat sekarang ini. Intropeksilah wahai sahabat mahasiswa !.

Masaku dengan masamu tentunya tidak akan sama. Maka dari itulah persiapkanlah diri anda untuk menjadi seorang sarjana yang punya nilai plus, untuk bisa bersaing dipasaran dunia pendidikan. Menjadi mahasiswa harus mau “ Bara – Bere “, dengan konsep “ siapa yang bersungguh-sungguh, pasti berhasil “. Dengan TRI DARMA PERGURUAN TINGGI di dadamu, semoga anda bisa menjadi mahasiswa sejati. Amin.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean